32. Aku dan Dia

245 14 0
                                    

Hei kamu,
Aku hanya pandai berperasaan,
Tak mampu mengungkapkan nya.
Kamu tahu bagaimana rasanya malam itu aku jatuh dan menangis?
Seakan aku menyeka berkali-kali pipi ku yang sudah basah oleh air mata,
Tapi air mata tetap jatuh (lagi).
Aku pikir hubungan kita abadi,
Tapi ternyata tidak.
Kamu mengajarkanku bahwa cinta bisa sangat membuat bahagia,
Namun juga bisa menyakiti ku dengan hebat.
Aku belajar darimu kalau semua orang bisa pergi,
Semua orang bisa berubah,
Dan cinta yang besar pun bisa pudar.
Aku hanya pandai menangis,
Tanpa tahu kalau sebenarnya bahagia terletak dimana saja.
Aku hanya pandai merindukan,
Tanpa tahu kalau sebenarnya rinduku sia-sia.
Apakah kamu membawa nya ketempat yang sering kita datangi dulu?
Apakah kamu mengatakan "aku cinta kamu" sebanyak yang kamu dulu katakan padaku?
Apakah kamu memeluk nya se erat kamu memelukku dulu?
Apakah kamu mencium nya seperti suatu keseharian mu padaku dulu?

Sungguh aku tak tau harus bilang apa.

Apa dia mencintaimu sebanyak rasa cintaku padamu?
Apa dia memeluk dan mencium mu sebanyak yang aku lakukan kepadamu dulu?
Apa dia menggenggam erat tanganmu seperti yang aku lakukan?
Apa dia menyayangimu dengan tulus?

Aku tertawa seraya meneteskan air mata kepedihan.
Aku berkata dalam hati "Dia itu wanita beruntung. Dapat memeluk dan mendengar suaramu tiap saat."
Ku hembuskan nafas panjang,
Lalu kembali berbisik "Dia itu hebat. Dapat menggantikan posisi ku dihatimu dengan waktu yang begitu singkat".
Aku tenggelam dalam ilusi 'selamanya'.
Tak semua hal yang kita cintai dapat kita miliki selamanya.

Perihku DitinggalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang