"jika lumpuh seluruh badanku, mungkin aku lebih baik memilih mati, daripada hidup tapi tidak bisa melakukan pergerakkan, alam biarkanlah aku ada untuk menemani sang bumi"
Aku terbangun karena alarm yang sangat berisik dan menyerang rumah siput di dalam telingaku, ku raih ponselku yang berada di sebelah kiriku, ku geser ke kiri layar ponselku agar mati suara yang membuat bising.
Ku lihat ke arah jam dinding, sudah pukul 15.50, aku pikir aku hanya tidur sekitar 5 detik ternyata tidak. Aku saja yang tidak perasa, aku lupa! Astaga. Aku harus menemui Dimas, benar-benar pikun sekali aku.
Ku buka pesan yang terlihat, oh untung saja Dimas tidak memberiku pesan singkat.
Aku lompat dari tempat tidurku yang sangat berantakkan. Aku memilih baju yang harus ku pakai, setelah itu, ku sisir rambutku dengan sangat rapih.
Dari kamar aku keluar menuju ruang tamu, ternyata ibuku sudah pulang, ibu sedang menonton acara di televisi, tak banyak basa-basi, aku langsung berpamitan kepada ibuku, tanpa ada tanya kenapa ibuku baru pulang.
Aku berlari ke depan pintu luar, ku pikir Dimas ingin menjemputku, aku lupa bahwa dia yang menungguku.
Naik sepedapun, tempatnya jauh, sepedaku di rumahnya Dimas, dan waktunya tak cukup.
Angkot.. Ya memang ini jalan satu-satunya. Langsung saja aku berjalan ke depan dan menunggu angkot.
Setelah aku naik ke angkot, angkotnya pun sangat sempit dan berisik, aku memberhentikan angkot itu karena telah sampai, dan tamannya sebenarnya sisa 10 meter lagi, tapi aku lebih memilih untuk jalan kaki saja, aku turun dari angkot, saat aku ingin membayarnya, supir angkotnya menolak.
"bang, maka... Sih"
Angkotnya malah pergi begitu saja, padahal aku ingin membayarnya dan mengucapkan terimakasih. Aneh sekali.
Aku berjalan menuju taman, tiba-tiba orang yang berjualan boneka menghampiriku.
"neng... Ambil aja gratis" kata tukang boneka itu.
"hah gratis? Serius bang?" tanyaku yang tak percaya.
"iya neng" tukang boneka itu lalu menyodorkan boneka teddy bear yang lucu itu kepadaku. Ku ambil saja, karena ini gratis, mungkin ada bakti sosial atau apa, hihi.
"makasih ya bang"
Tukang boneka itu pun meninggalkanku tanpa membalas ucapan terimakasihku.
Aku berjalan lagi, sisa 5 meter lagi untuk sampai di sana. Tiba-tiba tukang bunga keliling menghampiriku.
"neng... Silahkan di ambil gratis.. " lagi-lagi ucap tukang bunga ini.
"emang ini hari apaan sih bang? Kok semuanya gratis?" tanyaku yang ke bingungan.
"neng cari aja di taman ini semua orang jualnya gratis"
"hah? Yang bener bang?"
"iya neng... Di ambil ni neng"
"oke bang, makasih loh bang"
Karena namaku jasmine, aku mengambil bunga jasmine, hehe.
Dan tukang bunga keliling itu tak menjawab ucapan terimakasihku lagi.Yap, sudah sampai, di taman ini.
Tapi, tak ada Dimas.. Apakah dia berbohong, ya sudah.. Jadi, aku memilih duduk dulu, dan ku lihat boneka serta bunga yang ada di tanganku, ku letakkan di sampingku.Sudah, hampir satu jam aku disini. Padahal, perjalananku tadi hanya 20 menit dan aku tepat sampai disini jam 16.30, tapi sekarang sudah pukul 17.30. Benar-benar Dimas seperti mempermainkanku.
Aku sangat kesal, Dimas tak kunjung datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Kau Lupa
RomanceGadis mana yang lebih tangguh, menunggu di lupakan atau melupakan? Dinda Jasmine, selalu merangkai kata yang terlintas di benaknya. "aku dapat memuisikanmu dalam seribu larik" Perasaan bukan untuk di rasakan, namun untuk di rangkai menjadi sebuah...