Dengan penuh perjuangan dan tentunya do'a dari orang tua, akhirnya Dewi sudah bisa menyusun skripsi di semester 7, semester yang biasanya masih di gunakan untuk belajar, tapi tidak untuk Dewi. Dewi berhasil mengajukan proposal skripsi di semester ini. Akhirnya semua do'a dan juga ikhtiar yang di lakukannya bisa mewujudkan mimpinya dengan hanya waktu 3,5 tahun untuk berkuliah.
Minggu lalu, Dewi sudah melakukan seminar proposal skripsi dengan mengusung tema pajak restoran. Dan akhirnya kali ini Dewi akan melakukan penelitian langsung ke perusahaan yang ingin di teliti. Setelah di arahkan oleh Pembimbing Skripsi nya di kampus, Dewi melakukan penelitian di Jakarta.
Seperti yang tengah di lakukan Dewi sekarang, Ia sedang merapihkan pakaiannya yang akan di bawa untuk penelitian nanti.
"Wi, kamu jadi penelitian ke Jakarta lusa?" Ujar Zahra
"Iya Ra, kan PS aku nganjurin buat cepet penelitian. Lagian kan lebih cepat lebih baik"
"Yakin kamu bisa berangkat sendiri ke sana?"
"InsyaAllah nggak papa ko Ra, aku bisa jaga diri. Lagi pula kan cuman seminggu aja di sananya"
"Enak ya yang mau skripsi di semester 7, aku iri ini"
"Apa sih Ra? Jangan ada iri di antara kita" Dewi tersenyum dan menghampiri Zahra yang sedang tiduran di kasur
"Abisnya aku kesel, masa aku ngajuin proposal skripsi juga, tapi di tolak sih. Sedih tau, mana si kunyuk berhasil lagi. Aku doang yang nggak, gimana nggak sedih coba"
Dewi menggelengkan kepala "Ya bukan kamu aja kali Ra, kan emang yang ngajuin skripsi di jurusan kamu di semester ini cuman sedikit, jadi ya mungkin kamu belum ada rezeki buat penelitian sekarang"
"Tapi Wi, si kunyuk terus-terusan ngeledekin aku, berasa menang dia. Gimana aku nggak kesel" Zahra bangkit dari tidurnya dan mengerucutkan bibir
"Huss.. kamu ini kenapa sih ribut terus sama Ali? kalo aku liat dari semester awal nggak damai-damai. Nama kalian ini bagus loh kalo di satuin. Berasa Syaidatina Fatimah Azzahra dan Syaidina Ali, tapi bedanya mereka itu saling mencintai karena Allah, sedangkan kalian itu kerjaannya ribuut terus kalo ketemu" Dewi terkekeh karena tahu Zahra pasti tidak suka jika sudah ada orang yang membicarakannya seperti itu
"Mulai lagi, kamu orang ke 103 yang ngomong kaya gitu. Ya gimana nggak ribut coba? Orang dianya aja ngeselin gitu. Beda banget sama kaka nya yang dokter itu, kalem. Dia mah boro-boro"
"Ati-ati loh Ra, benci sama cinta itu bedanya tipis. Hihihi" Dewi terkikik geli.
Zahra mendelik tajam ke arah Dewi dan kembali mengerucutkan bibir.
"Udah ih jangan ngambek terus ih jelek. Ya kamu nanti harus buktiin dong sama dia kalo kamu juga bisa. Ajukan lagi skripsi kamu dengan tema yang lebih bagus, ya siapa tau nanti di terima, jangan nyerah kaya gini. Kan kita bisa wisuda bareng nanti" Dewi menjawil dagu Zahra gemas
Dewi dan Zahra mendengar suara ketukan pintu dan ucapan salam
"Wa'alaikum salam, iyah sebentar" Dewi beranjak membuka pintu
Ternyata 2 sahabat Dewi yaitu Aisyah dan Ana yang datang. Mereka membawa beberapa cemilan untuk meramaikan malam minggu kali ini. Sebelumnya memang mereka berencana untuk nonton bareng di kamar asrama ini. Jadi sekalian Ana membawa laptop, maklum jomblowati memang begini, malam minggu hanya di isi dengan nonton film atau mengerjakan tugas. Dan mumpung semua anggotanya sudah mengerjakan tugas masing-masing akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film saja.
"Kamu udah packing buat besok Wi?" Aisyah bertanya
"Iya udah tuh di taro di pojok, biar nggak ngeganggu kita nonton"
![](https://img.wattpad.com/cover/90778372-288-k809174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah dan Cinta yang harus di relakan
EspiritualDewi seorang gadis biasa yang pernah berbuat dosa dengan menjalani "pacaran" hingga akhirnya dia tersadar dan mungkin mendapat hidayah Allah yang membuat dirinya harus memilih antara "cinta" atau "hijrah"