.
.
.Kilatan petir menyambar menyuarakan gemuruh yang begitu membisingkan indra pendengaran , hujan yang begitu deras hingga tak ada satu orang pun berani beranjak dari tempat bernaung mereka , sore ini terasa sangat dingin bagi siapapun
Taehyung terlonjak kaget ketika suara petir menyapa gendang telinganya , sedikit terusik dengan keadaan diluar , dilihatlah jendela dengan gorden putih menyibak kesalah satu sisinya , ia menghela nafas panjang
"Jim" ungkapnya tiba-tiba
Bulir bening menetes begitu saja dari pelupuk matanya , mulutnya kembali bungkam tapi matanya begitu banyak menyisakan kepedihan , Taehyung pun terisak
Kejadian dua hari yang lalu masih sangat jelas di memory ingatannya, wajah itu selang panjang yang berada di sekitar badan Jimin , perban dan segala alat medis membuatnya takut , alih-alih menjenguknya bertanya keadaannya pun Taehyung enggan , ia memilih menjauh dari yang lain memendam luka dan semua rasa khawatirnya
Membangunkan badannya hingga terduduk , dirinya sudah lebih baik dari keadaan terakhir tinggal selang infus saja yang tertinggal di salah satu tangannya , berjalan pun Taehyung sudah tak membutuhkan bantuan kursi roda lagi , meski sedikit pincang
Taehyung berjalan kearah jendela , memandang jauh ke deretan air yang jatuh secara bergantian, hanya memperhatikan tanpa suara disentuhnya permukaan kaca yang berembun
"Kenapa Tuhan selalu memberi hujan yang sama pada kehidupanku" ibanya
Menutup matanya sejenak , terlintas begitu saja serpihan kejadian yang semakin membuat pedih dalam hatinya, ia pun kembali menangis hanya saja dirinya berusaha untuk tetap tenang
"Aku harus tahu keadaan Jimin" mulai bergegas mengambil langkah kearah pintu putih dihadapannya
"Tidak , jika aku kesana pasti keadaannya semakin buruk , aku tidak boleh kesana"
Taehyung mulai bingung akan keinginannya , ia berkali-kali ingin pergi tapi setiap melangkah disaat itu juga ia mundur kembali
Cklekkk
Pintu terbuka dengan seorang pemuda dibaliknya, tersenyum ramah ketika tatapannya bertabrakan dengan Taehyung , ia lalu menghampiri Taehyung dengan sebuket Bunga Lily disalah satu tangannya
"Sedang apa Tae?"
Taehyung tak bergeming , ia memilih kembali ke tempat tidur yang sudah beberapa hari ia gunakan , hampir saja ia terjatuh jika saja badannya tak di tahan oleh orang itu , Taehyung pun segera menjauh darinya
"Setidaknya biarkan Hyung membantumu" Ucapnya setengah memohon
Kini Tehyung pun sudah berbaring kembali tapi dengan sisi tempat tidurnya dibuat sedikit terangkat
"Hyung tahu kau pasti merasa bahwa semua ini salahmu , tapi sungguh kau jangan berfikir begitu Tae" sambil memegang tangan pucat adiknya
Teahyung menggeleng , ia tak berani menatap manik mata milik Hyung tertuanya
"Lihatlah Jimin sesekali , berikan dia dukungan agar dia tahu bahwa kau baik-baik saja , dia pasti sangat mengkhawatirkanmu"
"Aku takut Hyung , aku takut jika semua malah berbanding terbalik" Jujur Taehyung dengan suara paraunya
Seokjin pun segera menggeleng ia menyentuh kedua pundak Taehyung , menatap manik mata coklat yang sekarang mulai berair
"Itu hanya kekhawatiranmu saja Tae , disaat seperti ini kita seharusnya selalu ada untuk Jimin , dia sangat membutuhkan kita Tae" Yakin Seokjin
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung ! [Completed]
FanfictionSeharusnya sejak awal aku mengerti , bahwa kalian lebih penting dari apapun .. Maaf , untuk sesaat aku merasa bahwa akulah yang terbaik diantara kalian .. Tapi nyatanya aku salah besar.... ( Sebagian Chapter Di PRIVATE ) Cast : Kim Taehyung (V)...