Chapter 28 : Will Be Okay

6.7K 676 133
                                    

Takdir adalah misteri. Kalimat itu memang benar adanya, entah hari ini atau esok kejadian yang sudah Tuhan rencanakan pasti akan terjadi.

Mungkin terlalu dini bagi Taehyung untuk menyalahkan sang kuasa, atau dirinya merasa tak seharusnya melakukannya. Entahlah, ia hanya diam dan menatap hamparan air yang kini sebagian mulai berubah menjadi hamparan es di hadapannya.

Sejak kejadian dua hari yang lalu Taehyung enggan kembali ke Rumah Sakit. Walau ia tahu bahwa Jimin sudah tersadar dan kesehatannya berangsur membaik.

Dirinya memilih di sini, danau dekat ketiga anggota keluarganya di makamkan, yang semula hanya dua gundukan yang ia tangisi sekarang bertambah satu.

Kepulan uap dingin mengudara saat Taehyung membuang nafas, tangannya ia masukan lebih dalam ke setelan coat coklat yang ia gunakan, berharap mendapat kehangatan dari sana. Maklum di Korea saat ini sedang memasuki musim dingin setelah musim gugur favoritenya.

"Masih kuat di sini Hyung?"

Suara dari belakang Taehyung tak sampai membuatnya menoleh, ia mengenalinya.

"Jimin Hyung slalu bertanya tentangmu, apa aku harus jujur?"

"Jangan. Aku tak mau merusak jantung Ibuku" ketus Taehyung.

Benar. Taehyung sudah mengetahui kebenarannya, tak lama setelah pemakaman Ibunya Nenek Taehyung memberitahunya. Semuanya tanpa terkecuali.

"Kau marah?"

"Sama sekali tidak"

"Lalu-"

"Tak semuanya harus kau tahu Jungkook-ahh"

Kalimat itu membuat Jungkook terdiam. Sudah sekian lama Taehyung tak berbicara dengan nada seperti itu, apa Hyungnya satu ini kembali ke Taehyung yang kasar.

"Aku hanya mencoba menerima takdir kejamku, memahami dan mencari pelajaran dari ini semua. Apa menurutmu salah jika aku ingin sendiri?"

Jungkook menggeleng. Pemikiran tadi segera ia buang jauh-jauh, ia salah mengerti Taehyung kali ini.

"Biarkan Jimin tidak mengetahui apapun. Aku tak mau pandangannya berubah menjadi rasa kasian"

Udara yang semakin dingin membuat keduanya tampak merapatkan kain tebal di tubuh masing-masing. Angin pun ikut bersama mereka di sela-sela tubuh yang menggigil.

"Lalu kapan kau akan menemuinya?" tanya Jungkook melirik ekspresi Taehyung dari ujung matanya.

"Entah"

Jawaban Taehyung menggantung. Membuat Jungkook membuang nafas tanda ia pasrah akan keputusan Kakak termudanya.

"Hyung"

"Ehm.."

"Boleh aku bertanya sesuatu?" pinta Jungkook ragu-ragu.

Taehyung hanya menjawabnya dengan senyuman tipis lalu mengangguk kecil.

"Kau tak sedang merencanakan sesuatu yang membahayakan dirimu kan?" lirih Jungkook.

Itu sukses membuat Taehyung menoleh ke arah Jungkook. Memandangnya beberapa detik lalu kembali menatap danau yang mulai membeku.

"Aku ingin melakukannya"

"Jangan bodoh. Kau tak perlu-"

"Tapi tubuhku memilih bertahan" potong Taehyung cepat.

Jungkook yang semula khawatir menjadi tenang kembali. Meski perasaannya masih tak tenang ia berusaha menyembunyikannya.

"Aku rasa aku sudah cukup bertindak semauku hingga aku kehilangan mereka, sekarang aku hanya ingin tertawa bersama kalian" sambung Taehyung lagi.

Hyung ! [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang