Final Chapter: Gleams of Sunshine

2.6K 321 217
                                    

Kisah ini hanya fiktif. Seluruh jalan cerita, tempat, dan kejadian adalah hasil imajinasi semata.

***

"Oke, kemana tujuan kita selanjutnya?"

Kim Seokjin menghela napas.

"Black Sun. Aku sudah merekam bukti terbesarnya." Ponsel dikeluarkan, "Rekaman ini akan mengakhiri semuanya."

"Mengakhiri semuanya...," Namjoon menggumam, ia mengikuti Seokjin memasuki mobil dan tubuhnya terasa menggigil. "Aku tidak suka dengan akhir, tapi untuk kali ini, sepertinya aku akan menerima kenyataan."

"Kau tidak sedang membicarakan Song Mino," Seokjin menghidupkan mesin dan berkata kaku. "Kau sedang membicarakan kita."

"Aku tidak membicarakan kita." Namjoon mengusap wajah, "Dibicarakan atau tidak, hubungan kita tetap tak punya masa depan."

Keduanya mulai hening. Ketika mobil yang dikemudikan Seokjin melesat membelah jalanan Incheon, pikiran Namjoon makin kalut.

Setiap akhir selalu memancing ingatan untuk memutar balik kejadian demi kejadian.

Dari mulai mereka yang tak sengaja menemukan Jungkook di tangga.

V yang menjual Jungkook pada Yugyeom. Jimin yang menyeretkan diri ke dalam konflik Suga hanya karena jatuh cinta.

Kejahatan genosida yang menewaskan ratusan penduduk Black Sun.

Hingga ia dan Seokjin menjadi mata rantai untuk menentukan bagaimana titik akhirnya.

Namjoon menekan dada. Bahkan ia dan Seokjin tak tahu apakah mereka berdua masih akan hidup esok hari.

"Hei, Namjoon..."

"Ya?"

"Sebentar lagi Jungkook lulus. Kurasa dia sudah cukup dewasa untuk kutinggal sendirian. Aku ingin kuliah S2 di luar negeri. Mungkin aku baru akan pulang ke Korea setelah bertahun-tahun."

Baiklah. Kabar buruk lagi.

Namjoon belum pernah mendengar ini—dan ia terkejut, tentu saja—tapi lelaki itu tetap menyahut, "Ke mana rencananya? Berarti aku tidak akan melihatmu kembali lagi di Black Sun?" Senyum pahitnya tersungging.

"Amerika," jawab Seokjin. "Aku tidak bisa janji kalau soal 'kembali ke Black Sun'."

"Oh. Oke."

"Dan bagaimana denganmu?" Seokjin balas bertanya. "Apa kau punya keinginan yang belum tercapai?"

"Entahlah," bahu Namjoon terangkat. "Tapi kalau hari ini kita berhasil lolos dan hidup... aku ingin pergi ke suatu tempat yang hangat, yang di sana aku bisa melihat matahari bersinar setiap hari."

"Hm... Apakah itu sebuah tempat yang jauh?"

"Iya, sangat jauh." Namjoon tersenyum memaksa. "Sangat jauh sampai kau tak akan bisa lagi menemukan aku."

Mereka tak berbicara lagi setelah itu. Namjoon tenggelam dalam pikirannya sendiri, sementara Seokjin yang menyetir beberapa kali melirik padanya.

Ada perasaan tak rela (atau bagi Seokjin: perasaan sedih), dan mereka belum tahu cara menyeberangi dinding imajinatif yang terbangun tiba-tiba.

Kepala Seokjin perlahan berdenyut sakit. Hatinya selalu memberi pesan buram tentang Namjoon.

Seokjin akan marah pada keadaan kalau mereka dipisahkan oleh huru-hara Black Sun, tapi di sisi lain dia ingin meyakini jika Namjoon bukanlah tujuan akhir dari perjalanan hidupnya.

Dawn without Sunrise | MinYoon, TaeKook, NamJin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang