Malam ini Azka kembali lagi mengunjungi Club yang dikunjunginya semalam untuk mengambil kemeja yang dititipkannya semalam pada seorang pelayan.Azka memperhatikan setiap sudut club itu tapi tidak kunjung menemukan keberadaan pria yang telah menumpahkan minuman ke bajunya itu.
Maka yang dia lakukan adalah bertanya kepada bartender.
"Lo tau pelayan yang semalam numpahin minuman ke gue disini?" tanya Azka pada bartender karena memang semalam kejadiannya tepat di depan meja bar.
Bartender itu tampak bingung membuat Azka mendengus sebal.
"Cowok pake kacamata." jelas Azka dan Bartender pun mengangguk.
"Dia hari ini gak masuk," Balas si bartender.
"Kenapa?" tanya Azka dibalas gelengan oleh bartender.
"Sialan... ternyata dia gak takut sama ancaman gue semalam," maki Azka kemudian pergi meninggalkan Club itu.
Keesokan harinya...
"Yahh Diandra gak masuk sekolah ya? gue jadi ga ada teman curhat." Ucap Vanya sedih ketika mengetahui kalau Diandra hari ini tidak masuk.
"Temen curhat lo bilang? Dia dengerin lo aja enggak kali." celetuk Tito membuat teman sekelasnya menertawakan kebodohan Vanya.
"Diem lo semua. Lo gak tau apa-apa tentang Diandra." Ucap Vanya marah.
"Kaya lo tau aja." Celetuk Tito lagi yang membuat seisi kelas kembali tertawa.
"Ih.... Gak ada yang lucu. Diam lo semua." Teriak Vanya kemudian berlari keluar kelas berniat menetralkan emosi.
Azka yang sedari tadi diam kini menatap bangku Diandra yang kosong tak berpenghuni.
'Apa dia sakit karena kehujanan semalam?' tanyanya dalam hati.
'Ah bukan urusan gue.' Ucapnya lagi.
-
"AZZKAAA!" Teriak seseorang heboh dari luar kelas menghampiri meja Azka.
"Berisik banget lo ah." Ucap Tito mendengar teriakan Gerry yang menganggu tidurnya.
"Lo diem gue engga ngomong sama lo." Ucap Gerry pada Tito.
"Azkaa, Gue punya hot news buat lo." Ucap Gerry.
"Paan?"
"Gue tadi liat Luna."
"LUNA!!?" Teriak Tito kaget.
"Lo tadi gue suruh diem!" ucap Gerry karena tiba-tiba Tito menyahut.
"Terus hubungannya sama gue apa?" tanya Azka menaikkan sebelah alisnya tampak tidak peduli.
"Ya hubungannya... apa ya?" Ucap Gerry yang jadi bingung sendiri.
"Astaga kalian berdua ini. Luna dateng jauh-jauh dari Amrik pasti mau ketemu kita lah. Gimana sih." Tito beranjak dari bangkunya. Seketika rasa kantuknya hilang mendengar nama Luna yang memiliki paras cantik dan badan bak model Victoria's Secret.
"Ayo!" Tito menarik tangan kedua temannya. Tapi salah satunya menarik kembali tangannya.
"Enggak ah males gue. Ngantuk." Dan dia adalah Azka.
"Lah kok lo gak mau?" tanya Gerry heran dengan Azka.
"Udah gue bilang, gue ngantuk. Tadi malem ke club." ucap Azka yang sudah menenggelamkan kepala diatas lipatan tangannya.
"Eleh.. Dulu paling semangat kalo diajakin ena-ena sama Luna." sungut Gerry.
"Yaelah Ger... Itu kan jaman dia baru-baru mulai begituan. Ya ketagihan lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Girl
RomanceKisah tentang seorang gadis kaku dan dingin. Menutup diri dan tidak mau bergaul. Menyimpan rahasia seorang diri dan tidak ingin diusik. Tidak memiliki teman dan tidak ingin memilikinya. Kalau sudah seperti itu, bagaimana caranya bertahan hidup? Mari...