"Pulang bareng yuk, Prill!" Prilly terlonjak kaget saat sebuah suara tiba-tiba terdengar. Gadis itu beranjak dari duduknya dan menatap seseorang yang tadi berbicara padanya.
"Kak David?" Prilly menatap David yang kini sedang tersenyum manis padanya. Prilly terdiam sesaat berusaha meresapi senyuman dari David. Kenapa Prilly sudah tak segirang dulu lagi kalau melihat senyuman itu? Bahkan baru melihat David dari jauh saja, Prilly sudah sangat bahagia dan kegirangan. Tapi, kenapa sekarang seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya?
"Pulang bareng, yuk!" David kembali mengulangi ucapannya.
"Em, tapi Kak_"
"Udah sama aku aja, ya. Lagian Jessica nanti pulang sama Kevin 'kan?" sela David memotong ucapan Prilly.
"Ya udah deh," Prilly akhirnya mengangguk pasrah membuat senyuman David semakin menggembang.
"Yuk!" David menggenggam sebelah tangan Prilly dan mengajaknya untuk menuju parkir. Tanpa menyadari ada sepasang mata yang sedari tadi melihat keduanya.
"Ternyata lo benar-benar mau buktiin semua ucapan lo. Gue nggak akan biarin lo leluasa gitu aja." Lantas orang itu segera berlalu.
Prilly memperhatikan tangannya yang di genggam oleh David. Prilly mengangkat sebelah tangannya dan menempelkannya di atas dadanya. Kenapa jantungnya biasa saja? Kenapa ada sesuatu yang aneh menjalar dalam tubuhnya? Prilly merasa bukan Prilly yang dulu. Bukankah Prilly sangat menyukai David? Bahkan sampai melakukan hal konyol hanya untuk menarik perhatian pria itu? Tapi, kenapa saat pria itu sudah berada di dekatnya, hatinya biasa saja? Apakah perasaan itu sudah hilang? Seperti kata Jessica, kalau perasaanya terhadap David hanya sebatas rasa kagum yang mudah hilang dengan orang yang baru. Prilly benar-benar tak mengerti. Prilly membutuhkan seseorang untuk menjelaskan semuanya kepada dirinya.
"Prill,"
"Eh iya, Kak." Lagi dan lagi suara dari David membuatnya tersadar. Prilly langsung masuk ke dalam mobil saat David sudah membukakan pintu mobil untuknya.
"Mau jalan-jalan dulu atau?" David menggantungkan ucapannya sembari menoleh ke arah Prilly.
"Langsung pulang aja ya, Kak. Soalnya aku harus ngerjain tugas yang mau di kumpulin besok." Jawab Prilly. David tampak mengangguk, walaupun sebenarnya pria itu kecewa karena Prilly lebih memilih untuk pulang.
"Oke." David segera menjalankan mobil hitamnya meninggalkan pekarangan kampus.
***
"Makasih ya, Kak." Ucap Prilly setelah mereka sudah tiba di depan rumah kontrakannya dan Jessica.
"Sama-sama," balas David tersenyum. Prilly turun dari mobil di ikuti oleh David.
"Boleh mampir nggak?" tanya David. Prilly tampak berpikir sesaat dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Em gimana ya, Kak? Jessica 'kan belum belum, jadi nggak enak kalau cuma kita berdua doang yang di dalam." Ucapan Prilly sudah jelas jika, Prilly menolak David untuk masuk dengan cara yang halus.
"Oh ya udah. Kalau gitu aku pamit pulang dulu, ya." David mengusap pucuk kepala Prilly. Baru saja David memajukan wajahnya hendak mencium kening Prilly. Prilly sudah terlebih dahulu memundurkan langkahnya.
"Emm, hati-hati, Kak." Ujar Prilly tersenyum kikuk. David menghela nafas dan mengangguk, lantas segera masuk ke dalam mobil.
"OMG..." Prilly memekik keras saat mobil David sudah melesat jauh dari hadapannya.
"Ya ampun, Prill. Lo tuh sebenarnya kenapa 'sih? Bukannya lo suka banget ya sama Kak David? Sampai ngejar-ngejar kayak orang nggak tahu malu? Tapi, kenapa sekarang di saat Kak David udah mulai deketin lo dan perhatian sama lo. Lo justru kayak orang mau ngejauh gitu dari Kak David? Aaa Papi, Mami...tolongin Illy. Illy bingung sama semuanya..." Prilly mengusap wajahnya gusar sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Girl (PENDING)
RomanceIni hanya sebuah kisah klise. Pertemuan antara dua orang berbeda jenis, berbeda sifat dan sikap bahkan jalan kehidupannya. Alisyarief Dharma Aksara. Pria berumur 19 tahun, yang memiliki wajah tampan, alis tebal dan mata tajam bak elang. Ali adalah...