Ch. 16

2.3K 129 16
                                    

maaf uploadnya telat *deep bow.

kemarin-kemarin aku sakit jadi ga bisa upload

happy reading, maaf lagi kalau kurang panjang *bow

----------------------------------------------------------------

@cave of crystal

“Kenapa aku merasa setiap beberapa menit jalan yang kita lalui selalu berubah” kata Revin. “Iya, apa hal ini memang sengaja dilakukan oleh monster itu?” tanya Vani. “Sepertinya begitu” jawab Revin sembari meraba dinding gua. “Revin, kenapa dinding ini sangat sulit kita gerakan ya?” tanya Vani sembari berusaha membuat sebuah lubang pada dinding gua yang ada dihadapannya. Vani berhasil membuat lubang kecil pada dinding gua itu, namun dengan cepat dinding gua itu kembali seperti semula. “Huh, kita harus cepat menemukan monster itu jika tidak ingin membusuk di labirin aneh ini” kata Revin sembari menarik lengan Vani untuk segera terbang menuju 4 mulut gua yang berada di hadapannya. “Lewat mana?” gumam Revin. Vani memperhatikan keempat mulut gua itu dengan seksama, seketika pandangannya berubah menjadi lebih berwarna coklat. Tanpa berbicara Vani memasuki mulut gua yang berada di posisi kedua dari kiri. “Vani! tunggu dulu” teriak Revin saat melihat Vani makin memasuki mulut gua itu, Vani tidak menggubris teriakan Revin itu dan malah mempercepat laju terbangnya. “VANI!!” teriakan Revin makin keras dan dengan cepat dia menyusul Vani memasuki mulut gua yang sama.

Monster yang sendari tadi memejamkan matanya berniat melihat ‘mangsa’nya itu malah menggerang pertanda dia merasakan hal aneh. “Angel Element Bumi itu, bisa melihat masa depan. menarik. akan kutunggu” kata Monster itu sembari membuka kembali matanya dan mulai menjilati tangannya.

“Vani! tunggu! kita tidak boleh memilih jalan dengan terburu-buru. kita harus memikirkan hal ini terlebih dahulu” kata Revin sesaat setelah berhasil memegang lengan Vani. Vani tidak menjawab perkataan Revin, dia hanya menatap lurus kearah depan dengan tatapan kosongnya. “Vani, kau mendengarku?” tanya Revin sembari mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan wajah Vani, namun Vani tidak merespon sama sekali. “Ikiuti saja” kata Vani datar sembari melanjutkan terbangnya kembali dengan cukup cepat. Revin yang mendengar perkataan Vani tadi segera mengikuti Vani yang terbang cepat.

Apa yang terjadi dengan Vaniku? apa dia sedang melihat sesuatu? -batin Revin.

Vani terus mempercepat laju terbangnya, dia berbolok ke kanan, lalu memasuki mulut gua yang lain diikuti Revin yang terus mengawasinya. Vani terus berbelok, memasuki beberapa mulut gua lainnya. Hingga mereka tepat berada di pusat gua yang saat awal sempat mereka lihat sebelum bertemu dengan monster itu. Tiba-tiba Vani berhenti pada mulut gua yang bersinar itu. pusat gua itu seperti sebuah ruangan berbentuk lingkaran dengan sebuah altar yang sangat besar pada pertengahan ruangan itu. “Vani? ada apa?” tanya Revin khawatir. Tiba-tiba Vani jatuh dan tidak sadarkan diri. “Ya ampun! Vani! Vani! sadar Vani!” kata Revin panik sesaat setelah dia berhasil menangkap tubuh Vani sebelum jatuh tepat ke lantai gua yang keras itu. “Sudah kuduga, pasti ada efek samping dari kekuatan khususnya itu” terdengar suara monster itu, namun wujudnya sama sekali tidak terlihat. Revin terdiam, menajamkan indra pendengarannya. bersikap waspada saat ini adalah yang terpenting.

“Sepertinya kalian akan menjadi mangsaku sekarang” terdengar suara monster itu lagi. Revin hanya terdiam sembari terus melacak sumber suara. Hening. hanya keheningan yang terjadi saat ini, dan hal ini membuat Revin kesulitan mencari posisi monster itu sekarang.

“Aku tidak takut padamu! monster payah!” kata Revin dengan nada mengejek. “Payah? oh, aku tau strategimu. memancingku berbicara agar kau tahu dimana posisiku sekarang. bukan begitu, Revin?” kata suara monster itu yang cukup jelas di telinga Revin. “Cih. bodoh!” kata Revin sembari meletakan tubuh Vani dan terbang cepat menuju altar besar itu.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang