Chapter 1

8.5K 482 37
                                    

Kisah ini fiksi, tidak berhubungan dengan tokoh, kelompok, maupun kejadian dalam dunia nyata. Mohon untuk tidak mempublikasikan ulang fanfic ini di situs lain tanpa izin dari penulis.

Dislaimer: Kishimoto Masashi

AU. OOC. OCs. Typo.

Hinata-centric.

Bacalah fanfic ini di waktu luang Anda. Bagi yang muslim, jangan lupa ibadahnya...

Sincerely,

bee miyazaki


-Part 1-

The Golden Tree


Manusia hidup tanpa bisa memilih segala hal. Ketidakmampuan ini merupakan sebuah tantangan. Saat tak bisa memilih, manusia dipaksa untuk memikirkan sebuah jalan keluar. Dan saat sebuah jalan keluar menghasilkan sebuah kepuasan, ada satu hal lagi yang bisa dicapai: sebuah pengalaman. Hidup bagaikan aliran komposisi dari beragam sisi yang membentuk sebuah kisah. Dan kisah ini dimulai di sebuah desa di kaki bukit yang letaknya jauh dari ibukota.

Adalah Hyuuga, sebuah keluarga petani sederhana yang memiliki dua anak berkepribadian saling bertolak belakang. Rumah yang mereka tinggali bahkan tak memiliki pintu yang layak, hanya tirai jerami yang dengan mudahnya terhempas bila angin barat bertiup keras menuju timur.

Pondok sederhana yang mereka sebut rumah hanya menyediakan satu ruangan dengan petak api unggun di pusat lantai utamanya. Barisan ikan kering terlihat di sisi kiri pintu yang sejajar dengan guci-guci tanah liat berisi persediaan air. Seperti kebanyakan rakyat yang taraf hidupnya terletak di tingkat paling bawah, mereka menyimpan persediaan beras dengan menguburkannya di dalam tanah, lalu menindih tempat rahasia itu dengan tumpukan kayu bakar.

Untuk lebih menghemat penggunaan beras, sang ibu sengaja memasaknya dengan takaran air lebih banyak, nasi lembek yang hambar sudah termasuk hal mewah di keluarga mereka dari pada tidak ada makanan sama sekali.

Usia putri sulung mereka baru menginjak tiga belas tahun saat kepala desa menunjuk Hiashi sebagai kepala keluarga yang akan mengorbankan salah satu putrinya sebagai persembahan.

Di masa awal Restorasi Meiji, perang di antara klan-klan tertinggi dalam dinasti Shogun mencekik rakyat. Pihak Shogun yang terjepit tentara kerajaan seringkali bertindak seenaknya, mendorong dan memojokkan rakyat dengan dalih balas budi. Bahkan setelah akhirnya perang berakhir, mereka masih memperebutkan daerah kekuasaan di bawah bendera kekaisaran. Klan-klan Shogun yang berkuasa menundukkan klan-klan Shogun yang tak terlindung. Para ronin berkemampuan tinggi menyebar ke seluruh penjuru negeri untuk mencari tuan baru yang bersedia menggunakan jasa mereka. Budak-budak diperjual-belikan, bahkan digadaikan demi kebutuhan ekonomi. Para pendukung Shogun yang mendadak miskin karena pajak, semakin memperbanyak jumlah pengangguran. Para pelayan yang awalnya bekerja di bawah keluarga-keluarga bangsawan terpaksa kehilangan pekerjaan mereka, kembali ke desa dan mencoba bercocok tanam.

Namun perubahan bukan hanya di sektor ekonomi dan pertanian, tapi juga cuaca yang tak menentu. Musim dingin yang panjang, dan kemarau yang tak kunjung berakhir.

Desa di kaki bukit tempat keluarga Hyuuga tinggal adalah salah satu desa yang percaya bahwa perubahan ini terjadi karena Kaisar yang seharusnya berurusan dengan Kekaisaran Langit menjejakkan kakinya di ranah politik. Para tetua yang kolot mulai menggunakan orang asing sebagai alasan kebencian dewa pada negeri mereka yang dulu asri tanpa masalah. Kedatangan tentara Inggris memang tak bisa dicegah. Hubungan diplomatik mulai terjalin semenjak Kaisar menerima bantuan senjata dalam peperangan melawan Shogun. Restorasi Meiji membuka gerbang bagi dunia luar untuk masuk ke wilayah Jepang, dan akhirnya perubahan itu terasa bak gelombang yang menelan sisa-sisa kedigdayaan Shogun dan melenyapkannya tanpa sisa.

Empress of the SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang