15. Girl

218 9 2
                                    

'BRAK!!!'



Happy reading! Enjoy guys😙
Baca note di bawah ya. Penting.
**

Kepala Fiona dan Ilham langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka secara kasar. Bola mata mereka seketika membulat dan buru-buru berdiri dari posisi yang akan menimbulkan masalah. Tapi seseorang itu menatap tajam ke keduanya. Fiona sadar jika itu di tujukan hanya untuknya sendiri. Azka berjalan masuk dengan kedua tangan yang di masukkan dalam saku jas Osis dan berhenti di tengah ruangan yang berhadapan langsung dengan Fiona dan Ilham.

"Wah wah wah! Liat bitch lagi ngegoda sahabat gue heh? Mending lu keluar dari sini!" sarkas orang itu sambil menatap tajam

Fiona langsung menatap tajam balik.

"Kalo gue bitch, lo itu jerk." balas Fiona, "dont judge a me by the cover" sambungnya sinis.

"Oh ya?" Azka tetap menatap tajam dan tersenyum sinis. "Oke, gue tunggu kejutan lu"

Sebelum Fiona meluncurkan balasannya tapi di sela oleh Ilham.

"Bisa diem gak sih?" tanya Ilham jengkel lalu menatap Azka yang berdiri di hadapannya. "Lu Azka malu-maluin aja. Percuma lu punya batang tapi beraninya sama cewek."

Ilham menatap datar dan kemudian beralih ke adiknya yang masih menatap tajam, tapi dirinya bisa melihat amarah yang berkobar.

Sebelum ruangan ini hancur seperti di terjang angin puting beliung. Tatapannya berubah menjadi lembut dan suaranya juga berubah menjadi lembut.

"Kamu keluar aja ya, bentar lagi kelas kamu yang tampil" Ilham mengelus rambut Fiona dengan sayang. Kemudian Fiona menoleh lalu menatap Ilham yang tengah mengelus rambutnya sayang dengan tatapan berbinar-binar seperti anak kecil yang di beri mainan baru. Fiona mengangguk sekali. Dia beranjak keluar dengan menenteng gitar warna putih dengan ukiran berwarna maroon miliknya.

Saat berpapasan dengan Azka, Fiona mendelik sinis lalu pergi dengan senggolan di bahu Azka dengan cukup keras sehingga Azka sedikit terhuyung ke belakang. Azka langsung menoleh sambil menatap punggung Fiona dengan tatapan tajam seolah-olah itu laser yang bisa membolongi punggung Fiona yang perlahan menghilang di belokan

Azka kembali menatap ke depan dan tatapannya bersibobrok dengan mata hijau yang hangat menatapnya. Ilham berdiri lalu berjalan mendekati Azka yang masih berdiri di ambang pintu.

"Jangan berpikiran kalo dia itu bitch. Jangan liat seseorang dari luarnya saja tapi kenali dengan hati. Jangan denger katanya tapi denger nyatanya."

Azka mengernyit bingung, sekarang dia bingung dengan ucapan si mata hijau hangat itu. "Dia covernya aja udah keliatan bitch, kenapa lu ngebelain dia?"

"Lu baru liat covernya, coba lu kenal dia dari dalam. Mungkin lu akan berfikir 2 kali sebelum mengatakan yang tadi lu ucapkan"

Azka semakin bingung, tapi Ilham malah nyelonong keluar santai tanpa peduli Azka yang masih penasaran dengan ucapannya. Biarlah sesekali dia membuat Azka berfikir tentang ucapannya yang tersirat teka-teki yang harus di ucapkan.

Tinggallah Azka seorang di ruang tunggu. Menghembuskan nafas lelah lalu mulutnya mencebik kesal sambil menatap punggung Ilham

"Sialan lu malah bikin teka-teki lagi"

Setelah itu Azka pergi meninggalkan ruang tunggu dengan perasaan kesal.

**

Di Aula sekolah.

Banyak sekali penonton karena ini baru di lakukan dan itu hanya di laksanakan pada periode jabatan Ketua Osis sekarang.

"Baiklah tadi kita telah menyaksikan penampilan dari X IPA 2. Nah, guys selanjutnya kita akan menyaksikan penampilan dari kelas X IPA 3. Lu tau gak ini kelas siapa lan?" tanya pembawa acara dari Osis yang bernama Rara yang di jawab gelengan oleh anak Klub Futsal yang bernama Olan.

FIONAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang