1

310K 14.1K 799
                                    

Bismillah... Semoga suka :)

___________________________________

"Surat peringatan?"

Mata Prilly membulat sempurna melihat amplop putih di atas meja kerjanya. Baru saja ia ingin menduduki kursinya, namun tertahan karena surat itu.

"Duh! Gue salah apa? Perasaan kerjaan gue mulus-mulus aja," ucapnya tak bersemangat sambil mengambil amplop itu.

"Ya itu sih cuma perasaan lo aja, nggak nyadar kalo lo itu udah buat rugi perusahaan?" Suara ketus itu membuat Prilly menoleh ke arah perempuan yang duduk tidak jauh darinya, berpura-pura fokus bekerja namun Prilly tahu kalimat itu tertuju untuknya.

"Gue ngerugiin perusahaan?" ucap Prilly. Menatap Hana yang baru saja bicara dengan sangat ketus itu padanya. Hana mengalihkan perhatian dari komputernya sesaat, membalas tatapan Prilly dan memutar bola matanya malas.

"Pril, jangan dengerin Hana. Mending lo buka amplopnya deh," suara Jasmin pun mengalihkan perhatian Prilly dari Hana.

Melihat senyuman Jasmin membuat Prilly merasa tenang, setidaknya ia memiliki sahabat seperti Jasmin yang selalu bersikap baik padanya dibandingkan Hana. Prilly kembali menatap amplop di tangannya sejenak, kemudian membukanya.

Tak ingin membuang waktu lama Prilly membaca isi surat itu. Seketika membuat tangannya gemetaran.

"Isinya apa tuh? Pasti dipecat," Hana kembali menyeletuk dengan sinis. Entah kenapa perempuan itu selalu sinis dengan Prilly.

Prilly sendiri malas membalas perkataan Hana, jika menanggapi perkataan teman divisinya itu maka dalam sekejap ruangannya akan gaduh hanya karena perdebatan mereka.

Prilly termenung, lalu melihat asisten bosnya melewati ruangan kerjanya. Prilly pun keluar mengejar lelaki itu.

"Pak, Pak tunggu Pak!" Teriak Prilly sampai asisten bosnya yang sedang terburu-buru itu berhenti lalu menoleh ke arahnya.

"Eh Nona manis semanis jahe, ada apa?" Tanya lelaki itu sambil menyisir rambutnya dengan jari. Ia selalu tebar pesona pada siapa pun termasuk Prilly.

Dari wajahnya, lelaki itu nampak santai sekali.

Apa dia belum tahu soal pemecatan itu? Pikir Prilly.

"Maaf Pak Leo, apa saya beneran dipecat dari kantor ini?" Prilly bertanya sambil menunjukkan surat di tangannya.

Dalam sekejap wajah lelaki itu terlihat sangat terkejut, "What??? Kamu dipecat?! Kok saya gak tahu, aduh aduh bisa gawat kalo kamu dipecat, nanti gak ada yang bisa saya godain!"

Prilly merasa gemas sekali dengan asisten bosnya yang unik itu.

"Pak, saya serius."

Lelaki itu berdeham dan mulai bicara dengan serius, "Pak Bos gak pernah ngasih tahu saya kalau kamu dipecat, lagi pula kalau dia mau mecat kamu dia pasti beritahu saya dulu."

"Tapi surat ini ada di meja saya Pak, saya pikir ini cuma surat peringatan aja tapi surat ini berisi informasi kalau saya dipecat dari kantor ini. Saya gak tahu kesalahan saya apa sampai membuat perusahaan ini mengalami kerugian."

Leo mengernyit mendengar penuturan Prilly. Ia sama bingungnya dengan Prilly. Tak lama ponselnya pun berdering. Lelaki itu bergerak menjauh untuk mengangkat ponselnya.

Entah apa yang dibicarakan Leo. Dia terlihat serius sekali bicara di telepon.

Prilly diam menunggu sampai Leo selesai bicara dan kembali menghampirinya.

"Pak Bos baru memberitahu saya. Kayaknya kesalahan kamu serius Prilly."

"Saya gak tahu kesalahan saya apa Pak."

Marry With BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang