Dawn without Sunrise
Chapter 17: Heart of a Sun
OST: BTS – 134340
***
Jeon Jungkook secara personal tidak pernah ingin menjadi orang yang cerewet. Biasanya ia selalu menurut. Mengatakan 'iya' bahkan untuk banyak hal yang tidak ia mengerti mengapa dirinya harus mengiyakan.
Namun, kali ini, V yang ambisius tampak sangat asing untuknya. Di mata Jungkook yang tahu bahwa dirinya masih terlalu 'baru' untuk memahami semua yang terjadi, V serupa seperti serigala lapar yang tahu ke mana ia harus menerkam mangsa.
Untuk yang pertama kali, seingatnya, Jungkook merasa gentar dan mempertanyakan apa yang akan V lakukan.
"Kenapa jalanmu lama, Love? Ada yang kau pikirkan?"
"Eum," Jungkook sedikit ragu, "V seperti ... maaf, sedang sangat bernafsu—"
"Memang aku sedang sangat bernafsu. Kalau tidak ada orang gila yang saling berebut oksigen di jalanan ini, kau pasti sudah kutelanjangi"—ada sentakan keras di dada Jungkook saat mendengar itu—"tidak, aku hanya bercanda, Kookie. Aku hanya sangat suka kalau tiba-tiba menyadari bahwa diriku masih ada gunanya."
Entah apa hubungan antara 'menelanjangi' dan 'ada gunanya', Jeon Jungkook yang manis selalu merasa kesulitan untuk melihat niat murni seseorang. Mungkin isi otak V berlapis-lapis, sedangkan dirinya hanya diberikan kesempatan untuk melihat permukaannya saja.
Jungkook sudah berjanji takkan bertanya lagi tentang Black Cyber Poison, kecuali jika V dengan senang hati menjelaskan semuanya.
"Kami dulu punya markas di dekat sini, Jungkook."
"Eum," gumaman canggung, "kami?"
"Ya, aku dan temanku, Ravi. Entah di mana dia sekarang. Mungkin dia sudah dijadikan tepung terigu oleh komplotan si bejat Mino saat aku dipenjara."
Jungkook mengangguk pelan. Si malaikat Seoul memutuskan untuk menggamit lengan V, sedikit menariknya agar tak tertinggal langkah.
V dengan mata berkilatnya yang bukan baru pertama kali ini Jungkook dapati, membawanya menyusuri jembatan tinggal separuh yang di bawahnya mengalir cekungan panjang dengan air keruh.
Cekungan itu memiliki akhir berupa lubang pipa besar dengan ujung serupa sumur yang tertutup. Mungkin di bawah sana masih ada pipa-pipa lagi yang entah seberapa banyaknya.
Untuk kali ini Jungkook tak perlu penjelasan. Ternyata Black Sun punya sistem penampung air hujan sendiri untuk mencegah banjir. Ide yang cukup cemerlang, Jungkook ingin tahu siapa yang membuat sistem penampung air yang brilian itu.
Saat mata besarnya iseng melirik, ada tulisan khas anak-anak tergores samar di permukaan beton abu-abu.
Dirancang oleh Namjoon (7 tahun).
Membacanya, senyuman Jungkook terukir diam-diam.
"Oke, kita sudah sampai. Di sini markas Black Cyber—aduh, Kookie, kau menabrakku. Jangan melamun."
"Astaga, maaf, V. Aku tidak memerhatikan jalan." Jungkook menepuk pelan punggung V yang membentur dadanya, kemudian tersenyum rikuh dan pura-pura penasaran. "Apa yang ada di dalam sana? Apa kita akan masuk?"
"Tentu saja, Love. Kita bisa menyelamatkan Black Sun dari sini. Semoga masih ada sesuatu yang bisa kuandalkan."
Jungkook mengangguk sekali lagi. V menggandengnya masuk dan ia tak pernah punya pilihan selain mengunci mulut dan menurut. Pemuda Black Sun itu membawanya memasuki sebuah bangunan tua beratap rendah dengan teras yang lebar. Lantai keramiknya sudah pecah. Pintu depannya melengkung tidak sempurna, seolah bisa rubuh dengan mudah jika tak sengaja tersenggol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dawn without Sunrise | MinYoon, TaeKook, NamJin ✅
ActionSepanjang waktu adalah malam hari di Black Sun. Matahari adalah mitos di kota penuh kutukan itu. Banyak yang percaya, ketiadaan cahaya lah yang membuat semua warga Black Sun menjadi penjahat. "Kami tidak berharap diterima oleh orang Seoul. Namun...