Diandra menaburkan bunga diatas makam dengan nisan bertuliskan 'Okan Geraldine Alaric' kemudian memejamkan matanya dan memanjatkan doa.Setelah mengecup singkat batu nisan itu, dia berpindah ke makam sebelah yang bertuliskan 'Raline Anastashya Geraldine' di batu nisannya. Hal yang sama juga dilakukannya pada makam itu. Menaburkan bunga dan memanjatkan doa.
Pikiran Diandra memutar kejadian masa lalu.
Gadis itu mengerjapkan matanya dan melihat sekelilingnya. Warna putih mendominasi ruangan tersebut.
'Aku dimana?' Pikirnya.
Lama ia berfkir keras tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan sosok pria dewasa berjas putih yang tak lain adalah seorang dokter. Kemudian disusul oleh seorang perawat dibelakangnya.
"Akhirnya kamu sadar juga." Ucap sang dokter dan berjalan mendekati bangkar bertuliskan 'Diandra G. Sharoon'.
"Ini di rumah sakit ya?" Tanya Diandra bingung.
"Iya sayang." Jawab suster.
"Apa ada yang sakit?" Tanya dokter yang dibalas gelengan oleh Diandra.
"Aku kenapa bisa disini? Mama sama papa mana? Bang Okan sama kak Raline juga kemana? kenapa aku sendiri disini?" Tanya Diandra dan ia melihat suster yang menatapnya dengan iba.
"Mama sama papa kamu berangkat ke Singapura 3 hari yang lalu setelah..." sang suster menggantung ucapannya karena tidak tega untuk mengatakan hal itu kemudian melirik kearah dokter. Dokter mengangguk.
"Setelah proses pemakaman abang dan kakak kamu selesai."
Mendengar perkataan itu memori Diandra memutar kejadian itu.
~"Kak ayo kita keluar! Ian bosan dirumah. Laper juga... ga ada makanan." Rengek gadis kecil bernama Diandra pada Raline kakaknya yang baru saja duduk di sofa setelah mengganti seragam putih abu-abunya.
"Kakak males ih, kamu belum ganti baju. Jorok!!" Ucap Raline yang berpura-pura menutup hidungnya.
"Ih kakak nyebelin. Ian gak jorok! Masih wangi kok."
Raline terkekeh geli melihat adik bungsunya yang sedang mengendus-endus.
"Yaudah kakak temenin. Tapi kamu harus ganti baju dulu."
"Oke." Diandra sumringah kemudian berlari menuju kamar mengganti seragam merah putihnya dengan baju rumah. Tak lupa dia mengambil sweater didalam lemari.
"Ayo!" Diandra langsung menarik tangan Raline saat tiba di ruang keluarga.
Deru suara mobil terdengar dari arah luar.
"Kayanya bang Okan deh." Seru Diandra.
"Pada mau kemana?" Tanya Okan yang baru saja pulang melihat Diandra menggunakan sweater.
"Mau keluar.. cari makan."
"Pas banget lo pulang. Anterin kita ya!" Seru Raline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Girl
RomanceKisah tentang seorang gadis kaku dan dingin. Menutup diri dan tidak mau bergaul. Menyimpan rahasia seorang diri dan tidak ingin diusik. Tidak memiliki teman dan tidak ingin memilikinya. Kalau sudah seperti itu, bagaimana caranya bertahan hidup? Mari...