BTS © Big Hit Entertainment
Dawn without Sunrise
-Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Kim Namjoon, Kim Seokjin, Park Jimin, Min Yoongi, Jung Hoseok-
OST for this Chapter: DANGER - BTS
***
Dunia ini berputar, tapi tidak dengan Black Sun.
Sudah puluhan tahun orang-orang di sana menjalani hidup yang tetap, hidup yang tidak punya siang dan malam.
Black Sun tidak jauh dari pusat Seodaemun-gu, terkubur di salah satu sudut Seoul yang dipagari kawat duri dan hutan buatan yang sangat rimbun. Keriuhan ibukota Korea Selatan menyembunyikan titik terkutuk itu dengan sempurna.
Dalam benak penduduk, Black Sun nyaris menjadi mitos. Jarang ada yang percaya bahwa di sekitar mereka terdapat sebuah wilayah terisolir yang semua warganya adalah penjahat.
"Ada perampokan di toko sebelah. Pelakunya membawa alat setrum dan bacokan."
"Kita soraki saja, siapa yang kira-kira akan menang. Si perampok, atau bodyguard penjaga toko."
"100.000 Won," gumpalan uang kumal diletakkan di atas meja, "aku pegang si perampok. Dia akan menenteng kepala si bodyguard di sepanjang jalan, dengan darah dari leher yang masih menetes-netes."
"Kau yakin pegang dia?"
"Seratus persen."
Percakapan seperti itu adalah hal biasa di sana. Black Sun adalah wilayah asusila yang kebal hukum. Penduduknya, sejak dulu, memang dibentuk sebagai pembantai. Perang di masa lalu membutuhkan banyak pasukan berani mati. Dan seluruh manusia di Black Sun melakukannya. Tewas bersimbah darah di garis depan adalah hal sepele. Setidaknya, selagi sebelum ajal mereka bisa membuat orang lain meregang nyawa, mereka akan berangkat perang dengan senang hati.
Kini, setelah perang berakhir, naluri buas itu masih tertinggal dan terus diturunkan. Black Sun menolak kata 'tolong' dan 'terima kasih' untuk dimasukkan ke dalam kamus bahasa mereka. Wilayah para penjahat ini seperti planet lain dalam lambung Seoul—area 'hantu' yang tidak pernah tercantum dalam peta.
Lorong panjang memisahkan Black Sun dari gemerlapnya Seoul. Lorong rahasia yang gelap gulita itu berkelok-kelok, jalurnya menghunjam tanah. Pintu masuknya berada di lahan tersembunyi berpagar kawat. Sebuah lingkaran berdiameter dua ratus senti menjadi gerbang, sangat mirip dengan mulut sumur tua yang sengaja disamarkan dengan gundukan serasah.
Namun, begitu pintu rahasia yang rata dengan tanah itu dibuka, orang akan menemukan sebuah jalur mengerikan yang luar biasa panjangnya. Lorong menuju Black Sun berisi tangga curam. Tak ada cahaya masuk. Begitupula dengan sirkulasi udara.
Di berbagai titik tangga, seringkali ditemukan mayat orang-orang Seoul yang terjebak. Mereka tewas karena dehidrasi, kelaparan, atau kekurangan oksigen. Jika sudah masuk, mustahil bagi orang luar untuk bisa meloloskan diri. Untuk keluar dari lorong mematikan itu, siapa pun akan membutuhkan sandi visual berupa tato biotronik yang dapat terbaca oleh monitor pengunci. Tato biotronik adalah tanda lahir buatan yang hanya dimiliki oleh penduduk Black Sun. Tidak ada yang punya selain mereka.
"Sudah bagus, kapan-kapan aku ingin mengganti tatoku dengan gambar tengkorak disilang."
"Kau lebih cocok memakai gambar kupu-kupu, Suga."
"Anak buahku tidak akan takut kalau bosnya pakai tato seperti itu."
Pemuda yang baru keluar dari studio tato itu tampak janggal jika disandingkan dengan suasana semrawut di sekitarnya. Ia terlihat kecil dan baik-baik saja. Lupakan pistol laras ganda yang ia selipkan di balik jaket jinsnya yang kebesaran itu. Suga—atau Min Yoongi, begitu nama samarannya pada situs jual beli barang ilegal di dark web—benar-benar berhasil membuat lingkungan Black Sun tampak buruk rupa saat dirinya melintas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dawn without Sunrise | MinYoon, TaeKook, NamJin ✅
ActionSepanjang waktu adalah malam hari di Black Sun. Matahari adalah mitos di kota penuh kutukan itu. Banyak yang percaya, ketiadaan cahaya lah yang membuat semua warga Black Sun menjadi penjahat. "Kami tidak berharap diterima oleh orang Seoul. Namun...