Chapter 9 : Wound

9.3K 824 49
                                    

Harapan Taehyung untuk membawa keluarganya berlibur bersama kini telah sirna , tanpa bekas didalam angannya , ia hanya mampu mengubur dalam-dalam apa yang telah ia rencanakan beberapa bulan yang lalu , Taehyung ingat apa yang Ibunya terakhir ucapkan padanya sebelum konser berlangsung ,

"Jaga dirimu baik-baik nak ... Cepatlah pulang Ibu akan membuatkan Kimchi special untukmu , Ibu sudah tidak sabar bertemu denganmu Taehyungie"

Taehyung tersenyum tipis ketika mengingatnya , ia mendongakan wajahnya agar air mata tak menetes kembali , ia sangat merindukan ibunya yang kini terbaring tepat berada didepannya , hanya beberapa meter jarak diantara mereka dengan terhalang sebilah pintu yang berada tepat dihadapannya ,

Taehyung memperkuat dirinya sendiri , ia hembuskan nafasnya berulang kali untuk mengatur udara dalam paru-parunya , keringat dingin mulai muncul dikeningnya , ia kembali membuang nafas tapi kali ini sedikit ia paksakan ,

Pintu itu mulai terbuka , Kini yang Taehyung lihat hanya alat-alat canggih disekitar Ibunya tertidur beberapa selang atau semacamnya hinggap dikulit mulus sang ibu , pertahanan Taehyung akhirnya runtuh air mata yang berusaha ia tahan akhirnya mengalir jatuh tanpa jeda , langkah Taehyung melemah dan tubuhnya bergetar ,

Dengan susah payah Taehyung menggapai tangan yang biasanya mengusap pucuk rambutnya , ia raba dan ia ciumi dengan rasa air matanya sendiri ,

"Ibu , Ini Taehyung ..   , Taehyungie mu , lihatlah aku ada disini bu.."

Taehyung menatap wajah ibunya , ia kecup sekilas ujung kepalanya yang dibalut perban putih tebal , ia kembali menangis ketika tak ia dapati respon apapun dari sang Ibu ,

"Ibu marah ?" Taehyung mendudukan dirinya dikursi yang tersedia di samping tempat Ibunya berbaring ,

"Ibu , jika Ibu marah maka marahilah aku , ayo bu ... Bangun dan hukum aku , aku akan patuh pada setiap ucapanmu , Kumohon bukalah matamu bu.." Taehyung menunduk , ia menangis dalam posisi memeluk tangan orang yang telah membuatnya ada ,

"Apa Ibu tidak merindukan aku ? Tapi aku sangat merindukanmu , Kembalilah .... Jangan pergi , jangan pergi seperti mereka , Aku tidak sanggup jika harus kehilangan lagi bu ... Aku tidak ingin hidup"

Taehyung menangis sesenggukkan , ruangan yang tadinya tenang tanpa suara kini dipenuhi dengan raungan anak manusia yang mencoba menyadarkan malaikat hidupnya ,

"Ibu.. Ma..aff , Ma..afkan a..ku , Ma..afkan an..akmu yang..tak ber..guna ini bu"

Semakin Taehyung mengungkapkan apa yang ia rasakan pada sang Ibu , semakin dirinya merasa sakit dalam dadanya , sesak  dan hampir tanpa udara , ia mengusap air matanya dengan tergesa-gesa , ia tatap sang Ibu dengan mata sayunya ,

"Ibu ... Aku akan sering kesini , lekaslah sembuh dan bukalah mata ibu , jika tidak aku tidak yakin mampu hidup lebih lama , aku pergi dulu.."

Taehyung memilih pergi dari ruangan itu hatinya sudah tidak sanggup melihat ibunya dalam keadaan yang sangat mengenaskan , air matanya terus saja turun tanpa ia sadari , Taehyung hanya mampu menyekanya dan sebelum ia keluar dari ruang rawat itu ia berbalik dan menatap dari jauh sang ibu ,

"Aku mohon , berjuanglah ibu ... " kalimat terakhir yang Taehyung ucapkan seraya ia menutup pintu ,


****************


Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu membuat sang Nenek menoleh ketika ia sedang menyiapkan menu makan siang ,

"Ehhh.... Taehyung sudah pulang ? Cepat sekali " Sang Nenek berjalan sambil mengungkapkan keheranannya

Pintu rumah berukuran sedang itu terbuka sempurna , Sang Nenek terheran ketika ia dapati sesosok pemuda tampan hadir didepan kedua matanya , dahinya berkerut menandakan sang Nenek berpikir keras sambil menunjuk pemuda itu dengan tangannya ,

Hyung ! [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang