Perburuan berakhir lebih cepat. Rombongan Kaisar kembali ke istana Edo keesokan harinya. Perjalanan yang memakan waktu seharian itu terasa cepat. Saat senja menutup hari, rombongan telah melewati Gerbang Kemakmuran.
Barisan pasukan berkuda masuk jalur utama yang luas menuju istana. Tandu yang membawa Kaisar terlihat setelah barisan prajurit yang berjalan kaki, disusul dengan dayang-dayang yang kimono-nya berseragam.
Sasuke memercayakan Terukage mengurus segala hal yang diperlukan Hinata termasuk kediaman pribadi yang sederhana di lingkungan Tiga Permata.
Komplek Tiga Permata merupakan area yang dikhususkan untuk tamu-tamu kehormatan.
Hinata ditempatkan di Safir Timur, sebuah rumah yang dicat biru dengan taman dan kolam juga bungalow. Safir Timur adalah satu-satunya rumah yang terlihat jelas dari Istana Utama. Terukage memikirkan hal itu saat ia membuat keputusannya.
Bila Sasuke memutuskan untuk menikmati waktu senggangnya di balkon Istana Utama, ia bisa melihat halaman Safir Timur dengan jelas dari sana.
Berita tentang kehadiran gadis asing yang tak dikenal menyebar dengan cepat hingga mencapai telinga Ibu Suri. Dia mengirim utusan dayang ke Istana Utama untuk mencari tahu lebih banyak tentang gadis itu. Dayang yang diutusnya kembali dengan berita yang lebih kurang sama seperti yang sudah didengar Ibu Suri dari rumor yang terus berkembang.
"Yang Mulia Kaisar menemukannya di hutan. Nyaris mati."
"Lalu apa tujuannya membawa gadis itu ke istana?"
"Hamba tidak berani bertanya lebih jauh, Yang Mulia Ibu Suri."
Sasuke bisa melakukan apa saja pada gadis itu. Dia bisa menikmatinya sesaat dan membuangnya dengan cepat. Dia juga bisa menjadikannya mainan baru favoritnya. Namun yang terjadi sungguh di luar jangkauan pemikiran siapa pun bahkan Ibu Suri.
Sasuke sempat meminang seorang gadis yang diajukan Menteri Pertanian. Gadis itu masih enam belas tahun. Dia tak menikahinya, juga tidak menidurinya. Gadis itu ia jadikan teman bicara, namun berakhir datar dan akhirnya gadis itu dipulangkan. Menteri Pertanian harus menahan malu saat Pertemuan Mingguan digelar di Aula Utama.
Arah pikiran Sasuke tak lagi bisa ditebak para menteri dan anggota Dewan.
Kaisar sedang memancing reaksi bawahannya. Akankah ada yang berani mengajukan usulan lain?
"Yang Mulia, apa ini berarti, posisi permaisuri masih dipegang oleh Yang Mulia Permaisuri?"
"Sepertinya begitu."
Permainan psikologi ini tidak sepenuhnya menyenangkan.
"Bagaimana dengan gadis itu?" tanya Menteri Kebudayaan.
"Gadis yang mana?"
"Yang Mulia," lanjut Menteri Kebudayaan. "Kami sudah mendengar desas-desus tentang kekasih Yang Mulia. Apakah Anda berniat menjadikannya selir Anda?"
Pertanyaan itu membuat gempar menteri-menteri yang lain yang masih berharap kandidatnya dipilih Kaisar. Beberapa beralasan dengan mengedepankan fakta yang paling jelas; asal-usul gadis itu masih dipertanyakan.
Dia tidak datang dari empat fraksi yang ada dalam Dewan. Dia juga bukan kandidat yang dibawa seorang menteri. Gadis itu datang sendiri. Dalam sebuah kesempatan yang terlalu janggal untuk disebut pertemuan yang ditakdirkan.
Namun seperti biasa, para menteri melihatnya dari segi yang paling memungkinkan. Kenyataan bahwa Sasuke pernah memilih satu kandidat dari menteri membuktikan bahwa dia sudah bisa mengikuti alur pemerintahan dari bawahannya. Bukan tidak mungkin gadis itu juga akan berakhir seperti gadis bangsawan yang dibawa Menteri Pertanian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress of the Sun
FanfictionREPUBLISHED.:Hinata-centric:. Dalam genggaman kekuasaan, Sasuke terbelenggu. Dalam ketidakberdayaan, Hinata berkuasa. Dalam limpahan kebebasan, Itachi mengorbankan segalanya. AU. SasuHina.