Dawn without Sunrise | MinYoon, TaeKook, NamJin ✅

Chapter 7: Night Before The Scarlet Morning

Dawn without Sunrise
OST: 4 O'Clock - Rap Monster & V

***

Ini sudah yang kesepuluh kalinya Jeon Jungkook menengok ke belakang.

'Ternyata dia tak mengejarku.'

Jalanan Black Sun yang gelap terasa kosong. Tidak ada V yang berniat meraih tangan atau pundaknya untuk meminta maaf dan menjelaskan bahwa ia tadi hanya salah mendengar.

Jungkook, dengan hati murninya yang nyaris belum tercemari oleh apa pun, tahu benar bahwa ia akan dengan mudah memaafkan jika V mau meralat seluruh ucapannya.

'Tapi ia tidak mengejarku. Berarti V memang tidak peduli padaku.'

Jungkook takut jika terus-menerus jadi manusia naif yang akan dengan mudah ditipu oleh asumsi bodohnya sendiri.

Namun, jujur saja, dalam benaknya ia masih ingin menghibur diri ... Pasti tadi ia hanya salah mendengar. Pasti tadi ia hanya terlalu emosional hingga tak mendengar V berkata, "April Mop!"

Tapi ini bukan bulan April ... Apa mungkin ada Mop untuk bulan selain April?

Jungkook berharap semoga ada. Kalau tidak ada, semoga V mengadakannya.

"Tapi ia tidak mungkin berbohong kalau suka Minjae ...," kuku-kuku tangannya digigiti. Jungkook selalu melakukan itu ketika sedang berusaha menahan tangis.

Ia menyusuri rel kereta tua sendirian dan sesekali tersandung batangan besi.

Menatap ke atas, Jungkook mencari bulan.

Dan tak ada bulan di Dunia Hitam ini.

"Apa aku yang terlalu jahat karena sudah membenci Minjae tanpa alasan yang jelas? Apa aku cemburu? Kenapa rasanya sakit sekali?"

Bocah polos bermonolog sendiri. Hati Jungkook terlalu putih untuk mendendam.

Namun, ada hunjaman beruntun yang terus menikamnya dari balik dada.

Logika murni Jungkook mengatakan bahwa hunjaman itu adalah rasa kecewa. Namun, keegoisannya tak mau jumawa dengan mengingkari kenyataan bahwa dirinya tengah cemburu.

"Apa aku harus meminta maaf pada V?"

Langkahnya terhenti, Jungkook mempertimbangkan untuk kembali lagi ke ruangan penuh cermin itu untuk minta maaf karena tadi sempat membentak V.

"Seharusnya aku sadar ... Aku tidak punya siapa-siapa di Black Sun. Bagaimana jika aku dibuang oleh V? Bagaimana jika dia membenciku?"

Seorang Jeon Jungkook bukan lah pemuda hijau yang memiliki bakat murni untuk mengambil risiko. Lagipula, sejak awal ia memang telah terjerat.

"Ya benar ... Sepertinya aku harus kembali." Malaikat Seoul itu berbalik, menyusuri rel kereta dengan arah berlawanan. "Kalau aku saja boleh menyukai V, berarti V juga boleh menyukai Minjae. Aku tidak boleh cemburu."

Itulah mantra yang berulang-ulang ia ucapkan selama bermenit-menit. Jungkook sampai heran mengapa ia tiba-tiba mendapatkan kekuatan untuk mengampuni kesalahan V dengan teramat mudah.