5. Girl

442 25 0
                                    

Mulmed visualisasi Iqbal!
Greyson Chance as Iqbal
•••
“Hidup gue kok gak ada manis-manisnya ya? Sabar Azka sabar. Orang gak tau diri selalu benar dan Azka selalu ganteng. Ingat itu.” setelah mengucapkan itu, Azka lalu beranjak dari kursi dan pergi meninggalkan kelas X IPA 3 dengan perasaan dongkol karena adik kelas songong tadi.



Happy reading!

   Azka keluar dari kelas tadi yang di binanya dengan perasaan dongkol. Dia melangkah menuju ruang Osis karena sebelumnya Daniel mengirim sms untuk ke ruang osis.

Cklek

  Azka membuka pintu ruang Osis dan melihat sahabatnya sedang membully Iqbal karena tingkah polosnya. Siapa sangka di umur SMA ini, Iqbal masih polos? Btw, sebelumnya Iqbal itu homescholling selama di India dan ketika pindah ke Indonesia, Iqbal ingin sekolah biasa. Untung saja ia bersahabat dengan Aidan, Ilham, Fahran, Rafka, Azka, dan Daniel walaupun mereka pada kewarasannya masih di pertanyakan tapi Iqbal menyukai sahabatan ini.

“Ihh, kamera gue rusak tau!” rengek Iqbal intonasi ketus membuat mereka tertawa ketika Iqbal merajuk.

“Uuu ... Tayang jan nangis dong” ucap Azka menyadarkan mereka semua. Serentak semua menoleh ke arah pintu Osis dan mendapati Azka yang bersedekap sambil menyender punggung ke dinding Osis. “Kenapa lu bal?”

Iqbal menjawab tetap sambil merajuk “Nih liat kamera aku rusak” Azka terkekeh. Yang mengerti keadaan Iqbal yaitu Azka, Aidan, dan Ilham.

“Ya ampun gue kira apa coba” Azka mengambil kamera SLR Iqbal yang rusak. Di tilik-tilik sebentar lalu Azka menyerahkan lagi kamera itu membuat Iqbal mengernyit bingung. “Itu harus di service” Iqbal mengangguk dan menghela nafas lega.

Daniel mengernyit ketika Iqbal menghela nafas lega. Dengan penasaran ia mencolek bahu Iqbal membuat ia menoleh “Kenapa lu kayak lega amat? Lu masih hutang ya?” Iqbal menoyor kepala Daniel membuatnya mengaduh.

“Bukanlah, aku kira kameranya gak bisa di benerin. Kamera aku rusak bisa di benerin tapi kalo sahabatan kita yang rusak mau di benerin pake apa?” ucapan Iqbal membuat semua terpana. Semua tau kalau Iqbal polos dan kalau ngomong nggak di filter dulu.

“Eh btw, dimana si Aidan sama Ilham?” tanya Fahran celingak-celinguk kanan kiri kek yang lagi olahraga pemanasan.

Azka mengendikkan bahunya acuh. “Tau tuh anak dua jadi aneh gara-gara tuh cewek songong” Semuanya mengernyit saat Azka menyebut 'cewek songong'.

“Cewek songong? Mainan baru lu bro?” tanya Daniel yang tau tabiat sahabatnya.

Azka sempat bergidik ngeri membayangkan dirinya berpacaran dengan cewek songong tadi. “Idih amit-amit gue jadiin tuh anak mainan gue”

“Alah, jan ngelak kayak bajaj lu onyet. Cinta gak jauh-jauh dari benci kok. Ingat loh di bedain sama garis tipis antara benci dan cinta” oceh Rafka tetap fokus ke handphonenya, entah memainkan apa. Who knows ..

Daniel, Iqbal, dan Fahran menahan senyumnya ketika melihat reaksi Azka yang pura-pura muntah. Fahran beranjak dari duduknya untuk menghampiri Azka yang belum menyadarinya. Dengan gemas Fahran menjitak kepala Azka cukup kuat.

Pletak

“Anjing! Sakit bego!” umpat Azka mengelus kepalanya yang di jitak Fahran.

“Sekarang aja pura-pura muntah, paling nanti kalo udah jadian gue pastiin lu bakal kiss bye jarak jauh ame pacar lu, njing!” sekarang giliran Azka untuk menjitak kepala Fahran dengan gemas karena omongannya tidak di filter dulu.

FIONAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang