"Jadi kau melakukan semua ini... menyusuri Black Sun seperti orang kebingungan hanya untuk mencari adikmu? Kupikir kau begitu ambisius untuk mendapatkan jabatan penting di pemerintahan."
"Apa pun motifku, apakah hanya satu atau gabungan dari beberapa kepentingan, yang jelas aku ingin mengobrak-abrik Black Sun."
"Kau mengatakan ini padaku yang jelas-jelas orang Black Sun," sosok di sampingnya tertawa. "Song Mino, bukannya aku ingin mematahkan harapanmu, tapi kurasa sudah saatnya kau berhenti. Adikmu tidak ada di sini."
"Kau tidak tahu perasaan seorang kakak yang tidak pernah bertemu adiknya. Ayahku berkata bahwa adikku berada di Black Sun karena campur tangan dari Tuan Jeon. Lagipula, aku tidak akan pernah bisa hidup tenang kalau belum menemukan adikku. Kenapa kau tidak diam dan mendukungku saja? Bukankah katamu, kau mencintaiku?"
"Tidak, bukan begitu. Kau bilang keluarga Jeon punya anak. Siapa tahu dia adikmu, Mino."
"Tidak. Ayahku berkata bahwa adikku dibuang ke Black Sun. Aku tidak bodoh. Lagipula... tidak mungkin Tuan Jeon yang brengsek dan kaya raya itu menyayangi adikku seperti anaknya sendiri dan memberikan fasilitas sekelas bangsawan padanya."
"Kenapa tidak? Mungkin dia sudah lama mengharapkan anak."
"Asal kau tahu, ayahku pernah bersitegang dengan Tuan Jeon soal kekuasan di pemerintahan. Bahkan harta keluargaku dikuras oleh keluarga Jeon. Mereka itu keluarga mafia, perampok, dan mungkin pembunuh. Hanya ada dua kemungkinan yang dilakukan oleh Tuan Jeon. Satu, membuang adikku ke Black Sun dan membiarkannya menjadi gelandangan. Atau dua, dia sudah melenyapkannya tanpa sepengetahuan kami."
"Kurasa kau terlalu cepat mengambil kesimpulan," sosok di sampingnya itu menggeleng pelan. Ia melepaskan tangan Mino yang sejak tadi digenggamnya di bawah langit abu-abu Black Sun.
"Bolehkah aku berpendapat sekali lagi?"
"Apa itu?"
"Mino, kurasa kau mencari adikmu bukan karena kau menyayanginya seperti yang berkali-kali kau katakan padaku. Kau menghalalkan segala cara untuk mengusut keberadaan adikmu karena dibutakan oleh rasa bersalah pada ayahmu. Benar kan?"
"Maksudmu apa? Tentu saja aku menyayangi adikku."
"Ayahmu sempat jatuh miskin dan ibumu masuk panti rehabilitasi jiwa, itu yang pernah kau katakan. Kau hanya merasa berdosa pada mereka. Tujuanmu mencari adikmu sebenarnya hanya didasari karena keinginan balas dendam, akui saja."
"Cukup, Seungyoon."
"Kenapa? Jangan membohongi dirimu sendiri, Song Mino," suara Seungyoon menusuk hati Mino yang ternyata belum membeku. "Kasih sayangmu pada adikmu itu palsu. Cinta yang sebenarnya bukanlah seperti itu."
***
Dawn without Sunrise
Chapter 19
OST: BTS - Fake Love
***
"Bawa pelacur Black Sun itu ke mari. Biarkan dia mati hari ini juga di depan mataku."
Song Mino melangkah tanpa memandang anak buahnya yang baru saja melaporkan keadaan terakhir Suga. Laporan "tidak penting" itu sebenarnya hanya berisi tiga hal: Suga pucat, dingin, dan tidak mau bicara.
Mino sebenarnya sudah tahu tanpa perlu merepotkan diri bertanya.
"Aku tidak akan mengemis kehangatan kalau pada dasarnya kau memang lebih pantas jadi mayat daripada jadi manusia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dawn without Sunrise | MinYoon, TaeKook, NamJin ✅
AksiSepanjang waktu adalah malam hari di Black Sun. Matahari adalah mitos di kota penuh kutukan itu. Banyak yang percaya, ketiadaan cahaya lah yang membuat semua warga Black Sun menjadi penjahat. "Kami tidak berharap diterima oleh orang Seoul. Namun...