11. Girl

261 18 0
                                    

"Dasar Iqbal laknat, untung gue sayang. Dan ini gara-gara cewek mungil tenaga kuli! Awas aja lo gue bakal bales perbuatan lo itu"


Happy reading!
**
Dengan watadosnya, Fiona berjalan santai dengan headset yang menempel di telinganya dan novel berada di tangan. Fiona itu penggemar baca novel dan sesekali menulis cerpen yang sangat berkesan.

Dia menulikan pendengarannya dan mengacuhkan kritikan pedas yang di lontarkan oleh kakak kelasnya dan teman sebayanya.

'Berani-berani nya dia lawan The FARIDA'
'Sok kecantikan iyuh'
'Anjir badan mungil tapi tenaga kuli'
'Cantik sih tapi sayang bar-bar sama papan triplek'

Fiona berhenti dan menengadah dari novelnya lalu melihat kakak kelas dan teman sebayanya yang mengomentarinya.

"Kalau gak tau tentang gue mending kalian diem aja. Itu menjijikan" ucap Fiona dingin yang menusuk

Fiona kembali berjalan dan mata elangnya menatap geng Honeybee yang menatapnya sinis sambil mulut mereka yang berkomat-kamit. Fiona tersenyum sinis.

"Orang yang banyak kritik berarti orang yang sirik" ucap Fiona lantang sambil menatap geng Honeybee sinis.

Siswa-siswi yang berada di koridor mulai diam. Geng Honeybee merasa tersindir dan mendekati Fiona sambil wajahnya yang memerah.

"Lu nyindir gue? Baru jadi adik kelas aja songong" bentak Winda. Rainy dan Rika mencengkram bahu Fiona tapi menurut Fiona tidak terasa sementara Delia di belakangnya menjambak rambutnya kuat.

'Huaa rambut gue rontok bundaa' batin Fiona merengek karena rambutnya rontok.

Fiona memasang wajah berfikir -walau dahinya saja yang berkerut- lalu menatap (sok) polos kepada kakak kelasnya.

“Gue gak sindir siapapun, tapi kok lu ngelabrak gue? Wah, berarti lu pada ke sindir ya?”

Mereka melotot dan Delia hendak menempeleng kepala Fiona tapi tangan kekar putih menahan tangan Delia. Semuanya menahan nafasnya ketika tatapan Aidan yang bertambah tajam dan aura dingin seperti menguar dari tubuhnya yang membuat lorong kelas X sangat menyeramkan.

"Ini kedua kalinya saya melihat kalian membully anak MOS. Jika saya melihat yang ketiga kalinya, maka orang tua kalian akan mendapatkan surat cinta dari Kepsek" semua menelan ludahnya ketika Aidan mengucapkan 'surat cinta'. Maksud arti 'surat cinta' adalah surat drop out dari Kepsek alias Bagas.

Aidan menghempaskan tangan Delia dan menarik Fiona ke dekapannya. Rainy, Rika, dan Winda perlahan mundur dari Aidan.

"Ih kok malah ngebelain si bar-bar ini sih? Kenapa honey gak jemput aku dan malah jemput si bar-bar ini?" rengek Delia manja sambil memegang tangan Aidan kembali.

Tapi, Aidan menghempaskan tangan Delia dengan kasar membuat lorong kelas X menahan nafasnya karena kemarahan Aidan.

Tangan Aidan memeluk pinggang Fiona dengan erat lalu tangannya merapihkan rambut Fiona yang kusut. Aidan menguraikan pelukannya tapi tangannya masih bertengger di pinggang ramping Fiona.

Aidan menatap Fiona--oh lebih tepatnya keadaan Fiona.

"Gak apa-apakan sayang? Maaf ya aku telat" ucap Aidan menyelipkan rambut Fiona ke belakang telinga sambil mengedipkan matanya sebelah memberi kode untuk melanjutkan aktingnya.

Fiona mengangguk samar lalu menjawab dengan gumaman saja.

"Sayang jangan marah dong" rengek Aidan mengerucutkan bibirnya lalu dia mencolek pipi Fiona dengan hidung mancungnya seperti memperlakukan anak kecil.

Fiona membuang muka sambil bersedekap.

"Babe, im sorry" Aidan mencubit kedua pipi Fiona dengan gemas lalu mencium kening Fiona dengan lembut. Fiona selalu luluh jika orang yang ia sayangi mencium keningnya. Dia sampai memejamkan matanya ketika Aidan mencium keningnya lama.

"Okay" jawab Fiona membuat Aidan tersenyum sumringah lalu tertawa sambil memeluk Fiona karena rencana mereka berhasil membuat geng Honeybee atau lebih tepatnya Delia yang sedang terbakar api cemburu.

Semuanya terpana melihat tawa Aidan dan senyum yang tak pernah terlihat. Sekarang dengan mudahnya, seorang anak MOS bisa membuat KETOS Taruna Internasional School yang terkenal dingin, membuat Aidan tertawa lepas dan tersenyum.

"Nah, sekarang aku anterin ke kelas dan nanti ke kantin bareng ya. Aku gak suka penolakan sayang" ucap Aidan panjang dan terakhir dia menambahkan 'aku gak suka penolakan sayang' dengan menekankan kalimat itu membuat Delia terbakar cemburu. Fiona pura-pura cemberut sambil mencebikkan bibirnya. Aidan yang melihat reaksi tersebut hanya terkekeh sambil memgacak rambut Fiona dengan gemas.

"Ih malah di rusak rambut akunya" ketus Fiona cemberut sambil merapihkan kembali poninya yang sangat berantakan. Aidan kembali terkekeh lalu merapihkan poni Fiona dengan hati-hati dan sesekali mengusap poni Fiona dengan sayang. "Mentang-mentang aku pendek, kamu bisa ngacakin rambut aku"

Aidan tersenyum lalu menangkup pipi Fiona dan di dongakkan kepala Fiona supaya menatapnya.

"Gak apa-apa pendek. Yang penting kamu bisa aku cium kening kek gini..." Aidan kembali mencium kening Fiona singkat lalu mencium kedua pipi Fiona yang sedikit berisi.

Koridor kelas X, kakak kelas dan teman sebayanya menjerit histeris melihat adegan cium kening yang di lakukan ketos dan anak MOS.

'Aaa forehead kiss'
'OMG envy coii'
'Kapan doi gue kek gitu ya?'
'Beli anak MOS kayak adek gemay itu dimana? Kalo ada gue pengen beli'
'Dek minta id dong'

Semuanya histeris apalagi saat Fiona mencium pipi Aidan dengan menginjak ujung sepatu Aidan yang di kenakan. Ringisan kecil membuat Fiona (pura-pura) khawatir.

"Kamu gak apa-apa? Maaf ya sayang" tanya Fiona sambil memegang tangan Aidan yang memegangi ujung sepatu kanannya.

Aidan menggeleng lalu tersenyum. "Sakit sih kaki aku di injek sama kamu, tapi lebih sakit lagi kalo kamu ninggalin aku di saat aku bener-bener mencintai kamu"

Walaupun hanya akting, tapi gombalan Aidan yang spontan membuat pipi putih Fiona sedikit blushing.

"Ciee si eneng blushing. Makin sayang deh"

Fiona memukul pundak kiri Aidan lalu menutupi kedua pipinya sambil membuang muka. "Apa?! Ng-nggak tuh. Siapa juga yang blushing gara-gara gombalan receh"

Telunjuk Aidan terangkat di depan wajah Fiona sambil di gerakkan ke kanan dan kiri.

"No no no. Bukan receh tapi langka beybeh"

"Alay!"

"Alay tapi sayang kan?"

"Sayang doang, cintanya nggak bang?"

Aidan mencubit pipi Fiona gemas sampai mata Fiona menjadi sipit. Tangan Aidan melepaskan cubitannya karena tangan Fiona yang mencubitnya terus menerus.

"Iya iya. Sayang+cinta plus setia hanya untuk neng seorang" Aidan mengedipkan sebelah matanya pada Fiona dan Fiona sendiri bergidil ngeri melihat kakaknya yang diam tiba-tiba mengoceh panjang lebar seperti ini.

"Udah dulu ya pak ngasih kultumnya. Mendingan bapak diem daripada banyak ngomong bikin ngeri tau gak"

Aidan terkekeh lalu merangkul bahu Fiona dan sesekali mencium pelipis Fiona yang membuat Fiona mendongak memandang Aidan yang lebih tinggi darinya. Geng Honeybee mencoba menenangkan Delia yang merengek dan itu membuat mereka pusing mendengar rengekan Delia.

"Sekarang ke kelas kuy"

"Kuy lah"

Mereka berdua pergi meninggalkan geng Honeybee di belakang dan beranjak menuju kelas X IPA 3.

"Apa kau membalasku dengan cara dulu yang aku lakukan padamu?" lirih Delia menatap kepergian Aidan dan Fiona.



A/n: maafkan diriku yang late update terus ):
Tinggalkan jejak yoo

FIONAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang