Chapter 1

29.9K 1.1K 22
                                    

PRANG!

Suara pecahan piring terdengar menggema membuat semua mata para pengunjung yang berada di restaurant teralihkan pada asal suara.

"PRILYYY," teriakkan nyaring menyusul setelah suara pecahan piring. Sang pemilik nama menutup kedua telinganya dengan nampan yang berada di tangan mungilnya. Seluruh sorot mata pengujung beralih menatap sosok gadis berperawakan mungil.

Prilly Latuesya Gracella. Gadis mungil berumur 17 tahun, bekerja sebagai pelayan restaurant. Prilly adalah gadis yang ekspresif, ceria, ramah, polos dan terkesan coroboh?

Mungkin banyak yang bertanya. Kenapa bisa di katakan ceroboh? Jawabannya simple, karena selama ia bekerja itu hanya bisa bertahan dalam kurung waktu yang singkat yaitu 3 atau 4 hari, bahkan pernah memecahkan rekor dalam pemecatan tercepat yang hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja, bahkan belum sampai 24 jam. Kenapa bisa terjadi? Entahlah. Gadis mungil itu pernah bekerja di salah satu salon, dan karena kebiasaannya ia membuat rambut dari pengunjung salon hangus bahkan membuat pengunjung itu pingsan, pada saat itu Prilly hanya bersantai mendengarkan lagu dengan earphone yang menempel pada kedua telinganya. So, itu hanya penjelasan singaktnya saja, kembali ke cerita.

"Prilly," wanita paruh baya berkacamata sudah berdiri berkacak pinggang tepat di hadapan Prilly.

"i...iya bu," sahut Prilly gelagapan dengan kepala yang menunduk menatap lantai.

"Kamu tahu apa kesalahan kamu?" tanya wanita paruh baya dengan tatapan tajamnya. Ia adalah manager dari restaurant ini.

"Em i...iya tahu bu," jawab Prilly menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Dan kamu juga tahu dampak dari berbuat kesalahan itu apa?" ujar sang manager berusaha menahan amarahnya. Suaranya terdengar begitu menyeramkan membuat Prilly terus menundukan kepala dan tak menjawab ucapannya.

"KALAU SAYA LAGI BICARA. TATAP MATA SAYA!" bentak sang manager. Sontak Prilly mengangkat kepalanya dan menatap wajah sang manager.

"Ibu mau hipnotis saya, ya? Maaf ya bu. Kalau itu nggak bakalan mempan," sahut Prilly menaikkan sebelah alisnya.

"Jangan becanda," sang manager terlihat bersusah payah menahan emosinya yang ingin meletup.

"Maaf bu," sela Prilly cepat.

"Maaf, maaf. Sudah berapa kali kamu mengatakan kata maaf sama saya?" ketus sang manager dengan bersedekap dada. Prilly memutar otaknya memikirkan sesuatu.

"Emm udah satu...dua...tiga, banyak bu, jadi saya lupa," balas Prilly dengan cengirannya yang khas.

"Cepat angkat kaki kamu dari sini sekarang juga!" pekik sang manager. Prilly mengangguk polos dan segera mengangkat sebelah kakinya.

"Siapa yang nyuruh kamu mengangkat kaki seperti itu?" geram sang manager.

"Lha, tadi 'kan ibu sendiri yang nyuruh saya angkat kaki. Gimana 'sih?" ujar Prilly dengan wajah bingungnya. Pernyataan polos Prilly membuat beberapa pengunjung restaurant yang mendengarnya tertawa. Membuat Prilly semakin kebingungan.

"Maksud saya kamu itu di pecat. Dan pergi dari tempat ini!" gertak sang manager.

"Yaelah bu, mau ngomong pecat aja ribet banget 'sih? Pake nyuruh angkat kaki segala lagi, nggak sekalian aja nyuruh angkat kepala ibu...eh sebentar deh tadi ibu bilang saya di pecat? AAA IBU JANGAN PECAT SAYA DONG BU, PLEASE," ujar Prilly memohon dengan kedua tangan bersimpah di depan dada.

"Pergi sekarang!" perintah sang manager. Prilly menggeleng pelan.

"Tapi 'kan bu saya nggak sengaja mecahin piringnya. lagian bukan salah saya bu, tapi salah lantainya yang licin. Jadi, saya hampir kepleset deh, untung aja nih ya piringnya yang pecah bukan kepala saya. Emang kalau kepala saya pecah, ibu mau tanggung jawab?" ceplos Prilly

My Cute Girl (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang