Chasing Heart - 3

24 5 0
                                    

Hari ini diadakan pertandingan futsal antara SMA Pelita dengan SMA Cenderawasih. Anggota tim Davin memasuki lapangan. Seketika terdengar teriakan dari kaum hawa.

Davin!

Ayo Davin!

Davin semangat!

Davin pasti menang!

Davin! Pacar gue pasti menang!

Sontak semua pasang mata tertuju ke asal suara. Mereka menatap tajam pelaku yang menyebut dirinya sebagai pacar Davin. Sementara yang ditatap hanya menampilkan wajah sengitnya. Viola tidak takut sama sekali terhadap ratusan fans Davin. Baginya, cinta itu harus di perjuangkan. Tak peduli seberapa banyak cewek yang menyukai pacarnya. Ralat! calon pacarnya.
Viola membayangkan bagaimana seandainya ia resmi menjadi pacar seorang Davino. "Pasti gue bahagia," batinnya. Mambayangkan saja sudah membuat ia senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

Vina yang melihat sahabatnya seperti orang gila ngeri sendiri dan akhirnya ia menyenggol bahu Viola.

"Lo gila ya Vi? atau lo kerasukan setan penunggu lapangan ya?" ucap Vina saat sahabatnya itu menghadap ke arahnya. Viola menatap tajam,"enak aja lo, setannya jatuh cinta sama lo baru tau rasa lo."

Vina mendengus, kemudian kembali fokus menyaksikan pertadingan yang menampilkan Galang sedang menggiring bola, kemudian ia mengoper ke arah Kevin. Setelah itu bola dioper kearah Davin. Davin menggiring bola ke arah gawang lawan dan...

"GOOOOOOLL!!" Viola berteriak dan bangkit dari duduknya. Vina yang berada di sampingnya menutup telinganya.

"YEEE!! DAVIN GOOOL!!" teriak Viola sekali lagi.

"Berisik!" teriak Vina.

"Vin! Liat deh, Davin makin keren yah kalo masukin bola gitu."

Vina diam tidak menanggapi ucapan Viola.

"Aduh Vin, dia aja jago masukin bola, apalagi masukin cintanya ke hati gue. Ya ampuuuun Vin," kata Viola sambil memegang dadanya.

Vina memutar bola matanya,"makan tuh cinta." Viola aegera membalikkan badannya dan menatap Vina dengan pandangan jenaka,"gue sumpahin lo jatuh cinta, dan lo akan ngerasain apa yang gue rasain." Mendengar ucapan Viola, Vina bergidik ngeri.

Pertandingan di akhiri dengan berbunyinya pluit panjang dan dimenangkan oleh SMA Pelita yang dipimpin oleh tim Davin.

"Lo emang keren Bro," puji Galang.

"Tendangan lo emang The Best." Kevin tak kalah dengan Galang.

Sementara Davin hanya menanggapi pujian para sahabatnya dengan senyuman yang sangat tipis bahkan nyaris tak terlihat.

"Eh Dav, itu fans fanatik lo kayaknya mau ke sini deh," ucap Galang menunjuk Viola yang berlari menuju arahnya menggunakan dagunya.

Davin menghela nafas berat. Saat Viola sudah berada di hadapannya. Rasanya ia ingin segera menghilang dari hadapan cewek macam Viola. Davin memijit pelipisnya. Ia sudah sangat amat lelah dengan tingkah Viola.

"Nih." Viola menyodorkan minuman dan handuk di tangannya tak lupa dengan senyuman di bibirnya.

Davin berniat melangkah pergi, tapi terhenti ketika mendengar seuara Viola,"gue tau lo haus Dav, gue gak berniat ngeracunin lo kok. Dan lo pasti juga kepanasan. Ini handuk bersih, gak pernah gue pakek."

"Gimana kalo minumannya buat gue aja Vi," ujar Galang menaik turunkan alisnya.

"Gak! enak aja, nih Dav." Viola kembali menyodorkan minuman dan handuknya di hadapan Davin.

Chasing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang