16

193K 10.7K 1K
                                    

AKHIRNYA!
Berkat do'a kalian urusannya lancar mwehehe
Tapi gak janji update cepet ya, masih ada yg diurus sdkt2...

Smoga suka terus sama MWB :v

___________________________________

Pagi ini hujan turun deras. Prilly mencorat-coret jendela yang berembun di kamar, sambil sesekali mendengus melirik Ali yang belum bangun di atas kasur. Lelaki itu sudah dia bangunkan berkali-kali dengan cara apa pun tapi usahanya belum membuahkan hasil. Prilly pun berjalan menjauhi jendela, kemudian duduk di tepi kasur tepat di samping Ali. Menatapi wajah damai Ali, membayangi kemarin malam lelaki itu tidak bisa tidur karenanya, dan setelah dia ada, Ali kembali tidur seperti mayat, sulit dibangunkan.

"Hubbiy, kamu mati yah? Enak banget sih tidurnya," Prilly menaruh kepalanya di atas dada bidang Ali.

"Ini udah siang lho, memangnya kamu gak kerja? Harusnya biarpun hujan kamu tetap kerja, kalau kamu nggak kerja calon 25 anak kita mau dikasih makan apa coba? Empur ayam?" Prilly memainkan kancing piyama Ali.

"Padahal semalam itu kamu tidur duluan, tapi kenapa kamu yang bangun telat, biy? Gak biasanya."

Oh tentu saja Prilly tidak tahu kalau sisa semalam itu Ali terjaga mengamati wajahnya dan berkata 'honey' untuknya, hingga hampir pagi barulah dia tertidur.

"Alibaba ... kamu mau aku perkosa dulu baru bangun ya?" Prilly pun menduduki perut Ali. Sebenarnya cara ini sudah Prilly coba sebelumnya, tapi tidak mempan. "ALI!!!" Dia juga sudah berteriak ke sekian kalinya, mungkin ada batu yang menyumpal telinga Ali sampai teriakkan dahsyatnya tidak mengusik tidur lelaki itu.

Cara ini yang belum Prilly coba, yaitu menutup wajah Ali dengan bantal meskipun resikonya besar. Dan saat bantal sudah Prilly taruh di wajah Ali, bantal itu langsung terbang, dibuang Ali ke lantai. Ali membuka matanya terlihat sipit.

"Bangun, sayang... udah siang ..." Prilly tersenyum seimut mungkin. Akhirnya Ali bangun juga!

"Apa yang kamu lakukan di ... di atasku?!" Ali membulatkan matanya itu.

"Tadinya mau perkosa kamu, mumpung di luar hujan ya kan? Cuacanya mendukung banget buat bikin anak lho, hehe."

"Minggirlah!" balas Ali ketus.

"Nggak mau, bikin anak dulu." Prilly cengegesan.

"Oh, begitu ya?" Ali tersenyum miring. Karena Prilly duduk di atasnya, jangan salahkan juniornya yang bernama Juned bangun dari tidurnya. Ali pun membanting tubuh Prilly ke sisi kasur lain hingga dia yang ada di atas Prilly.

"Jam berapa sekarang?" tanya Ali dengan tatapan tidak biasanya. Ada api gairah di mata hitamnya yang berkilat itu.

"Se-setengah 8," jawab Prilly gugup. Nyesal deh bercandain Ali mulu. Kalau pagi ini dia bikin anak juga bagaimana? Pikirnya kalut.

"Masih ada waktu dua jam untuk meeting dengan kolega bisnis dari Korea." Seringaian mesum tercipta di bibir Ali. "Ada bagusnya juga memanfaatkan dua jam itu."

"Ali, di luar hujan lho, lebih baik kamu berangkat kerja sekarang ya kan? Daripada nanti tambah deras terus mobilnya kerendam banjir kan gak lucu CEO ganteng kebanjiran di tengah jalan."

"Diamlah!" Meskipun Ali selalu terlihat serius, tapi keseriusannya kali ini membuat Prilly gemetar. "Jangan mengatakan apa pun lagi."

"Ta--"

"Apa?" Ali menautkan jari-jarinya dan menahan tangan Prilly di samping kepalanya. "Sudah cukup aku menahannya selama ini. Ternyata kamu sangat pintar membangkitkan gairahku."

Marry With BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang