Ch. 13

2.9K 115 11
                                    

hai.. ^^ pada kangen ga nih sama aku? kekekeke.. ^^

aku udah buat status dan aku janji bakal upload minggu ini ^^ dan aku ingin menepati janjiku itu ^^

happy reading all ^^ (for silent readers and readers aktif ^^)

@angel’s world

Vani terus terdiam melamun di halaman belakang, tidak mau sarapan dan bahkan dia tidak berbicara pada siapapun hari ini. “Vaniku, makan dulu ya” bujuk Revin sembari hendak menyuapi Vani, namun Vani tetap tidak bergeming saat Revin mendekatkan sendok yang berisi nasi kepada Vani. “Sebenarnya apa yang terjadi pada Vani? kenapa dia tidak memakan sarapannya bahkan dia berdiam diri seperti itu” bisik Adam pada Moly. “Aku juga bingung, padahal kemarin dia tidak apa-apa. dia seperti orang yang mengalami depresi dan trauma akut” bisik Moly juga dengan nada khawatir. Zyko yang melihat keadaan Vani hanya bisa menghela nafas beratnya.

akhirnya Adam, Zyko dan Moly memilih mendekati para angel element bumi itu. “Revin, apa Vani melihat sesuatu yang aneh kemarin? sesuatu yang membuatnya ketakutan” bisik Zyko para Revin. Revin hanya terdiam sembari mengingat apa saja yang telah mereka lihat kemarin. “Sepertinya tidak” bisik Revin. “Kenapa?” gumam Vani. “Apa?” tanya Adam, Moly, Revin dan Zyko kompak saat mendengar Vani menggumamkan sesuatu. Vani hanya kembali terdiam, tampa disadarinya setetes air mata jatuh membasahi pipinya. “Vaniku kau kenapa?” kata Revin sembari memeluk Vani. “Pengorbanan, Darah, Kegelapan, Persaingan, Persahabatan, Kematian” guman Vani dengan manik mata kosong dan berubah menjadi kecoklatan. “Apa yang kau katakan Vani?” tanya Zyko heran. “Kematian, Kematian, Kematian. hiks.. kenapa? KENAPA!?” teriak Vani frustasi sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis sekencang-kencangnya. “Tenang Vaniku, aku ada di sini. tidak akan ada kematian jika kau tetap berada disampingku” kata Revin sembari mengencangkan pelukannya pada Vani. Moly dan Adam hanya menatap Vani khawatir bercampur sedih, sementara Zyko menatap Vani dengan bingung. “Kematian siapa yang kau maksud?” tanya Zyko, sementara Vani langsung berhenti menangis saat mendengar pertanyaan Zyko. Vani melepaskan pelukan Revin, berdiri dan berjalan mendekati Zyko. sekarang manik mata Vani yang kosong sudah menatap lurus kearah manik mata Zyko. “Kematian, kematian …… AAAAAAAAA!!!!” teriak Vani saat kepalanya terasa sangat sakit seperti baru dihantam sebuah palu besar.

Bruk!

Vani jatuh pingsan, Revin segera menggendong tubuh Vani menuju kamar diikuti Moly dan Adam yang hendak memeriksa keadaan Vani. sementara Zyko hanya bisa terdiam ditempatnya berdiri tadi. “Manik matanya memang kosong, tapi aku melihat begitu banyak kesedihan yang berkumpul di sana. Aku melihatnya, meski buram. tidak! itu tidak mungkin terjadi” kata Zyko sembari menggelengkan kepalanya. “HUH! lebih baik aku mengistirahatkan tubuhku dulu. yah, itu lebih baik. untuk sekarang” kata Zyko sembari memasuki kamarnya, meskipun ingin beristirahat, kepalanya tetap memikirkan apa yang tadi dia lihat didalam manik mata Vani.

@Kerajaan Vampire

Kreettt..

suara engsel pintu yang sudah rusak dan gesekan pintu dengan lantai menandakan bahwa tempat itu memang tidak layak huni, dengan cahaya yang sangat minin dan tanpa ventilasi bahkan lubang kecil sekalipun, menahan setiap udara untuk tidak masuk kedalam ruangan itu. Seram? tentu saja. seseorang terikat di dalam ruangan gelap itu. apa dia tidak bernafas? tentu tidak, dia seorang Vampire, half vampire lebih tepatnya. seseorang mendekati half vampire yang terikat dan terlihat lemah itu. “Bagaimana rasanya kalah? Fayla” tanya orang itu angkuh sembari mengarahkan pedangnya pada leher Fayla. Filia hanya terdiam tidak menanggapi perkataan orang itu. “JAWAB AKU FAYLA!!” teriak orang itu sembari menusukan pedangnya pada perut Filia. “Uhuk, kau berbicara pada Fayla bukan. aku ini Filia, Lilian” jawab Filia tenang meski darah mengalir dari mulutnya. keadaan Filia saat ini sangat menghawatirkan, disetiap bagian tubuhnya sudah mendapat banyak luka sayatan dan tusukan pedang. karena dia half vampire dia masih tetap bisa merasakan bagaimana rasanya sakit. “Kau bercanda Fayla, jangan berpura-pura!” kata Lilian sembari memperdalam tusukan pedangnya pada perut Filia dan membuat Filia mengeluarkan banyak darah. “Aku tidak bercanda. Kau tidak mau mengambil darahku, Lilian” kata Filia sembari menyeringai ke arah Lilian. “Aku tidak menginginkannya, aku membutuhkanmu dalam keadaan hidup” kata Lilian sembari mengangkat dagu Filia dengan ujung mata pedangnya. “Dan juga, aku masih menikmati masa-masa penyiksaanmu” lanjutnya sembari membuat sebuah luka lagi di tangan Filia dan berlalu keluar dari ruangan itu. “Hm, masa penyiksaan. kurasa iya, hehehe..” kikik Filia.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang