"Maaf udah bentak lo tadi siang, dan maaf kalau ada kata-kata yang nyinggung perasaan lo."
Ucapan Bastian sontak membuat Nadine tercengang. Bukannya memarahinya atau memberinya petuah, ia malah meminta maaf. Meminta maaf hanya karena telah memarahinya, marah yang memang harus ia lakukan karena memang Nadine lah yang bersalah. Nadine hanya dapat membisu akan perilaku Bastian yang beda dari yang lain.
Tidak ada satu katapun yang keluar dari bibir Nadine, apalagi ditambah dengan tatapan bersalah dari Bastian. Nadine semakin merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan tadi siang. Senakal-nakalnya pria, segokil-gokilnya pria, ada kalanya ia menciptakan perasaan bersalahnya sendiri.
"Please ngomong Nad, jangan bikin gue semakin bersalah dengan diam lo. Maaf kalau memang tadi siang gue nyinggung perasaan lo atau bahkan gue nyakitin lo," ucap Bastian setelah melihat kebungkaman Nadine. Bastian menjambak rambutnya sendiri, ia frustasi dengan kebungkaman Nadine.
"Bukan lo yang salah Bas, please jangan nyakitin diri lo sendiri. Yang salah gue, bukan lo," ucap Nadine. Namun, hanya ucapan yang mampu ia keluarkan dalam hati, bukan melalui lisannya. Bibirnya sangat kaku untuk mengeluarkan kalimat tersebut. Dan akhirnya...
"Yaudah sih, toh juga udah lewat," yaps, hanya inilah yang Nadine jawab. Tidak ada ekspresi apapun yang ia tunjukkan, datar tanpa ekspresi.
"Yaudah, gue balik dulu,"ucap Bastian setelah mendapatkan jawaban dari Nadine, ia pun segera menuju motornya dan membiarkan Nadine berdiri di teras rumahnya. Namun, saat Bastian akan menyalakan mesin motornya, suara Nadine membawanya untuk
kembali menatap gadis tersebut."Sorry," ucap Nadine yang langsung memasuki rumahnya.
Bastian hanya tersenyum di atas jok motornya dan segera kembali ke istana kecil milik keluarganya.
"Bas," ucap seseorang dengan suara lembutnya. Bastian menoleh ke arah sumber suara dengan senyum manis yang terukir di sudut bibirnya.
"Iya ma," jawab Bastian dan segera menyejajarkan dirinya dengan sang mama.
"Udah makan? Dari pagi belum nyentuh makanan sama sekali. Masakan mama sudah gak enak lagi ya?" Ucap mama sambil mengelus puncak kepala putra sulungnya. Dan beralih mengelus wajah putranya.
"Pasti lelah kan? Sampai pucat gini," lanjutnya. Bastian hanya tersenyum melihat dan mendengar kasih sayang mamanya.
Bastian menggenggam tangan sang mama, "Bastian baik-baik aja kok ma. Bastian juga gak lelah, Bastian cuma pengen istirahat 10 menit aja. Dan ya, jangan pernah ngomong masakan mama gak enak, karena masakan mama itu yang terbaik."
Bastian menidurkan kepalanya di paha sang mama. Tempat ini adalah tempat ternyaman menurut Bastian. Ia tau kalau mamanya pasti menunggunya pulang, meskipun ia pulang larut malampun. Saat ini memang tidak terlalu malam, hanya saja Bastian tadi berangkat sangatlah pagi. Ia tidak menginjak rumahnya selama kurang lebih 16 jam. Ia keluar rumah saat mamanya memasak sekitar jam setengan lima pagi dan saat ini ia baru menginjakkan kakinya pukul sembilan malam.
• • •
"Kak, kalau otak, hati dan mulut tidak dapat sejalan. Apa yang harus dilakukan?" Tanya Nadine kepada Rissa, sang kakak. Tempat curhat Nadine adalah keluarga. Menurutnya, keluarga adalah tempat curhat terbaik kedua setelah sang maha pencipta.
"Ketika hati berbicara maka semuanya akan mengikuti, hanya saja ego selalu menghalagi semuanya berjalan selaras. Solusinya adalah, kamu harus mengalah, kamu harus bisa ngurangi ego dan sifat keras kepala kamu. Ada kalanya kamu egois dengan suatu hal dan ada ada kalanya juga kamu harus menanggalkan sisi keegoisan kamu. Gengsi juga salah satunya," jawab Clarissa. Nadine hanya mendengarkan tanpa memotong satu katapun yang keluar dari bibir kakaknya.
"Kalau ego, gengsi dan keras kepala bisa kamu kurangi, maka kamu akan mudah mengeluarkan apa isi hati kamu. Seperti halnya ingin meminta maaf karena kesalahan yang kamu buat, tapi rasa gengsi itu tiba-tiba muncul dikarenakan orang yang mau kamu minta maaf itu orang yang sudah kamu tuduh, kakak yakin kalau lama kelamaan juga kamu gak bakal minta maaf sama dia, kecuali kalau kamu menanggalkan segala rasa gengsi kamu. Udah dosa gak numpuk, otak jadi jernih dan pasti tidak akan ada salah paham," lanjut Rissa.
Otak Nadine berputar dan membenarkan segala kalimat yang diucapkan kakaknya. Entah siapakah gengsi dan ego itu, hingga sangat berpengaruh besar terhadap diri kita.
"Kenapa?" Tanya Rissa saat melihat Nadine hanya diam dan menggeleng sebentar.
"Siapapun orang yang sudah kamu sakitin, jarang ragu untuk meminta maaf. Siapapun dia, entah itu orang yang kamu suka, atau orang yang kamu benci sekalipun. Memang kelihatannya simpel, tapi sangat susah dipraktikkannya ketika semua elemen penghambat tadi menguasai diri kamu."
• • •
Acara Diesnatalis sudah berlangsung selama 5 hari, berarti hari ini adalah hari terakhir dari semua rangkaian acara. Acara ditutup dengan 'Gebrakan Warna Mahasiswa' dimana acara tersebut menghadirkan guest star Raisa, Sheila on 7 dan Hivi!.
Gemerlap lampu memenuhi ruangan tersebut. suara teriakan para penonton, dentuman sound yang menggema membuat suasana semakin meriah. Acara ditutup dengan lagu dari Sheila on 7 yang membuat semua penonton bangkit dan melompat.
Kita berlari dan teruskan bernyanyi
Kita buka lebar pelukan mentari
Bila ku terjatuh nanti
Kau siap mengangkat aku lebih tinggiSeperti pedih yang telah kita bagi
Layaknya luka yang telah terobati
Bila kita jatuh nanti
Kita siap tuk melompat lebih tinggiBersama kita bagai hutan dan hujan
Aku ada karna kau telah terciptaKupetik bintang, untuk kau simpan
Cahaya tenang
Berikan kau perlindungan
Sebagai pengingat teman
Juga sebagai jawaban
Semua tantanganKupetik bintang, untuk kau simpan
Cahaya tenang
Berikan kau perlindungan
Sebagai pengingat teman
Juga sebagai jawaban
Semua tantanganSebelum waktu memisahkan detikku detikmu
Sebelum dewasa menua memisahkan kita
Degupan jantung kita akan slalu seirama
Bila kau rindu akuKupetik bintang, untuk kau simpan
Cahaya tenang
Berikan kau perlindungan
Sebagai pengingat teman
Juga sebagai jawaban
Semua tantangan(Sheila on 7 - Melompat lebih tinggi)
"Watchaaaa!!!" Teriak Theo setelah semua acara selesai.
"We do and congratulations guys," lanjutnya
"Yuhuuuuu, congrats," teriak beberapa panitia.
Bastian tak kalah bahagia dengan kawan-kawannya. Senyum lebar menghiasi wajah tampannya, rasa lelah telah sirna terbalaskan. Semua kerja kerasnya membawakan hasil yang sangat memuaskan. Meskipun tak kurang dari berbagai masalah, namun akhirnya sangat membanggakan.
"Thank you."
● ● ●
Yuhuuu, akhirnya part ini muncul. Masih ada yang mau baca gak ya?
Mau aku cepetin nih alurnya, buar gak kepanjangan. Panjang banget kayaknya belum ada konflik. Bentar lagi konflik kayaknya.Oh iya mau nanya dong, kalian pada lahir tahun berapa sih? Pasti pada muda semua deh ya.
20 Desember 2016
Merinda Pahlawanti NP
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Latte
Teen Fiction[DONE] [COMPLETE] Cinta hadir tak terduga, pertemuan termenyebalkanpun dapat berubah menjadi cinta. Sebuah coffee latte dapat menggubah bongkahan es yang tertimbun dalam diri Bastian dan Nadine, menjadi hati yang hangat. Keegoisan satu sama lain, s...