Aurel menggerutu kesal. pasalnya mobilnya tiba-tiba mogok. dan lebih buruknya Keisya dan Revana sudah pulang duluan.
dia tidak bisa menebeng mereka. sekolah sudah sepi. dan baterai hpnya sudah habis padahal ia baru mau memesan ojek online dari aplikasi hijau di hpnya.
"sial arghh" Aurel menggeram. ia berjalan menuju halte untuk menunggu angkutan umum.
lagi-lagi kesialan menghampirinya. Aurel sudah berdiri selama 15menit. tidak ada angkutan ataupun bus umum yang lewat.
"ikut aku aja, angkutan umum gak lewat lagi jam segini"
Aurel terkejut, itu Devano. "kenapa gak dari tadi sih datangnya" gerutu Aurel di dalam hatinya.
"maaf baru datang, tadi ada urusan"ucap Devano seakan-akan bisa membaca pikiran Aurel.
"masuk" Devano membukakan pintu mobil untuk Aurel.
"makasih" Aurel tersenyum.
"lain kali kalau kayak gini lagi, telfon aja" ucap Devano.
"sekarang ngomong kamu panjang ya" bukan menanggapi perkataan Devano, Aurel malah membahas yang lain.
"mama bilang, aku itu cerewet sama orang yang aku sayang. pelit ngomong sama yang lain" ucap Devano membuat pipi Aurel memerah.
"ini bukan arah ke rumahku deh" ucap Aurel berusaha menyembunyikan pipi merahnya.
"memang" jawab Devano santai.
"kita mau kemana?" tanya Aurel.
"makan angin" jawab Devano lagi membuat Aurel bingung.
Devano berhenti di sebuah cafe. Aurel menggerutkan dahinya.
"mana anginnya?" tanya Aurel membuat Devano tertawa.
"aku tau kamu lapar daritadi perut kamu bunyi pipi kamu merah kayak ondel-ondel" ucap Devano sambil terkikik lalu keluar dari mobil.
"dasar" Aurel tambah malu dibuat Devano.
"silahkan turun rakyat biasa" ucap Devano membuat Aurel mengerutkan keningnya.
"jangan ngarep dipanggil princess. nyatanya kamu cuma rakyat biasa" ucap Devano membuat Aurel terkikik geli mendengar ucapannya.
"idih, siapa juga yang ngarep" Aurel dan Devano berjalan berdampingan.
"ngaku aja, jangan malu" Devano memperlihatkan sederetan giginya.
"apasih Devano" Aurel memutar kedua bola matanya namun senyuman di bibirnya tercetak jelas.
mereka berdua duduk di salah satu meja cafe. memesan pesanan masing-masing dan menunggunya dengan hikmat.
"besok valentine ya?" tanya Aurel.
"terus?" tanya Devano terlihat cuek.
"gak sih nanya aja"
"oh" jawab Devano cuek.
Aurel sedikit ralat sangat kesal kepada Devano. "dasar cowok gak peka" hatinya membatin.
"gak usah kesal" ucap Devano.
"siapa yang kesal?" tanya Aurel dengan wajah masam.
Devano memegang tangan Aurel lalu mencium punggung tangannya.
"masih kesal?" tanya Devano. Aurel tak kuasa menahan senyum.
"kalau senyum kan cantik" ucap Devano.
Aurel seperti ingin terbang sampai luar bumi karena Devano.
pesanan mereka sudah datang. mereka makan dengan tenang. karena perut mereka sudah sangat lapar.
"udah?" tanya Devano. Aurel mengangguk kemudian mereka berjalan keluar dari cafe.
sepanjang perjalanan Devano membuat Aurel terbang. Aurel sangat senang dibuat Devano.
"sana gih, jangan mikirin aku nanti kamu pusing" ucap Devano.
"ih, kok pusing sih?"
"pusing karena rindu sama aku" ucap Devano pede membuat Aurel tertawa.
"apasih, pede banget" Aurel tertawa sambil turun dari mobil.
"bye" mobil Devano melaju pergi.
"cieeee pacaran"
hoyy wkwkwkwk
ingat vote comment wkwkwk
w buat part ini sampe bawa hp kmana' tp PENDEK aaa maap yak
ingat vote comment deh
makasih:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplets In Love
Teen FictionSEQUEL SIX TROUBLEMAKER--tiga anak kembar dari keluarga Alvaro yang menyembunyikan identitasnya di sekolah. nerd? big no! mereka hanya menyembunyikan nama keluarga mereka. tidak benar-benar kembar. ayah mereka yang kembar tapi entahlah ketiganya ham...