Ali berjalan menyusuri koridor kampus. Langkahnya terhenti pada sebuah ruangan, lantas Ali membuka pintunya dan segera masuk ke dalam.
"Sorry gue telat," ucap Ali sembari duduk di salah satu kursi yang sudah tersedia. Di dalam ruangan itu sudah ada beberapa orang mahsiswa dan mahasiswi yang sudah berada di tempat duduk masing-masing.
"Nggak apa-apa, Li. Lagian kita juga baru ngumpul," sahut salah seorang pria berkacamata yang bernama Raka.
Hari ini atau lebih tepatnya lagi pagi ini. Ali beserta beberapa anggota lainnya yang tergabung dalam organisasi peduli sosial. Ali menjadi ketua organisasi peduli sosial di kampus karena usulan dari beberapa anggota lainnya. Organisasi peduli sosial ini memang sangat berguna dan bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan sosial. Jika ada bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Pernah juga saat orangtua dari salah satu mahasiswa meninggal dunia, semua yang tergabung dalam organisasi sosial mengumpulkan dana dari beberapa teman lainnya dan memberikannya pada orang yang benar-benar membutuhkan.
"Oh iya jadi kemarin ada laporan dari salah satu mahasiswa di sini. Dia udah semester 4, namanya Tari. Tari minta bantuan untuk pengobatan biaya Ibunya yang sakit," ucap Raka yang kembali membuka suara. Raka adalah wakil ketua organisasi peduli sosial.
"Dia kuliah di sini karena beasiswa 'kan?" tanya Ali. Raka mengangguk mengiyakan, kemudian memberikan map berwarna pada Ali.
"Itu administrasi lengkapnya. Dari kartu tanda mahasiswa, kartu keluarga, dan kartu penduduk." Sahut Raka. Ali membuka map biru dan mulai membaca isinya. Setelah membacanya, Ali kembali mengedarkan pandangannya ke pada para anggota organisasi peduli sosial.
"Mungkin mulai besok kita akan mengumpulkan dananya, nanti gue yang laporin ini dulu ke Pak Digta. Dan buat lo Ka, tolong lo kasih tahu ke anggota lain yang nggak hadir saat ini," perintah Ali. Raka mengangguk paham.
Setelah itu, Ali kembali menyampaikan kepada semua anggotanya tentang informasi-informasi yang penting. Dari cara pengumpulan dana, dan cara agar tugas mereka kali ini berjalan dengan lancar. Selama satu jam mengadakan rapat, akhirnya Ali menyudahinya dan mulai menutupnya.
"Oke. Gue kira apa yang gue sampein ini udah cukup jelas. Jangan lupa besok kita kumpul lagi di sini jam 8 pagi." Tukas Ali menutup rapatnya. Beberapa anggota sudah berangsur keluar dari ruangan.
"Li," panggil Raka yang membuat Ali menoleh.
"Tadi ada orang yang mau daftar jadi anggota di tim organisasi kita ini," ujar Raka.
"Bagus. Siapa?" Sahut Ali bertanya.
"Gue juga lupa nanya namanya siapa. Yang jelas dia mahasiswi semester satu. Nanti besok gue ajak ke sini deh," jelas Raka.
"Ya udah," Ali mengangguk paham dan beranjak dari duduknya.
"Gue duluan, Ka. Jangan lupa kabarin yang lain!" tambah Ali sembari berlalu keluar ruangan meninggalkan Raka.
***
"Kak Raka," Prilly berlari kecil menghampiri seorang pria yang berjalan di koridor kampus. Pria yang bernama Raka menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
"Hai. Lo yang kemarin mau gabung sama organisasi peduli sosial 'kan?" tanya Raka. Prilly mengangguk antusias dengan senyuman lebarnya.
"Eh, siapa nama lo?" lanjut Raka.
"Prilly Latuesya Gracella. Kak Raka bisa manggil gue Prilly. Jadi, gimana Kak? Gue di terima 'kan?" sahut Prilly tak sabaran.
"Oke Prilly. Gue belum bisa kasih jawaban sama lo. Karena gue baru aja konfirmasi sama ketua organisasi ini. Kalau lo beneran mau gabung, mending lo ikut sama gue untuk ketemu sama ketuanya," jelas Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Girl (PENDING)
RomanceIni hanya sebuah kisah klise. Pertemuan antara dua orang berbeda jenis, berbeda sifat dan sikap bahkan jalan kehidupannya. Alisyarief Dharma Aksara. Pria berumur 19 tahun, yang memiliki wajah tampan, alis tebal dan mata tajam bak elang. Ali adalah...