Ch. 12

2.6K 128 6
                                    

ah, aku lupa memberitahu satu hal, disini Fayla atau Filia belum ingat dengan dendamnya, tapi mereka sudah ingat kalau mereka adalah satu.

maaf baru upload sekarang *bow ^^a sebenernya udah chapter ini aku mau izin hiatus, udah ada berbagai pemantapan di depan mata yang harus aku hadapin. huh, ini aja nyuri-nyuri waktu ngetiknya, itu sebabnya aku lama upload ^^a.

oiya, aku bakal hiatus beberapa minggu (kayaknya), setelah itu muncul bentar dan kembali hiatus untuk menghadapi US dan UN.

-----------------------

@kerajaan vampire

“Kau menyerahkan dirimu sendiri, hahahaha! sungguh bodoh!” teriak seseorang dihadapan seorang perempuan yang terikat di sebuah tiang. “Aku tidak menyangka kau akan melakukan hal ini” kata orang itu sembari menyentuh dagu orang yang terikat itu. “Apa kau tidak suka? aku melakukan ini untuk negriku” kata orang yang terikat itu. “Negrimu? ternyata kau benar-benar bodoh. Dengarkan ini baik-baik keledai. kau bukan seorang vampire, bahkan sekarangpun kau bukan seorang Angel. hahaha.. kau hanya seonggok sampah tak berguna dan layak dibuang!” kata orang itu sakratis. “Lalu, untuk apa kau memungut sebuah sampah tak berguna ini?” tanya orang yang terikat itu santai. “Hahaha, aku akan mendaur ulang dirimu. kau bisa menjadi sebuah senjata mematikan jika sudah didaur ulang, Fayla” kata orang itu sembari keluar dari ruangan tersebut dengan seringaiannya. “Senjata mematikan akan memberi dampak yang sama pada penggunanya, Lilian” desis Filia saat pintu ruangan itu sudah tertutup.

“Kenapa kau kembali?” tanya seseorang yang muncul dari kegelapan di ruangan itu. “Apa aku harus menjawab pertanyaan itu?” tanya Filia balik. orang itu berjalan semakin dekat kearah Filia dan semakin memperlihatkan wajahnya. “Tentu” jawab orang itu. “Aku ingin melakukan sesuatu. entahlah, ada sebuah dorongan untuk melakukan sesuatu itu, dorongan yang sangat kuat. kenapa kau disini Stev?” tanya Filia. “Sesuatu? hal apa? aku disini untuk melihatmu saja” tanya dan jawab Stev. “Hm, entahlah, aku tak tahu hal apa yang harus aku lakukan” jawab Filia santai. namun, karena nada santai itulah Stev menjadi semakin heran. “Kau tenang sekali, kenapa? bukankah sebentar lagi kau mati?” tanya Stev heran. “Kau ingin melihatku atau mengintrogasiku?” tanya Filia balik. “Sepertinya keduanya” jawab Stev. “Hah, bukankah aku pernah bilang. kematian bagi makhluk abadi adalah sebuah kado istimewa. siapa yang ingin menjadi abadi? ah ada, seseorang yang serakah. orang seperti itulah yang biasanya ingin menjadi seorang makhluk abadi, untuk menguasai segalanya” jawab Filia. “Siapa yang kau maksud serakah itu? bukankah para vampire memiliki sifat serakah yang memang alami, itu berarti kau menghina kaummu sendiri” tanya Stev. “Bisakah kau cari tahu hal seperti itu sendiri?, kaum? kau tidak mendengar apa yang dikatakan Lilian tadi? Aku bukanlah vampire, juga bukan angel. aku hanya seonggok sampah yang akan didaur ulang menjadi sebuah senjata” jawab Filia. “Sampah?” guman Stev. “Iya, matemu sendiri yang telah mengatakannya” kata Filia. “Darimana kau tahu hal itu?” tanya Stev kaget. “Hm, terlihat jelas” kata Filia sembari memperhatikan pundak kanan Stev. Stev hanya membelalakan matanya kaget. “Biasa saja, heh cepat keluar dari sini, matemu pasti sudah menunggumu” kata Filia mengingatkan. Stev mengangguk dan keluar dari ruangan itu. “Maaf” gumam Stev pelan. “Tidak apa-apa” jawab Filia dengan senyumnya. kemudian pintu kembali tertutup.

‘Kau menyayanginya bukan?’ tanya Fayla

‘Sebagai kaka, tentu saja’ jawab Filia

‘Tapi sayang sekali, kau tidak bisa menyayanginya terlalu lama lagi Filia’ kata Fayla

‘Apa maksudmu?’ tanya Filia heran

‘Aku tidak tahu pasti, jika kau mau tahu kau bisa tanyakan pada temanku. Vani’ jawab Fayla

‘Angel Element bumi itu? apa yang bisa dia lakukan? lagipula, waktuku sudah habis. bukan waktuku saja, waktumu juga’ kata Filia

‘Hahaha, kau benar. waktu kita berdua telah habis. Vani itu bisa melihat masa depan, yah meskipun jarang sekali muncul. tapi kemampuannya itu sangat akurat, jika kau sempat bertemu dengannya lagi tanyakanlah hal apa yang membuatmu tidak bisa menyayangi Stev terlalu lama’ kata Fayla sebelum mengakhiri pembicaraan batin itu.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang