11.Gelap Malam

66 4 0
                                    

"kau tahu, ini sungguh gelap bukan? Kau bilang ya ataupun tidak ini tetap perasaan bukan? apa bedanya? Aku tetap cinta. Yang ku takut hanya kehilanganmu, ketika gelap malam datang aku tak bisa melihatmu lagi."

"udah gelap nih, den.. Pulang yuk" aku berdiri sembari mengajak Raden untuk pergi dari tempat ini.

"emang abis ini lo mau kemana?" tanya Raden.

"mau ke rumah lo main odong-odong" ucapku.

"lah baru tau gua di rumah gua ada odong-odong"

"yah enggaklah pea" ucapku lagi.

"hmm, din.. Gue boleh minta sosmed atau nomor telfon lo gak? Biar gampang di hubungin" Raden meminta izin sembari menyodorkan ponselnya kepadaku.

"bolehh kok" aku pun mengambil ponsel yang ia berikan dan mengetik nomor telfonku.

"makasih"

Kami berdua pun, akhirnya berjalan ke arah mobil, dan langsung masuk ke dalam mobil.

Saat aku sedang berada di tengah perjalanan ponselku tiba-tiba berbunyi, aku langsung saja mengambil ponsel yang berada di dalam tas ku, saat ku lihat nama orang yang tertera menelfonku adalah Dimas. Tapi ada apa ini? Aku angkat saja telfonnya.

"hallo dim.. "

"hallo din.. Lo dimana? Gue mau kasih sesuatu buat lo.. "

"emang buat apa? Emang gue lagi kenapa?"

"ada rahasia pokoknya, besok jam 4 sore gue tunggu ya di Taman biasa"

"oke oke dim.. See u ya"

Entah untuk apa dia menelfonku dan berkata ingin memberikan aku sesuatu.

"siapa din?" tanya Raden.

"itu si Dimas.. "

"oh, ada apa?"

"gak ada apa-apa"

Aku dan Radenpun hanya terdiam. Aku melihat-lihat jam yang berada di tanganku. Entah mengapa aku agak sedikit gugup ketika tau bahwa Dimas akan memberikan sesuatu kepadaku.

Aku kadang-kadang menarik pandanganku kepada Raden, mungkin kah aku jatuh cinta? Semakin dekat, semakin nyaman. Tapi, aku takut untuk kehilangan orang-orang yang aku sayang.

Saat Raden berbalik ke arahku, aku membalikkan pandanganku ke arah yang lain. Sungguh, aku takut jatuh cinta lagi, aku tahu ini wajar, tapi apa aku salah? Aku hanya insan biasa. Hanya punya hati yang sama, punya rasa sayang yang sama. Ini wajar.

"din.. Udah sampe ni di rumah.. " ucap Raden.

"oh iya den.. Makasih ya" ucapku.

"hm.. Din.. Kalo misalnya ada yang chat lo malam ini gimana?"

"ya ga gimana-gimana, berarti orangnya elo, kan lo tadi minta nomor gue" ucapku meledeknya.

"hahaha.. Iya juga sih.. Din.. Goodnight, hati-hati masuk rumahnya"

"yaampun, iya Raden, goodnight too.. "

Aku pun berjalan masuk ke dalam rumahku, dan dari pagar aku melihat mobil Raden berlalu.

Apakah Raden punya perasaan yang sama seperti aku?

Malam ini, ponselku berbunyi lagi..
Dan ini notifikasi dari kalender ponselku, yang bertuliskan:

Pukul 00.00
12 Desember 2017
Dinda berulang Tahun hari ini.

Astaga.. Pantas saja, Dimas ingin memberikan ku sesuatu, aku lupa bahwa hari ini aku berulang tahun.. Memang temanku yang satu ini selalu ingat dengan hari ulang tahunku. Seperti, 2 tahun yang lalu, dia memberikan kejutan kepadaku, kotak alat musik. Masih ku simpan di lemari kacaku di ruang tamu.
Sahabat terbaikku.

Hingga Kau LupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang