Secarik kertas terlipat sempurna di hadapan Taehyung , tangannya yang masih memegang pena mulai ia turunkan meletakan di atas meja kecil di hadapannya , kertas terlipat itu pun ia masukan ke dalam amplop putih persegi panjang , di baliknya ia tuliskan sebuah kalimat
Untukmu Sahabatku ... Jimin.
Sudut bibir Taehyung terangkat ,merasa puas akan hal yang baru saja ia lakukan , matanya mulai berkeliling ke ruangan asing yang telah lama tak ia kunjungi, hingga tatapannya terhenti pada sosok terbaring di salah satu sudut ruangan itu
"Aigooo ... Bahkan saat terakhirku pun kau tak mau mengucapan kata selamat tinggal Jim ?"
Kepalanya menggeleng pelan , merasa kesal akan kawannya itu , ingin sekali ia marah pada tubuh kurus nan pucat itu tapi sekali lagi Taehyung di hadapkan pada kenyataan yang harus di terimanya , dan pada akhirnya dirinya hanya menelan kekecewaan akan tingkahnya sendiri
"Jimin-ahh" berjalan menghampiri , kaki yang terasa kaku itu masih saja di paksa Taehyung untuk mendekati sang sahabat
"Apa yang kau mimpikan ? Apa dalam seminggu ini kau memimpikan piknik di musim gugur ? Atau kau menikmati musim dingin dengan bermain salju ? Haha ... Nyatanya aku tak pernah tau" Suara Taehyung mulai bergetar , sekuat mungkin ia mencoba menahan gejolak dalam hatinya yang sudah membuncah sejak dirinya mendekati sosok tertidur itu
Jari Jimin bergerak tanpa Taehyung tahu , sudut mata Jimin juga mulai meneteskan embun kecil menuruni pelipisnya , sayang moment itu terlewatkan begitu saja oleh Taehyung
Taehyung membuka matanya , mencoba mencari celah keberanian untuk kembali bersuara , entah kenapa dari pada menulis surat berhadapan langsung pada tokoh utama dalam suratnya lebih sulit , meski tokoh itu tak pernah memberinya respon
"Kau ... Kau itu benar-benar Jim , melihatmu begini rasanya ada sebongkah batu disini , Sakit !" Memukul permukaan dada bidangnya pelan
Tubuh pria itu bergetar , awalnya pelan dan lama kelamaan semakin keras tangannya pun tak henti-hentinya memukul sudut dadanya , terkadang ia meremasnya kuat hingga seragam rumah sakit yang ia kenakan berkerut karenanya
Tetes demi tetes ia habiskan dengan tertunduk , Taehyung hanya menatap lantai yang memantulkan bayangannya , dan itu dihiasi beberapa tetes air yang ia hasilkan beberapa menit
"Sungguh ... Sungguh maafkan aku Jim , kalau saja aku mendengarmu atau paling tidak tak pernah berfikir egois mungkin ini semua tak pernah terjadi , kalau.. Kalau-"
Taehyung merosot bersimpuh lemas , dirinya tak sanggup menahan rasa bersalahnya di hadapan sahabat yang telah ia sakiti , kedua kakinya terasa mati bahkan tubuhnya mulai lelah karna getaran yang terus menerus
Ruangan itu menjadi saksi bisu atas moment ini,
hanya dentuman jam serta alat-alat medis yang ada di tubuh Jimin saja yang merespon akan tangisan TaehyungTanpa Taehyung tahu di balik pintu ruangan Jimin , keempat sosok pemuda menahan nafas mereka , mencoba tak ikut menangis saat melihat Taehyung tersimpuh lemas
Mereka adalah para Hyung keduanya , meski mereka tak mendengar apa yang tengah Taehyung ucapkan tapi mereka tahu apa yang tengah saudaranya itu rasakan dari olah tubuhnya
"Apa ini yang di sebut Sad ending ?" Yoongi berjalan menjauh sambil mengusap wajah serta rambutnya dengan kasar
Ketiganya menoleh , ikut merasa prihatin akan keadaan mereka , sepanjang mereka kenal satu sama lain baru kali ini mereka benar-benar putus asa akan keadaan , ingin berjuang tapi tak ada celah yang bisa di perjuangkan , pilihan satu-satunya hanya pasrah dan berharap keajaiban Tuhan hadir diantara mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung ! [Completed]
FanfictionSeharusnya sejak awal aku mengerti , bahwa kalian lebih penting dari apapun .. Maaf , untuk sesaat aku merasa bahwa akulah yang terbaik diantara kalian .. Tapi nyatanya aku salah besar.... ( Sebagian Chapter Di PRIVATE ) Cast : Kim Taehyung (V)...