Dia menangis dalam diam. Air matanya terus keluar dan bahunya bergetar. 'Keinginanku ingin mom menyayangiku dan menganggapku ada. Apa keinginanku terlalu muluk? Aku ingin itu saja untuk mom walau aku merasakan kasih sayang yang sebentar pun tak apa.'
•
•
Happy reading!
**
Semenjak rumah Fiona atau lebih tepatnya kamar Aidan, rame gara-gara keusilan. Mereka -Aidan, Bagas, Ilham, dan Lamora- lebih mewarnai hidup Fiona yang flat-flat saja.Seperti saat ini, Lamora tengah menyiapkan sarapan dan Aidan, Bagas, dan Ilham sudah duduk manis di meja makan menunggu sang adik keluar kamar dan sarapan bersama. Suara langkah kaki dari tangga menandakan jika Fiona tengah dalam perjalanan menuju meja makan. Ketika Fiona sampai mereka berempat dengan kompak menyapa hingga Fiona yang temgah membenarkan dasi SMP 'nya terkejut.
“Pagi Fio”
“Pagi Princess”
“Pagi Piyo ayam”
“Pagi sweety”Fiona tersenyum lebar lalu duduk di pangkuan Bagas. Ilham dan Aidan yang melihat itu pun cemburu karena Fiona duduk di pangkuan Bagas. Lamora yang melihat itu hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat kecemburuan Aidan dan Ilham. Seperti saat ini, Aidan dan Ilham tengah merayu Fiona supaya duduk di pangkuannya.
“Mending duduk di sini piyo, lebih bersih dan higienis” rayu Ilham sambil membersihkan celananya.
Alis kanan Fiona terangkat menatap Ilham di seerangnya, “Abang korban iklan ya?”
“Pppfftt” Aidan, Bagas, dan Lamora menahan tawa hingga bibir mereka berkedut.
“Ketawa aja jan di tahan jelek”
Aidan, Bagas, dan Lamora tertawa puas sedangkan Fiona menatap mereka bingung. Tapi inilah pemandangan yang langka dari Fiona.
“Emangnya ada yang lucu?” ucap Fiona sambil memiringkan wajahnya dan berkedip lucu. Bagas mencubit pipi Fiona dengan gemas.
“Sakit abang!” rengek Fiona kepada Bagas tapi Bagas mengacuhkan rengekkan dan terus mencubit pipi Fiona.
Fiona terus merengek untuk di melepaskan cubitan di pipinya. Aidan dan Ilham malah tertawa melihat Fiona yang merengek seperti anak kecil.
“Abang, udah lepasin kasihan adeknya” tegur Lamora melihat Fiona yang terus merengek dan itu membuat kepalanya pusing mendengar rengekkan. Dengan tak ikhlas, Bagas melepas cubitannya.
“Aww!” ketika Bagas melepas cubitannya, kesempatan itu langsung di manfaatkan oleh Fiona dengan baik. Cubitan kecil mendarat di pinggang Bagas. Rasanya tuh nyelekit tau gak,kek liat doi pulang bareng sama cewek lain. Lah malah curcol #alay.
“Rasain! Wlee” Fiona menjulurkan lidah lalu beranjak berdiri dari pangkuan Bagas dan mengelilingi meja lalu duduk kembali di pangkuan Ilham. Raut wajah Aidan dan Bagas langsung cemberut karena Fiona malah duduk di pangkuan Ilham.
Mata Ilham langsung berbinar ketika Fiona duduk di pangkuannya. Tangannya bergerak untuk memeluk tubuh mungil Fiona. Ilham merebut ikat rambut yang menjadi gelang di tangan Fiona karena Ilham merasa geli dengan rambut Fiona.
“Eh?” Ilham tetap cuek dan mengikat rambut cokelat pirang Fiona dengan telaten.
“Dah beres” Fiona menyentuh rambutnya yang kini di ikat pony tail oleh Ilham. Senyumnya merekah melihat hasil Ilham yang bagus.
Cup
Satu kecupan mendarat di pipi kiri Ilham dari Fiona membuat Aidan dan Bagas tambah cemburu. Lamora yang melihat itu hanya tersenyum miris, biasanya yang mengikat rambut Fiona adalah Ghani -ayah Fiona-.
Flash back **
“Abang! Cepet berangkat sekarang yuk! Mau telat nih!” rengek Fiona kecil berlari kecil di tangga menuju meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIONAZKA
Teen Fiction[DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA SAYA] In my memory, he can change everything. And he change me with everything about him. He name always play in my brain like a song. But, he not beside me and he's gone for forever. But, When he's come and everythi...