Chapter 6: Butterflies

8K 1.1K 566
                                    

Dawn without Sunrise

OST: Butterfly - BTS

Setelah menjadi pihak yang ditinggalkan secara semena-mena, Jung Hoseok memutuskan untuk menelan kekesalannya begitu saja.

Tidak ada gunanya pula mengumpat. Hoseok adalah seseorang yang anti dengan perilaku barbar.

Karena barbar identik dengan Black Sun, dan dirinya terlalu keren kalau harus disamakan dengan mereka.

Lagipula, bukan sesuatu yang membanggakan untuk menjadi sebuah bagian dari dunia terkutuk yang berdenyut tanpa moral itu.

"Hai, boleh duduk di sini? Tempat yang lain sudah penuh."

"Terlalu sopan. Kalau mau duduk ya duduk saja."

Gadis cantik yang dihampirinya hanya melirik dan berkomentar pelan.

Tatapannya tajam, setajam sudut matanya yang menyipit jadi segaris saat menatap Hoseok menebar senyuman kelewat ramah yang tak biasa ia temukan.

"Kau sendirian, jadi aku berusaha sopan." Hoseok menarik kursi di sudut kafe yang tadi sempat nyaris dihancurkan oleh Seokjin dan Namjoon. Kalau nanti ada pegawai kafe yang menyodorinya bon untuk membayar kerusakan, ia akan pura-pura tidak kenal dengan mereka berdua. "Namaku J-Hope. Kau?"

"Hope? Seperti harapan?"

"Ya," Hoseok mengangguk, "dan kau?"

"Aku Jennie," gadis itu duduk bersandar, menyilangkan kakinya hanya diselimuti celana jins pendek sebatas paha.

"Oke, halo Jennie," Hoseok tersenyum, senyum yang bisa membuat siapa pun bertanya-tanya adakah maksud terselubung di baliknya. "Ada rekomendasi kopi terbaik di sini?"

"Aku pecinta soda. Tidak tahu kopi." Jennie mengedikkan bahu. Pandangannya menjelajah wajah Hoseok, seakan ingin mengendusi kejanggalan pada sosok lelaki itu.

Saat ia menyalakan rokok, pemuda di depannya menolak saat ditawari.

Ia tampak terlalu bersih untuk disandingkan dengan lingkungan serba ganjil di sini; dan Jennie sangat berbakat untuk meraba sebuah kejanggalan.

"Kau bukan dari Black Sun?" Gadis itu menebak, langsung. "Dari Seoul atau kota lainnya?"

"Kenapa?" Hoseok tidak terkejut, mungkin dalam tugas ia memang sudah terbiasa berhadapan dengan orang-orang yang curiga. "Aku bukan orang Seoul dan juga bukan orang dari kota lain. Aku warga Black Sun. Kau jangan curiga begitu, Jennie."

"Ah, syukurlah," Jennie memainkan puntiran rambut cokelat terangnya dengan ujung jari. "Aku sedikit alergi dengan warga Seoul."

"Oh, kenapa?" Hoseok menanggapi sekenanya sambil membuka-buka buku menu—dan serius, makanan bernama sup plasenta panggang merica itu membuatnya merasa sedang bermain di dalam film thriller sakit jiwa. "Apakah kau punya dendam pribadi dengan warga Seoul, Jennie?"

"Ini semua gara-gara Song Mino dan anak buahnya yang kurang kerjaan itu," sahut Jennie, "tidak ada warga Black Sun yang akan sudi memaafkannya."

Alis Hoseok lagi-lagi terangkat. "Song Mino"—itu atasanku di kantor pusat—"aku tidak mengenal Song Mino, hanya tahu namanya. Kau kelihatannya punya dendam pribadi pada Song Mino."

"Dia membunuh bangsawan Black Sun." Jennie mengetukkan ujung telunjuk di samping kaleng sodanya yang telah kosong. "Seungyoon mati gara-gara Song Mino."

"Ah, ya, haha," Hoseok tidak tahu mengapa ia harus tertawa, tapi ia memang tertawa. "Itu kasus panas yang terjadi beberapa tahun lalu kan? Sepertinya kau santai sekali membicarakan masalah sensitif seperti ini dengan orang yang baru kau temui, Jennie."

Dawn without Sunrise | MinYoon, TaeKook, NamJin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang