Chasing Heart - 16

22 0 0
                                    

Livia memang sudah tau mengenai kepindahan Haikal di sekolahnya. Jadi ia tidak terlalu terkejut dengan berita itu. Tapi yang memancing kekesalannya adalah kenapa Haikal harus memilih untuk sekelas dengan Viola. Livia sudah yakin jika Haikal memang merencakan ini.

Livia terkejut dengan kehadiran Haikal didepan kelasnya. Livia menduga pasti akan ada yang cowok itu bicarakan. Dan Livia yakin dengan tebakannya jika ini tidak akan jauh dari gadis yang amat di bencinya. Tentu saja Viola!

"Liv." Panggil Haikal membuka pembicaraan.

"Ada apa?" Tanya Livia ketus.

"Lo masih marah sama Vio?" Haikal balik bertanya dengan hati-hati.

"Gue gak marah sama dia." Livia menjeda sejenak untuk memperhatikan ekspresi Haikal. Saat mendengar pernyataan Livia, Haikal terlihat melepas kelegaan. Namun tidak saat Livia melanjutkan ucapannya."tapi gue benci sama dia!" Livia tersenyum sinis.

"Gue minta maaf Liv." Haikal berkata dengan pelan. Agar tidak melukai Livia lagi.

"Ini bukan salah lo Kal! Tapi salah dia!"

"Gak Liv, ini salah gue! Gue yang gak peka selama ini Liv."

Mendengar Haikal yang menproklamirkan dirinya sebagai orang yang bersalah tentu saja kekesalannya semakin menajam. Livia menyinis dalam senyumannya.

"Jangan pikir gue bego ya Kal! Bahkan dalam keadaan seperti inipun lo masih berusaha melindugi dia!"

"Tapi Liv---"

Tanpa menunggu ucapan Haikal selesai, Livia memotong dengan cepat," stop! Kalian semua memang sialan!" Dan setelah itu Livia meninggalkan Haikal yang kembali merasa bersalah. Rasa bersalah seperti mimpi buruk yang setiap hari menghantui dirinya.

Apa dia salah jika dia tidak sadar jika ada seseorang yang diam-diam menyimpan rasa padanya?

Apa dia salah saat ia menyukai orang lain saat ada orang lain yang diam-diam menyukainya?

Apa dia salah saat dia mengejar orang yang ia sukai dan mengabaikan orang yang menyukainya secara diam-diam?

Ya dia memang salah!

***

"Oke lo bisa cerita sama gue." Suruh Vina ketika mereka berdua sampai di kelas dan mendaratkan pantatnya di bangku mereka masing-masing.
Sejenak keheningan melingkupi mereka berdua. Hanya terdengar kerusuhan siswa lain yang juga mulai memasuki kelas mereka. Viola mengedarkan pandangan. Mencari sosok yang paling akhir ingin ia temui. Apalagi Viola akan menceritakan perihal cowok itu kepada sahabatnya. Dan tentu saja Viola tak ingin Haikal mengetahui itu.

Haikal.

Semua masalah memang tak sepenuhnya bersumber dari cowok baru itu. Tidak, bagi Viola, Haikal bukan anak baru lagi. Dia sudah mengenal Haikal hampir 2 tahun.

Viola menarik nafas dan bersiap membuka ceritanya,"dulu gue satu SMP sama Haikal." Kalimat itu menjadi pembuka cerita Viola.

"Terus apa masalahnya?" Tanya Vina memotong cepat.

Viola mendengus dengan sikap sahabatnya yang terlalu penasaran itu."lo bisa diem dulu gak. Tugas lo disini cuma nyimak. Nyimak Vin nyimak!"

Vina membalas dengan cengiran yang menampilkan sederet giginya yang tersusun rapi. Kemudian jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V yang di angkat disamping kepalanya.

"Oke-oke lanjutin."

"Haikal dan Livia dulunya sahabat." Vina berhenti sejenak. Sesaat ia tidak yakin apakah harus menceritakan ini kepada Vina atau tidak. Ia melirik Vina. Keterkejutan terlihat jelas di raut wajah Vina. Namun selama satu tahun ini, Vina sudah benar-benar setia menemaninya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chasing HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang