3

173K 10.5K 493
                                    

"Pak Bos, bentar lagi nona manis semanis jahe datang ke sini bayar utangnya!" Seru Leo di dekat Ali yang sedang berdiri di balik jendela ruang kerjanya, mengamati kendaraan yang berlalu lalang di bawah sana.

"Pak Bos? Yaelah saya dikacangin nih Pak Bos? Mikirin apa sih Bos? Malam pertama? Tenang Bos, saya punya jamu kuat superrr biar Juned gak gampang lemas! Terus Pak Bos bisa tancap gas sampai pagi!"

"Oh atau Pak Bos lagi mikirin gimana caranya Juned bisa langsung hasilin anak ya? Gampang Pak Bos, tinggal teriakin cacing berhelm nya aja biar langsung berenang cepet."

"Tapi, sebelum itu makan toge se-ton ya Pak Bos, sayur toge kek, toge goreng kek, tahu isi toge kek, tumis toge campur tokek, terserah Pak Bos, yang penting toge!"

Krik krik krik...

Leo menghela napas. Dikacangin? Bola mata Leo bergerak ke atas sambil mencibir. Tak lama pun terdengar tawa kecil dari seorang wanita di dekatnya.

"Bukannya kamu emang selalu dikacangin ya Pak Leo?" Ledek sekretaris bosnya itu, "Lagi pula emang Pak Bos lagi mikirin pernikahannya? Siapa tahu gadis itu berhasil dapat uangnya kan?"

Leo mendengus menatap Deana, Deana terlihat sibuk dengan berkas-berkas di tangannya tetapi wanita itu malah menggodanya, "Kalau dia dapat uangnya gue malah bersyukur banget! Biar gue aja yang nikahin Nona manis semanis jahe itu."

Ali pun memutar badannya menatap Leo tajam.

Seketika membuat Leo menyengir lebar, "Ampun Pak Bos, iya saya tahu Nona manis semanis jahe cuma milik Pak Bos seorang."

Ali bergeming. Ali bukan sedang menatap Leo melainkan menatap seseorang yang berdiri di ambang pintu ruangannya.

Leo pun berbalik mengikuti pandangan bosnya itu. Ia tersenyum semringah melihat Prilly sudah datang.

"Uwow! Welcome Nona manis semanis jahe! Ayo masuk!"

Prilly melangkah ragu ke dalam. Ali memperhatikan koper mungil di tangannya.

"Tinggalkan kami berdua," ujar Ali datar pada Leo dan Deana.

Mereka berdua menatap Ali sejenak sampai diberikan tatapan galak barulah mereka pergi meninggalkan ruangan itu.

Setelah di ruangan itu tidak ada siapa pun, Prilly mengembuskan napasnya sampai terdengar, dengan malu ia meletakkan koper mungilnya di atas meja besar Ali kemudian mendekati lelaki itu tanpa merasa takut sedikit pun.

"Totalnya cuma 30 juta, saya ambil dari tabungan saya di bank, ditambah gaji saya bekerja selama seminggu ini, dan saya juga menjual handphone serta kalung saya. Miris kan Pak? Bapak senang kan karena saya gak sanggup ganti kerugian perusahaan?"

Prilly mendongak menatap Ali yang lebih tinggi darinya, "Apa saya gak punya kesempatan buat mengumpulkan uang lagi? Saya gak mau menikah dengan Anda Pak karena saya cuma gadis biasa, ya ampun Bapak pasti nyesel nikahin saya."

"Saya udah berusaha ganti kerugian perusahaan tapi tetap aja belum cukup, dan saya rela dipenjara karena dua kesalahan saya. Pertama, saya gak bisa mengganti kerugian perusahaan, kedua, saya gak bisa menepati perjanjian tertulis itu."

Prilly pun mengatur napasnya, tiba-tiba dadanya terasa sesak, kenapa dunia begitu tak adil dengannya? Ia pun mengulurkan kedua tangannya yang mengepal di hadapan Ali seperti penjahat yang menyerahkan diri.

Dengan suara bergetar Prilly pun berkata, "Saya tahu Anda memiliki banyak koneksi. Polisi pasti bisa datang sekarang juga, saya siap dipenjara Pak. Saya nggak akan kabur."

Prilly tidak bisa menahan air matanya lagi, ia tertunduk, "Maafin saya kalau selama saya bekerja saya bersikap buruk, minggu lalu pun saya bersikap tidak sopan pada Anda. Maaf juga karena membuat perusahaan ini mengalami kerugian sebesar 259 Milyar."

Marry With BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang