9.Radio Rusak

63 4 0
                                    

"Radio rusakku masih bisa terpakai, jika kau merawatnya dengan baik, sama seperti hati ini, akan terus berputar jika kau mau, tapi Radioku kini telah Rusak."

Libur ini membuatku menjadi mager(taukan bahasa anak gaul?), kali ini aku hanya iseng saja, melihat radio di atas lemariku.

Biasanya aku mendengarkan RadioGalauFm(tau kan ini di film apa?).
Ya, untuk menghibur kegabutanku ini.

Waktu aku menekan tombol on, ternyata radio ini sudah rusak, sudah berdebu. Mungkin karena sudah lama tak ku gunakan lagi.

Aku berpikir sejanak, cara bagaimana untuk memperbaiki radioku yang sudah rusak ini.

Akhirnya aku berpikir dengan cermat, cerdik, cerdas, dan cekatan, hihi.
Aku akan pergi ke rumah Dimas, hanya 10 rumah lagi dari rumahku, hoho.

Dan sudah lama, aku tak berkunjung menemui tante Anita, ibunya Dimas.

Aku bergegas mengambil sepedaku, yang sedari dulu sendiri di halaman belakang.

Sepedaku ini, terkadang yang membantuku untuk pergi ke tempat terdekat, bahkan ke sekolah.

Tapi, semenjak Dimas selalu menjemputku, aku sudah jarang menggunakan sepedaku lagi.

*****

"Dimass........ " sambil mengetuk pintu.

Tak ada yang menjawab sama sekali dari dalam rumah.

"Dim... "

*krekkk*

Bunyi pintu di buka kan oleh tante Anita.

"Dinda... Apakabar kamu nak? Kok tumben kesini?" sambil memelukku dan mengajakku masuk.

"iya tante, baik kok tan, aku pengen ketemu sama Dimas, Dimasnya ada ga tan?" tanyaku.

"oh, dimasnya lagi ngambil gitar di rumah temennya, paling dikit lagi dateng, kamu tungguin aja di kamarnya" ucap tante Anita.

"oh yaudah tan, aku ke kamar Dimas dulu ya tan"

"oke sayang"

Yah, memang aku sudah biasa bermain di kamar Dimas, dulu bahkan sering.
Aku kadang-kadang di beri satu lagu oleh Dimas, dia itu sangat jago bermain gitar.

Saat itu aku tak sengaja melihat-lihat meja belajar Dimas, saat aku ingin membuka lemari, aku terhalang oleh kursi yang sangat rapat dengan lemari itu.

Saat ku buka tiba-tiba....

"eh ngapain lo?" ucap Dimas, yang tiba-tiba datang dan membuat ku kaget.

"engga kok, cuma pengen liat aja, ngagetin banget sih"

"udah awas-awas, duduk di kasur" usir Dimas agar aku berpindah dari tempat itu.

"ih emangnya kenapa sih? Sekarang rahasia-rahasian mulu deh dim" ucapku dengan wajah memelas.

"gapapa"

"lo masih marah? Maafin gue dong, jangan ngambek lagi, senyum dong" ucapku sambil tersenyum lebar agar dia memaafkanku, biasanya Dimas sangat luluh jika melihatku tersenyum sangat lebar.

"iya iyaa jelek, gue maafin si tuan putra"
Ucapnya sambil mencubit lenganku.

"ah sialan lo" aku berbalik badan dan pura-pura marah kepada Dimas.

"iya iya maaf, btw bawa apaan tu? Barang rusak atau barang bekas?hahahaha"

"barang rusak lah, ni radio gue benerin, udah rusak"

Hingga Kau LupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang