Chapter 10

9.8K 668 4
                                    

"Em sayang nanti abis ini temenin aku ke toko buku, ya. Soalnya ada buku yang mau aku cari,"

"Iya sayang. Nanti aku temenin ya,"

"Tapi, anterin aku ke rumah dulu. Mau ganti baju!"

"Iya sayangku,"

"Prett!" Prilly mencibir pelan saat mendengar obrolan dua insan yang kini berada di hadapan Prilly. Ya mereka---Jessica dan Kevin.

"Sirik aja lo!" balas Jessica melirik Prilly sekilas. Prilly mendengus kesal dan mengerucutkan bibirnya.

"Iya deh, mentang-mentang yang lagi kasmaran. Udah ah gue balik duluan, bye minimal," sahut Prilly yang langsung berjalan meninggalkan dua insan yang sedang kasmaran tersebut.

Prilly berjalan menyusuri koridor kampus sembari bersenandung seperti biasanya. Tak jarang ia menyapa mahasiswa dan mahasiswi yang ia kenali serta menebarkan senyuman manisnya.

"Haii Prill," Prilly menghentikan langkahnya saat mendengar suara orang yang memanggil namanya.

"Eh, haii Edward," Prilly balas menyapa setelah melihat orang yang berada di hadapannya.

"Bellanya mana?" lanjut Prilly yang membuat keduanya sama-sama tertawa.

Ya, Edward Anjilo. Apa yang kalian bayangkan jika nama itu terlintas dalam benak kalian? Pasti kalian membayangkan wajah tampannya, kulit putih, tubuh yang tegap dan perut yang six pack 'kan? Jika iya, maaf sepertinya kalian akan merasa kecewa karena ekspetasi kalian tak sesuai dengan realita. Edward adalah teman satu fakultas Prilly. Tubuhnya kurus krempeng, rambutnya hampir habis di cukur, mata hitamnya yang terkadang masih tersisa beleknya jika bertemu dengan Prilly, giginya lumayan kuning kecoklatan, dan kulitnya kuning kentang. Oke, ini bukan penghinaan namun itulah faktanya.

"Mau balik, Prill?" tanya Edward.

"Enggak. Mau ke kantin," sahut Prilly.

"Oh oke," Edward tampak mengangguk paham. Prilly meneliti sesuatu di wajah Edward. Edward yang merasa di tatap menatap Prilly dengan tatapan tanya.

"Kenapa, Prill? Gue ganteng ya?" Prilly memasang muka pengen boker saat melihat Edward yang tersenyum kege'eran.

"Gue mau ngomong sesuatu nih Ed," ujar Prilly.

"Gue belum siap, Prill. Kita baru kenal dua minggu dan ini terlalu cepat buat gue," balas Edward dengan wajah seriusnya.

"Aishh gue mau ngomong serius, tapi lo jangan marah atau tersinggung ya?" ucap Prilly kembali. Edward mengangguk dan siap mendengarkan ucapan Prilly.

"Itu mata lo masih ada beleknya, di gigi lo juga tuh ada kangkung nyelip," jelas Prilly.

"Oh iya, Prill. Soalnya tadi pagi gue nggak sempat mandi, udah buru-buru. Gue juga baru aja makan nasi kangkung sama ikan goreng," sahut Edward menyengir.

"Besok-besok mandi yang benar ya! Biar nggak bau kebo juga," titah Prilly.

"Duluan ya, Ed. Bye!" lanjut Prilly meninggalkan Edward yang menciumi aroma tubuhnya.

"Aishh ada ya cowok kayak gitu? Jarang mandi, jarang gosok gigi. Tapi, heran deh tuh orang 'kan sukanya makan mulu tapi kenapa badannya tetap tipis banget gitu kayak korek kuping," cibir Prilly di sepanjang koridor kampus untuk menuju kantin.

"Woii anak paud nyasar," Prilly menoleh saat suara yang ia kenali terdengar cukup nyaring. Prilly berjalan menghampiri orang yang meneriakinya---Tania.

"Lo manggil gue, Kak?" Prilly menunjuk dirinya sendiri dan menatap Tania beserta dua antek-anteknya yang duduk di meja kantin.

"Bukan. Tapi semut di tembok tuh," ketus Tania.

My Cute Girl (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang