part5

13.3K 804 8
                                    

"huaaa gue dimana?" tanya Aurelia yang baru sadar dari pingsannya.

"di langit ketujuh" jawab Devano tanpa sadar.

"whuaaa Devin lo belajar ngomong dimana? cepet amat lo bisa ngomongnya. hebat lo gue salut sama lo" heboh Aurelia namun tak digubris oleh Devano. ia tetap fokus dengan hpnya.

"elah gue kayak jual kacang ngomong sama lo" ucap Aurelia kesal dan turun dari ranjangnya.

"kemana?" tanya Devano datar.

"kehatimu" balas Aurelia asal berjalan keluar dari UKS dengan kesal.

"ngambek" ucap Devano yang sedang berjalan disebelah Aurelia.

"serah" balas Aurelia malas.

"kok sepi bet sih?" tanya Aurelia kepada dirinya sendiri. CATET KE DIRINYA SENDIRI.

"pulang" ucap Devano.

"gananyak lo" Aurelia berjalan menuju parkiran.

"mobil gue mana? hueeee mommyyyy mobil Aurel ilang" Aurelia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"mobil gue mane?"

"..."

"apa?! Keisya lo tau gak kalo lo suruh bang Joni bawa mobil gue, gimana gue pulangnya? tas gue juga lo bawa pulang dompet gue didalem tas. kantong gue gaada duit pe'a"

"...."

"awas lo dirumah" balas Aurelia menutup telfonnya secara sepihak.

"huaaaaaa mommy Aurel gakbisa pulang" rengek Aurelia sambil duduk dibebatuan.

"anter" ucap seseorang yang diketahui Aurelia itu suara Devano.

"lo ngomong jelas napa?" Aurelia sangat kesal.

"diantar"

"apaan? lo ngomongnya gak jelas bet mending lo pergi" Aurelia sudah ingin menangis.

yang benar saja Aurelia hari ini sangat sial. udah dihukum, kulitnya merah-merah, pingsan, mobil dibawa pulang, gak bisa pulang, diganggu makhluk gak jelas, bete fix sial bet.

"gue anter"

"anter apa?" tanya Aurelia.

"gue anter pulang" ucap Devano.

"dari tadi kek lo ngomong kek gitu elah" Aurelia berdiri dan memukul roknya yang kotor karena duduk dibebatuan.

"maksud"

"serah lo David yok gas jalan" tanpa sadar Aurelia menggenggam tangan Devano dan menariknya.

"eh sorry refleks" ucap Aurelia yang baru menyadari saat mereka sampai di depan mobil Devano.

diperjalanan Aurelia asik mengoceh. Devano memijit pelipisnya karena Aurelia yang sangat cerewet.

"eh Dennis lo suka lagu bruno ya?"

"namanya keren ya Bruno Mars"

"kok namanya gak mau Bruno Venus ya?"

"kalau gue punya anak gue mau kasi nama Ardelia"

"tapi kata mommy gue ngelahirin anak itu sakit"

"gak jadi deh paling nanti gue adopsi aja"

"itu anak-anak itu main apa? gilak fix gue besok mau main itu. yang bener aja mereka main masa gue gak main"

"baju anak itu beli dimana ya?"

"eh gilak motor kakek itu keren, apa namanya? ves ves ves vespa ha iya vespa omaigat kece kakek" teriak Aurelia membuka kaca mobil.

"malu" ucap Devano menutup kaca mobil kembali.

"biarin aja" balas Aurelia membongkar barang-barang Devano.

"Darren" panggil Aurelia dengan tatapan jijik.

Devano hanya mengangkat sebelah alisnya saat Aurelia memanggilnya.

"diam-diam lo pake pembalut ya?" tanya Aurelia polos seketika membuat Devano membelalakkan matanya.

"mommy" ucap Devano berusaha terlihat santai.

"maksud lo mommy lo nyuruh lo pake pembalut?" tanya Aurelia.

"bukan"

"jadi maksud lo mommy lo ajari lo pake pembalut dimobil?"

"bukan"

"atau maksud lo mommy lo yang beliin lo pembalut?" tanya Aurelia.

"bukan" elak Devano.

"jadi? maksud lo bukan mommy lo yang beliin?" tanya Aurelia lagi.

"punya mommy gue" ucap Devano SPJ.

"oowhh gue kira mommy lo ajarin lo pake pembalut" balas Aurelia.

satu bola lampu menyala diotak Aurelia. ia mengambil pembalut itu dan memotret pembalut itu sekaligus dengan wajah Devano.

"eeee cakep Derin with pembalut" ucap Aurelia tertawa terbahak-bahak.

"hapus"

"gak, makasi endrose pembalutnya sis saya menjadi nyaman memakainya aww" ucap Aurelia alay.

Devano berusaha menahan tawanya. entahlah, perempuan ini terlihat blak-blakan didepan cowok. biasanya perempuan akan menjadi alim dan sok manis jika didekat laki-laki.

"eh, lo kok gak nanyak rumah gue dimana?" tanya Aurelia heran.

"lupa" balas Devano santai.

"di jalan jomblo gang ngenes mas" ucap Aurelia terkekeh. Devano mengangkat sebelah alisnya.

"gak la, jalan perak nanti gue tunjukin mana satu" ucap Aurelia.

"yang bener ae lu idup gak pernah ketawa apa ye? srius amat idup lu etdah kelar idup orang yang jadi pacar lo" celetuk Aurelia menggelengkan kepalanya.

"galak cerewet"

"lo bilang gue galak? gue cerewet?" Devano mengangguk.

"whuaaaa Derino kelar idup lo!" pekik Aurelia menjambaki rambut Devano.

"nyetir"

"ohiya lupa" balas Aurelia sambil nyengir kuda.

"opppp" Aurelia menunjukkan 5jarinya tepat diwajah Devano.

"rumah?"

"ngak, kolong jembatan. yaiyalah rumah, bhai gue turun" ucap Aurelia sedari membuka pintu mobil namun tangannya dicekal.

"makasih?" ucap Devano seperti sebuah pertanyaan.

"makasihh, siapa nama lo? emmm Derinis Jerin Perima ya itulah pokoknya. makasih bhai" lagi-lagi tangannga dicekal.

"Devano Jelden Pratama"

"ha itu la bhai" ucap Aurelia turun dari mobil dan dengan lenggoknya ia memasuki rumah.

"dia orang kaya kok tapi namanya gaada nama keluarganya gitu?" Batin Devano.

heyoo

libur tlah tiba

libur tlah tiba

libur tlah tiba

lalalalala~~~

gue bakal update terus pas libur wkwkwk

paling 1hari sekali atau 2hari sekali atau 3hari sekali atau 1minggu sekali kalau gue sibuk

bisa juga 1hari beberapa kali kalau gue mood ketik wkwk

oke

ingat Vote and Comment yach

terimakasih:*

Triplets In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang