Author Pov:
Tubuh Dewi ambruk di tabrak oleh seseorang dari arah belakangnya. Pelipisnya berdarah cukup banyak
"Neenngg. Kamu gapapa? Tolonngg.. Tolongg.. aduuhh.. mana udah sepi lagi" teriaknya
Dari arah lain, ada satu pemuda yang hendak pulang mendengarkan ada orang yang meminta tolong kemudian berjalan dengan cepat ke sumber suara.
"A Yusuf, ada Ap..?? Dewiii..??" Rasya pun langsung terkejut ketika melihat Yusuf yang sedang memangku Dewi yang sudah bersimbah darah
"Kenapa bisa begini A?" Tanyanya kaget.
"Gue tadi lagi buru-buru mau ke kelas, ga perhatiin ada orang, terus tiba-tiba gue udah nabrak gadis ini, dan kepalanya kebentur tembok itu" Yusuf menunjuk kursi tembok yang biasa di pakai untuk duduk para siswa dan ujungnya memang agak runcing dengan adanya darah bekas benturan kepala Dewi
"Ayo cepet bawa ke rumah sakit!"
Yusuf mengangguk dan langsung menuju mobilnya di parkiran dengan di susul Rasya dari belakang
Mereka memasukan tubuh mungil Dewi ke dalam mobil dan langsung menidurkan Dewi di pangkuan Rasya
Ada rasa keanehan yang di lihat Yusuf terhadap Rasya yang biasanya menolak mentah-mentah para perempuan mengaguminya. Beda dengan kali ini, Rasya dengan tanpa pikir panjang langsung merangkul dan mempersilahkan gadis tadi untuk mentidurkan di pangkuannya dan sepanjang jalan Rasya meniupi luka gadis ini. Ada pancaran kekhawatiran yang sangat besar di wajah Rasya.
Ingin rasanya Yusuf menanyakan siapa gadis ini, tapi di urungkannya karena keadaan kali ini sedang genting.
Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung memanggil perawat untuk membawa Dewi dan untuk menangani Dewi secepatnya.
"Maaf de, silahkan tunggu di luar, kami akan menangani pasien dengan segera" ucap salah satu suster kepada kedua pemuda yang membawa Dewi.
"Suster, tolong selamatkan dia sus" ucap Rasya dengan nada khawatir. Suster itu mengangguk dan segera pergi membawa Dewi
"KALO SAMPE TERJADI SESUATU SAMA DIA, GUE GAK BAKALAN MAAFIN LO, GUE BAKAL KASIH LO PERHITUNGAN, GUE GA PEDULI LO SIAPA DAN ANAK SIAPA.!!"Rasya menarik kerah baju Yusuf setelah suster berlalu.
"Sorry bro, serius gue ga sengaja nabrak dia, badan dia kecil, jadi gue ga liat ada dia, tadi gue buru-buru ke kelas"
"GUE GA TERIMA APAPUN ALASAN LO, KALO ADA TERJADI SESUATU SAMA ADEK GUE, LO AKAN TAU AKIBATNYA"
Yusuf langsung tersentak kaget mendengar gadis yang di tabrak nya adalah adik dari Rasya. Rasa bersalah meliputi dirinya. Ingin rasanya dia memutar waktu, dia tidak akan seceroboh ini, dia tidak akan menabrak gadis itu. Berkali-kali dia meminta maaf kepada Rasya, tapi Rasya tetap teguh pada pendiriannya.
"Sya, sekali lagi gue minta maaf, gue bakalan tanggung akibatnya nanti, gue bakal tanggung jawab semuanya sya, tapi sekarang mending Lo hubungi orang tua Lo dulu, pake hp gue, bilang sama mereka apa yang terjadi sama Ade Lo sya. Gue janji, gue ga bakalan kabur dari keluarga Lo. Gue bakal tanggung jawab" ucap Yusuf sambil menyodorkan smartfone pada Rasya.
Rasya ingat bahwa dia tidak memiliki handphone. Di rumah yang memiliki benda pipih itu cuman ibu nya saja. Dengan expresi masih marah, Rasya langsung merebut HP Yusuf dan menghubungi ibu nya
"Halo Bu, Assalamualaikum"
....................
"Ini Rasya Bu, ibu lagi dimana? Ibu bisa ke rumah sakit sekarang?"
.................
"De.. Dewi kecelakaan Bu, dia di rawat di rumah sakit ........"
..................
"Iya Bu, tapi ibu jangan panik, iya Rasya jaga Dewi di sini"
.................
"Wa'alaikumsalam.."
Rasya menutup panggilan kepada ibunya dan mengembalikan HP milik Yusuf dengan wajah berpaling.
***
Yusuf Pov :
"Astaghfirullahal'adziim.... Astaghfirullahal'adziim... Astaghfirullahal'adziim.. " Berulang kali ku lantunkan istighfar mengharap pengampunan dari-Nya dan berdo'a untuk kesembuhan gadis yang ku tabrak tadi..
Berulang kali aku meminta maaf pada Rasya, tapi dia tak kunjung memaafkanku, "Ya Rabb, apa yang aku lakukan? ceroboh sekali aku ini? Ampuni dosa-dosa hamba ya Allah"
Dokter keluar dari dalam ruangan tempat gadis itu di rawat tadi
"Permisi, apa ada di antara kalian keluarga dari pasien?"
"Saya kaka kandungnya Dok, apa yang terjadi dengan adik saya?" Jawab Rasya dengan nada khawatir
"Apa orang tua kamu sudah di beri tau akan keadaan pasien? Terpaksa kami harus mengoperasi pasien, luka nya parah, dan harus segera di jahit, tapi kami perlu tanda tangan dari keluarganya dan mengisi administrasi, tapi harus dengan orang yang sudah dewasa."
"Lakukan yang terbaik untuknya dok, saya akan melunasi semua administrasinya, orang tua pasien akan segera datang dok" ucapku
"Kami mengerti, tapi kami harus mendapat persetujuan dari orang tua pasien, maka kami akan menunggunya"
"Lakukan yang terbaik dok, saya Ayah pasien, lakukan apapun yang terbaik untuknya dok" ucap seorang laki-laki paruh baya
"Ayaahh.." Rasya langsung menyalami orang tersebut, dari situ aku yakin bahwa dia adalah ayah Rasya dan ayah gadis itu
Aku ikut menyalami ayah dan ibu dari Rasya dan gadis yang aku tabrak tadi, tapi setelah menoleh ke belakang aku melihat ada perempuan paruh baya yang tidak asing untukku. Aku tersentak menyadari bahwa dia adalah..
"Mamah..?"
.........................................................
tbc
Hoalaaahhhhhh.. maaf banget ga bisa nepatin janji.. huhuhuu.. susah benget buat luangin waktu, ini aja bisa di update pas lagi ngantri buat lapor pajak
(curhat dikit mah pan boleh ya?) hehheheWassalamu'alaikum
Penulis yang baru belajar
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah dan Cinta yang harus di relakan
SpirituálníDewi seorang gadis biasa yang pernah berbuat dosa dengan menjalani "pacaran" hingga akhirnya dia tersadar dan mungkin mendapat hidayah Allah yang membuat dirinya harus memilih antara "cinta" atau "hijrah"