Part 3 "Tiba-Tiba Rajin"

3K 111 0
                                    

Dewi Pov:

Angin yang berhembus sepoy-sepoy menyejukan dan membuat rambutku yang ku biarkan terurai bagaikan menari tertiup angin, serta tanaman asri di sepanjang jalan memanjakan mata, pohon-pohon rindang yang membuat suasana lebih sejuk dan menimbulkan efek asri, serta sawah yang luas masih terlihat dari jalan raya di sepanjang jalan menuju ke sekolah.

Aku tengah berjalan ke arah gerbang sekolah ku untuk yang hanya tinggal beberapa bulan lagi karena 2 Minggu lagi aku akan UN dan insyaAllah lulus dari sekolah yang penuh kenangan ini.

Ku menoleh jam yang bertengger manis di tangan kiri ku, jam menunjukan pukul 06.45. hari ini aku berusaha tidak terlambat seperti biasanya, karena aku ingin menjadi murid yang baik di bulan-bulan terakhirku berada di sekolah.

Aku masih ingat akan tekad ku yang datang cuma beberapa bulan lalu saja, tapi seolah tekad itu memenuhi otakku "harus sekolah di SMAN 1 Cisuka". Yaahh memang itu adalah sekolah favorit dan yang hanya berotak encer yang bisa masuk ke sekolah itu (contohnya A Rasya)

Tapi bukan Dewi namanya kalau menyerah begitu saja, memang aku ini bukan murid terpintar di sekolah, rankingku bisa di bilang biasa-biasa saja. Tapi untuk kali ini aku tak akan menyerah dengan mudah untuk bisa satu sekolah dengan pemuda itu. Yaaahhh pemuda yang aku pun tak tau namanya siapa, tapi pemuda itu sangat mendominasi otakku di beberapa hari ini. Seakan ku tak perduli lagi pada yang lain selain dia. Termasuk pacarku sendiri "Hadi".

Ku langkahkan kaki ku dengan mantap untuk pergi ke kelas di mana aku akan bimbingan untuk Ujian Nasional.

Minggu kemarin aku sudah melaksanakan Try out dan hasilnya lumayan bagus. Aku ada di peringkat 10 dari semua murid kelas IX yang ada 12 kelas tersebut, dan jumlah siswanya sekitar 350 siswa lebih ini.

Setelah di kelas aku bertemu dengan sahabat-sahabat seperjuangan ku ini Aisyah, Aliana, Zahra. Ketiga sahabatku yang super duper kepo yang terkadang berbuat hal konyol, sedih, maupun tertawa bersama.

Di mulai dari Aisyah yang notabennya adalah seorang putri pendiri pesantren "Miftahul Jannah", tapi kelakuan dan sifatnya tak ada sedikitpun yang menandakan dia Putri Kiyai. Yang ada dia malah tomboy, tidak suka berdandan, dan walaupun memakai hijab, tetapi hijabnya tidak pernah rapih. Terkadang dia malah mengajak untuk bolos belajar dengan alasan yang sama "bosen belajar, buat apa belajar tapi hati kita nggak seneng dan jenuh". Tapi dengan segala keanehannya, dia sangat bercita-cita untuk menjadi polwan nantinya.

Aliana, atau sering kita panggil Ana ini adalah seorang kutu buku yang tangannya tak pernah lepas dari yang namanya "buku", terkadang pula dia makan di kantin sambil membaca buku dengan tenangnya, tapi juga Ana ini jarang sekali mengobrol dengan orang lain, tapi entah kenapa dengan kami ber tiga dia malah sering berceloteh ria sambil kadang menceritakan drama Korea yang sering dia tonton. Selain suka buku, dia juga suka menonton drama Korea yang akhirnya dia baper sendiri ataupun nangis sendiri walaupun cuman lagi cerita soal drakor nya itu pada kami. Cita-cita Ana adalah ingin menjadi CEO sebuah perusahaan besar.

Zahra adalah seorang sahabatku yang gendut dan suka banget sama yang namanya "makan". Tidak jarang dia membolos dari kelas hanya karena dia tak bisa menahan laparnya ini. Baginya lebih penting mengisi perut di bandingkan dengan belajar. Karena katanya "mana bisa dia belajar sedangkan perutnya kosong" dan dia adalah seorang omnivora yang segala makanan dia sukai. Tapi di balik semua itu, Zahra sangat bercita-cita untuk langsing (kalo makan terus mana bisa langsing sih Ra. 😒)

Di kelas yang ramainya bisa mengalahkan pasar pagi ketika ibu-ibu saling berebut dagangan yang mereka akan beli ini hanya aku yang sedang membaca buku pelajaran yang memang "aneh" bila seorang Dewi yang melakukannya. Tapi itulah kenyataannya. Aku tetap harus berusaha untuk mendapat nilai UN tinggi, karena untuk bisa bersekolah di SMAN 1 Cisuka, aku harus mendapat nilai UN tinggi.

Hijrah dan Cinta yang harus di relakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang