Azka menarik kursi kemudian menelungkupkan kepala kedalam lipatan tangannya diatas meja.Pagi ini dia sangat mengantuk karena pagi-pagi sekali harus pulang kerumah mengambil baju sekolahnya yang tertinggal.
Memang setelah aksi 'menguntit' nya kemarin, dia langsung pergi ke apartemen Gerry dan menginap disana. Mengakibatkan dirinya hanya tidur dua jam saja.
"Azka Abyan Pradipta!! Jangan tidur dikelas atau kamu akan saya laporkan ke orang tua kamu!" Seru seorang guru killer yang tak lain adalah pak Sanusi guru olahraga Sma Pradipta.
"Ganti baju kamu!!" Azka terbangun dengan mata yang masih sayu kemudian melihat keadaan kelas yang sudah sepi.
"SEKARANGG!!" Teriakan pak Sanusi membuat Azka langsung beranjak dari kursinya meninggalkan kelas menuju loker untuk mengambil seragam olahraganya.
•
Rasa kantuk yang dialami Azka beberapa saat lalu hilang begitu saja karna saat ini ia terlihat sangat segar dan tengah bermain bola di lapangan outdoor sekolahnya. Para siswi dibebaskan karena materi mereka mengenai bola kaki telah selesai. Sedangkan para siswa, mereka melanjutkan permainan bola dengan membagi dua tim.
Disaat siswi perempuan biasanya akan pergi ke kantin atau kelas jika pelajaran olah raga dibebaskan, lain halnya dengan Diandra. Saat ini dia tengah duduk dibawah pohon yang cukup besar untuk menghalau sinar matahari pagi.
Tak sengaja pandangan Azka tertuju pada Diandra yang duduk dibawah pohon tak jauh dari lapangan yang saat ini mereka gunakan untuk bermain bola tengah menatap sesuatu di genggaman tangannya.
Pikiran Azka secara otomatis memutar perkataan Gerry mengenai liontin milik Diandra dan dia yakin saat ini kalau yang dipegang Diandra itu adalah liontin. Karena penasaran, Azka meninggalkan permainan bolanya kemudian berlari kecil ke tempat Diandra berada.
Azka berjalan mengendap-endap kemudian merampas liontin itu dari genggaman Diandra.
Diandra yang terkejut lalu bangkit dan kembali merampas kembali liontin itu.
Tapi sangat disayangkan, liontin itu terjatuh ke dalam got dekat tempat mereka berdiri saat ini.
Tentu saja Diandra syok. Tapi yang dipikirkannya saat ini hanyalah liontin itu. Tidak memperdulikan manusia iblis di hadapannya.
Diandra berjongkok berusaha menggapai-gapai liontinnya walaupun di dalam sana sangat gelap membuat liontin itu tidak terlihat. Dan walaupun got itu tidak basah, tapi tetap saja tertutup oleh besi yang terpasang di permukaannya sehingga menghalangi Diandra untuk mengambil liontin itu.
Diandra kembali berdiri menghadap Azka. Tangannya bergerak untuk menampar wajah Azka tapi tangan itu berhenti di udara.
Diandra mengurungkan niatnya dan berusaha menahan emosi.
Azka menatap ke dalam mata Diandra. Terpancar kemarahan dan kebencian di dalam sana. Dan baru kali ini Azka melihat dengan begitu jelas wajah Diandra. Diandra yang memiliki iris mata berwarna hitam pekat, bulu mata lentik, alis yang tertata rapi, hidung mancung dan bibir pink alami yang sangat sempurna. Azka baru menyadari kalau Diandra sangat cantik tapi sayang kecantikan itu tertutup oleh aura dingin yang dia keluarkan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Girl
RomanceKisah tentang seorang gadis kaku dan dingin. Menutup diri dan tidak mau bergaul. Menyimpan rahasia seorang diri dan tidak ingin diusik. Tidak memiliki teman dan tidak ingin memilikinya. Kalau sudah seperti itu, bagaimana caranya bertahan hidup? Mari...