Ch. 6

2.5K 134 14
                                    

Prang…

“Angel..” kata seorang vampire laki-laki yang menumpuk tubuh Revin. Sontak semua mata langsung tertuju kearah Revin yang sedang ditumpuk oleh vampire itu. “Ah, maafkan dia, dia vampire baru. jadi, dia agak agresif” kata seorang vampire wanita yang berada tepat dibelakang vampire laki-laki itu. Vampire laki-laki itu beranjak berdiri, berjalan menuju meja terdekat dan kembali dengan segelas darah di tangannya.

“Ini akan merepotkan” kata Filia. sontak Vani langsung mengalihkan pandangannya dari Revin yang sudah berdiri kembali kepada Filia. “Apa maksudmu?” tanya Vani. “Kalian akan tertangkap” jawab Filia. Vani kembali memperhatikan Revin dengan tatapan khawatir dan panik.

Bagaimana ini? kalau kita tertangkap itu sama saja usaha kita selama ini sia-sia. -batin Vani makin panik.

vampire laki-laki tadi yang membawa gelas berisikan darah itu ternyata menyiramkan isi dari gelas tersebut kearah Revin, yang mengakibatkan warna sayap Revin luntur dan memperlihatkan warna aslinya. “Dia angel bumi” kata vampire itu senang. dia langsung berlari menerjang tubuh Revin.

Dorr..

“Hm, indra penciuman vampire baru memang tidak bisa diragukan” puji Revin setelah menembak mati vampire laki-laki tersebut. “Angel, cepat bawa ratu dan calon ratu pergi!” teriak seorang vampire. semua langsung berlari menyelamatkan ratu Stefani dan Lilian. “Serahkan mereka padaku” kata Filia dihadapan ratu Stefani dan Lilian. Mereka berdua setuju dan mulai berlari menyelamatkan diri. Ruangan pesta itu sekarang sudah dipenuhi dengan prajurit Vampire tingkat II. Zyko, Revin dan Vani sudah dikepung oleh para prajurit itu. “Hm, Well, kalian gagal menyelinap. Hahaha.. sungguh, hal yang sangat memalukan mengingat kalian adalah angel element” kata Filia yang sudah berdiri di depan Revin, Zyko, dan Vani. Semua prajurit sudah mengarahkan ujung mata pedang mereka kearah Vani dan yang lainnya. sementara Vani dan Revin hanya mengarahkan pistolnya kearah salah satu prajurit, dan Zyko mengarahkan kedua pedangnya kea rah 2 prajurit dari arah yang berlawanan.

“Hm, sepertinya mereka cocok dijadikan bahan ujian. Kali ini, aku serahkan mereka pada kalian. berjuanglah” kata Filia sembari tersenyum kearah murid-muridnya dan melompat menuju lantai 2, berdiri di atas pagar pembatas untuk mengamati setiap pergerakan musuh dan murid-muridnya.

panas, kenapa kalungku panas sekali? -pikir Filia.

Filia meraba kalung yang lebih mirip sebuah besi yang cukup tebal itu.

‘Kenapa kau menangis di sini?’

‘Kau itu unik ya..’

‘Aku orang yang kalian cari-cari’

‘Baru beberapa menit yang lalu kita bertemu sekarang kita bertemu lagi, tapi bukan sebagai mate melaikan sebagai MUSUH’

‘Kalian akan mendapat sebuah kejutan..’

‘Kita adalah mesin pembunuh’

‘Tidak ada yang menginginkanku hidup..’

‘Aku menginginkanmu tetap hidup..’

‘Aku berjanji..’

‘Hal yang paling penting dalam hidupku adalah..’

‘Aku yang akan menyegelnya..’

‘Selamat tinggal’

“Ahk, apa itu tadi? menyakitkan, siapa yang berbicara dan siapa yang diajak bicara?” kata Filia sembari memegang kepalanya yang terus berdenyut keras. “Punggungku panas sekali. seperti ada yang ingin keluar dari punggungku ini” gumam Filia sembari meraba punggungnya. “Hah, mereka cukup hebat juga rupanya. sepertinya cukup sampai di sini saja” kata Filia sembari turun menuju lantai bawah dengan kembali melompat.“CUKUP! YANG BELUM MENDAPAT LUKA CUKUP PARAH BAWA YANG LAINNYA PERGI DARI SINI. MEREKA BIAR AKU YANG URUS!” teriak Filia memerintah. murid-muridnya paham dan segera keluar dari ruangan itu sembari menggotong teman-temannya yang sudah mendapat luka cukup parah.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang