Ch. 15

2.1K 120 19
                                    

hoii… readers ^^/ aku punya cerita baru nih. comedy-romance gagal. baca ya, judulnya love is colour? ^^

oke, langsung aja ke cerita. ^^ happy reading

----------------------------------------------------------------------

@istana angel

“Yang mulia ratu, apa tidak sebaiknya kita melakukan pengungsian.” kata kepala prajurit. “Tidak, jika nanti sudah ada tanda-tanda penyerangan yang cukup jelas kita bisa megungsi. kau sudah menemukan tempat aman bukan?” tanya ratu. “Sudah” jawab kepala prajurit itu. “Bagus, sekarang kau kembalilah berjaga di posmu” kata ratu. kepala penjaga itu mengangguk dan segera kembali ke posnya. “Semoga kita berhasil menghadapi mereka” do’a ratu.

@tempat Filia

“Filia, aku akan membantumu mencapai keinginanmu untuk mengabdi pada klan kita” gumam Stev yang berada di barisan paling belakang prajuritnya sembari memperhatikan Filia yang dibawa oleh seorang prajuritnya itu menuju laboratorium kerajaan vampire. sementara itu Stev terus mengingat setiap perkataannya pada Alice waktu itu.

~Flashback Stev~

“Aku akan pergi mencari bahan untuk membuat sebuah penemuan” kata Alice. “Penemuan apa? kenapa mendadak sekali, Filia baru saja kembali. kau tidak ingin mengajaknya jalan-jalan atau apapun itu?” tanya Stev. “Tidak, aku tidak mau menumbuhkan rasa kasiah pada kelinci percobaanku” jawab Alice. “Kelinci percobaan? apa maksudmu?” tanya Stev heran. “Dialah bahan utama untuk penemuanku ini” kata Alice dingin. Stev hanya menatap tidak percaya pada Alice. “Kenapa harus dia?” tanya Stev. “Karena dia adalah seorang Angel Element. lagipula, segel roh yang kugunakan tidak terlalu kuat. aku sengaja melakukan itu agar Fayla yang berada di dalam tubuh Filia bisa keluar kapanpun, tapi tidak terlalu sering” kata Alice menerangkan. “Jadi, kau sengaja membangkitkannya kembali untuk dijadikan bahan penemuanmu saja” kata Stev. “Penemuan ini akan menguntungkan klan kita Stev. Filia akan menjadi sumber tenaga yang sangat besar untuk kita para klan kegelapan, dan kita bisa dengan mudah mengalahkan para angel itu” kata Alice. “Aku..” Stev bingung untuk melanjutkan ucapannya. “Kau tidak setuju?” tanya Alice. Stev terdiam. “Kalau kau tidak setuju kau bisa protes pada Lilian. dia yang mempunyai usul ini” kata Alice dan segera pergi menuju luar kerajaan vampire.

~flashback off~

“Ya, ini juga keinginanmu Filia. keinginanmu” gumam Stev sembari terus mengikuti para prajuritnya menuju laboratorium kerajaan.

@laboratorium kerajaan vampire

“Jadi, apa percobaannya sudah siap?” tanya Lilian. “Tinggal menunggu Filia dibawa kemari saja” kata ______. “Baiklah, apa kau tidak merasa kasihan pada ‘temanmu’ itu?” tanya Lilian. “Kau bertanya hal itu padaku?” tanya _____ balik. “Tentu saja, Alice” kata Lilian. “Tidak, aku tidak memiliki rasa kasihan untuknya” jawab Alice. “Lalu, bagaimana kau bisa tahu akan ada orang yang menjebakku?” tanya Lilian. “Itu mudah, kau dekat dengan angel element api yang lelaki. aku yakin, mereka tidak akan tinggal diam saat kita akan menyerang tempat mereka” jawab Alice. “Jadi, apa yang harus aku lakukan?” tanya Lilian. “Kau harus…” Alice berbisik kepada Lilian. “Bagaimana?” tanya Alice. “Itu mudah” kata Lilian.

Tok tok tok

terdengar suara ketukan dari pintu laboratorium. “Masuk” kata Lilian mengijinkan orang yang mengetuk pintu itu masuk. “Ah, Stev” pekik Lilian senang saat melihat matenya datang. “Lilian, ini aku bawakan Filia” kata Stev sembari membawa masuk Filia yang masih tidak sadarkan diri. “Harus ditaruh dimana?” tanya Stev pada Alice yang sedang merapihkan besi-besi yang ada di mejanya. “Taruh di sana” tunjuk Alice pada sebuah kasur besi. “Baiklah” gumam Stev sembari menaruh Filia di kasur itu dengan perlahan. “Terimakasih” kata Lilian sembari memeluk Stev dari belakang dan mencium bibir Stev kilat. “Sama-sama” kata Stev sembari tersenyum. “Stev, bolehkan aku melakukan sebuah misi?” tanya Lilian sembari bergelayut manja pada lengan Stev. “Tentu saja boleh, memangnya misi apa?” tanya Stev. “Hm, aku akan melakukan….” Lilian berbisik pada Stev, Stev hanya membulatkan matanya saat Lilian menceritakan hal apa yang akan dia lakukan. “Bolehkan?” tanya Lilian. “Huh, demi klan kita, baiklah” kata Stev sembari tersenyum. Lilian segera memeluk Stev.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang