S.G 16

118 12 0
                                    

Azka tersadar dari lamunannya dan tidak lagi mendapati Diandra yang tadi berdiri di hadapnnya. Kini tempat itu sudah kosong.

Azka merasa bodoh karena tidak menyadari jika Diandra kabur darinya. Azka segera pergi dari tempat itu dan mencari keberadaan Diandra.

Azka kembali lagi ke club dan mengambil mobilnya. Mungkin jika dia menggunakan kendaraan akan lebih cepat mencari dan menemukan Diandra.

Matanya terus menyusuri jalanan yang cukup lenggang.  Mobil yang dikendarainya melaju dengan kecepatan lambat.

"Aaaargghh. Tolong... tolong!!!" Teriak suara seorang perempuan. Suaranya dari arah sebuah gang yang sempit dan gelap.

Dan Azka tahu pasti itu suara milik Diandra.
Membuatnya khawatir akan sesuatu yang terjadi pada gadis itu.

Azka segera memarkirkan mobilnya sembarangan di jalan.

Azka segera berlari kedalam gang itu dan saat sudah mencapai ujung dia mendapati dua buah gang lagi. Dia bingung harus ke kanan atau ke kiri.

"Lepasin!.. Lo jangan macam-macam sama gue. Atau..." terdengar lagi suara perempuan tadi dari arah sebelah kiri. Tapi setelah Azka masuk kedalam gang tersebut dia tak melihat apa-apa.

"Atau apa cantik? Hahaha.." suara tawa berat beberapa orang berasal dari arah sebuah gudang yang terlihat tak terpakai.

Langsung saja Azka mendobrak pintu gudang tersebut dan melihat Diandra yang tengah dikelilingi oleh tiga orang pria. Rompi khas pelayan yang dipakainya sudah terlepas. Bahkan kancing kemejanya sudah berhamburan entah kemana karena kemeja itu ditarik paksa.

Mendengar suara dobrakan keras. Ketiga pria itu menoleh kearah Azka.

Tidak membuang-buang kesempatan, Diandra menggigit kuat tangan salah satu satu pria yang berada di pipinya dan hendak berlari keluar dari tempat itu.

Baru satu langkah, rambutnya ditarik kuat oleh pria yang tangannya digigit tadi.  

"Beraninya kau!!!!" Ucap pria itu dan menjambak keras rambut Diandra membuat Diandra memekik kesakitan.

"Aarghhhh.. lepas!!!," ucap Diandra kesakitan.

"KAU MAU AKU BERMAIN KASAR HAH!!!?" Semakin menarik rambut Diandra.

"Lo berdua urus anak bau kencur itu, gue mau bersenang-senang sama si cantik ini dulu. Setelah itu giliran kalian." Ucap pria itu yang terlihat lebih mencolok diantara yang lain  yang Azka yakin pasti itu adalah bossnya.

"Lepaskan dia brengsek, Atau lo semua gue lapor polisi." Ucap Azka yang memegang handphonenya membuat pergerakan ketiga pria itu terhenti.

Si boss angkat bicara. "Kau fikir kami percaya dengan ucapanmu itu? Hah... tidak akan, Kalian berdua habisi anak itu!"

Satu persatu dari kedua pria itu bergerak melawan Azka. Dengan siap Azka juga melawan. Tak butuh waktu lama membuat kedua pria itu tergeletak di lantai.

Kemudian terdengar suara dari handphone Azka.

"Selamat malam. Ini pihak kepolisian. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya seseorang dari arah handphone milik Azka yang sengaja di loudspeaker. Membuat pergerakan ketiga pria tadi kembali terhenti.

"Ada aksi pemerkosaan di jalan Sanipato daerah kemang saat ini dengan pelaku berjumlah tiga orang." Ucap Azka membuat wajah ketiga pria itu pias seketika.

"Bos bos cabut bos.. itu beneran." Ucap Salah satunya. Kemudian mereka bertiga lari dari tempat itu meninggalkan Azka dan Diandra di dalam gudang yang gelap itu.

Strange GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang