Part 15 "Antara Impian dan Jodoh"

1.3K 62 23
                                    

"Apa nggak ada cara lain Bu, Yah? Apa Dewi harus di jodohin segala? Dewi kan mau jadi anak berpendidikan Bu, Yah. Dewi mau bahagiakan kalian. Apa kalian nggak mau Dewi bahagiakan sebelum  Dewi nanti menikah"

Dewi akhirnya memberika jawaban atas pertanyaan dari Ibunya yang sangat mengejutkannya. Baru satu minggu Ayahnya keluar dari Rumah sakit, dan baru seminggu kelegaan yang dapat dia peroleh dari kesembuhan Ayahnya, Dewi telah kembali di kejutkan oleh Ibunya yang dengan entengnya memberitahunya tentang perjodohan yang telah di rencanakan kedua orang tuanya tanpa sepengetahuannya, dan tanpa memikirkan bagaimana perasaanya.

"Wi, dengan kamu menerima perjodohan ini, kamu sudah membahagiakan kami berdua. Hanya ini yang kami inginkan. Kamu tau kan di zaman sekarang ini banyak sekali perzinahan di mana-mana, kami tidak mau kamu terjerumus dalam pergaulan bebas, kami ingin kamu merengkuh semuanya dengan halal nak. Kami mohon kamu mengerti." Ujar sang Ibu dengan penuh kelembutan

"Tapi Bu, Dewi itu kan masih SMA, lulus aja belum, apa Ibu nggak salah mau menjodohkan Dewi. Kan masih ada A Rasya Bu, Aa juga belum menikah, kenapa harus Dewi dulu yang menikah baru Aa?"

"Wi, perempuan itu harus di nafkahi suaminya, dan laki-laki harus menafkahi istri dan juga anak-anaknya kelak, Ibu hanya ingin Aa kamu mencari pekerjaan yang layak untuk di jadikan bekal untuknya berumah tangga nanti, dan kami tidak ingin kamu terjerumus dengan kemaksiatan, kami ingin kamu menikah nak. Bukannya Rasulullah S.A.W. juga mensunahkan bagi kita untuk mensegerakan pernikahan agar terhindar dari kemaksiatan"

"Tapi Dewi nggak mau nikah Bu, Rasulullah S.A.W. juga mengatakan bahwa yang sudah siap saja yang harus di nikahkan sesegera mungkin, tapi bagaimana dengan Dewi yang sama sekali belum siap ini Bu?"

"Wi.. Tidak akan ada yang siap jika orang di tanya kesiapannya tentang pernikahan, InsyaAllah jika memang kamu sudah menikah nanti, kamu akan siap dengan sendirinya. Kamu ingat kan istri Rasulullah S.A.W. yang bernama siti Aisyah R.A. ? Beliau menikan di usia sangat muda. Tapi pada kenyataannya beliau menjadi salah satu istri terbaik Rasulullah S.A.W. bahkan untuk sampai saat ini saja Sayyidatina Aisyah menjadi salah satu panutan bagi muslimah dunia. Bahkan Hadist dari Rosulullah yang paling banyak juga di riwayatkan padanya. Ibu percaya sama anak cantik Ibu. Ibu percaya kamu bisa membina rumah tangga nak, Ibu percaya kamu gadis yang baik, anak yang baik, dan nantinya kamu bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kamu kelak. Kamu mau kan jika di nikahkan? Ibu cuma mau yang terbaik untuk kamu nak"

Penjelasan dari Ibunya dengan sangat lembut dan sangat bijaksana, tapi hal itu semakin memojokan Dewi. Dewi tetap ingin melanjutkan pendidikannya, Dewi tidak ingin semua mimpi-mimpinya terkubur begitu saja. Baginya jika nanti dia menikah, maka semua mimpinya tidak akan terwujud. Karena baginya, jika dia sudah menikah, maka hidupnya akan sepenuhnya dia berikan pada keluarganya nanti. Suaminya, anak-anaknya kelak. Bukankah tidak ada pekerjaan yang lebih mulia bagi seorang perempuan selain pekerjaan sebagai ibu rumah tangga?

Bukannya sekarang sudah bukan zaman Siti Nurbaya lagi yang anaknya di jodohkan jika ingin mendapat jodoh yang terbaik menurut kedua orang tuanya? Memikirkannya saja sudah membuat Dewi pusing. 

Bagaimana jika yang di jodohkan dengannya adalah laki-laki tua yang sakit sakitan, juga lelaki tua yang menginginkan Dewi untuk di jadikan istri yang ke sekian? Aaahhh.. memikirkannya saja sudah mampu membuat Dewi hampir hilang kewarasan. Apa yang di fikirkan Ayah dan Ibunya? Apa keinginan Dewi untuk melanjutkan pendidikan adalah hal yang buruk? Di saat banyak orangtua di luar sana yang menginginkan anaknya berpendidikan tinggi, tapi terhalang oleh ketidak berdayaan dalam hal ekonomi. Sekarang dia hanya perlu mempersiapkan mental dan juga ijin dari orang tuanya saja. Dewi yakin jika dalam hal makan dan tempat tinggal, itu akan di sediakan pihak kampus untuk orang-orang yang berprestasi. Dewi yakin karena hal itu sudah di jelaskan oleh kepala sekolah.

Hijrah dan Cinta yang harus di relakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang