57. Terbiasa tanpamu

438 9 0
                                    

Hai. Aku hanya ingin bercerita.
Tentang kehidupanku kini.
Sejak kamu pergi.

Mungkin aku kini sudah mati rasa.
Entah masih mencintaimu atau tidak,
Aku pun tak tahu.
Tapi aku yakin, seseorang takkan pernah lupa apa yang pernah menjadi bagian hidupnya jika itu memang spesial.
Maka dari itu, jika kamu tiba-tiba saja terlintas dipikiranku, bukan berarti aku masih mencintaimu atau menginginkanmu.
Kurasa sudah lagi tidak.
Kurasa aku tak lagi mencintaimu.
Tapi jujur saja, luka yang kamu beri pernah menancap sangat dalam dan masih tertinggal disini. Dihatiku.
Terkadang jika lagu-lagu tentang patah hati diputarkan ditempat umum,
Aku hanya seperti merasa kosong dan merasa ada sesuatu yang kurindukan,
Suatu bagian hatiku yang hilang.
Yang dulu kutangisi dengan amat sangat.
Yang pernah kupertahankan dengan besarnya perjuanganku,
Namun sia sia,
Semuanya akan pergi dari genggaman kita,
Kalau memang Tuhan tidak mengizinkannya.

Ini yang akan kutulis kali ini.

Setelah kamu pergi,
Setahun lebih yang lalu tepatnya.

Aku menjadi berubah.

Aku menjadi seseorang yang tidak terlalu mengharapkan cinta.

Aku menjadi seseorang yang tidak terlalu mencemaskanmu lagi.

Aku menjadi seseorang yang tidak lagi terlalu mencari-cari cinta.

Aku menjadi seseorang yang tidak terlalu banyak berharap pada orang lain.
Mungkin karena aku takut akan dikecewakan untuk yang kesekian kalinya.

Aku menjadi seseorang yang tidak pernah menangis jika bayangmu tiba-tiba melewati kepalaku dan aku rindu.
Tak seperti dulu yang jika merindukanmu,
Pipi ku akan selalu dibanjiri air mata kerinduanku.

Aku menjadi seseorang yang tak lagi berusaha memperjuangkan orang yang kucintai. Namun aku langsung mundur.
Mungkin karena tepat di hari kepergianmu,
Aku pernah memperjuangkanmu dengan amat sangat.
Memegang tanganmu dengan amat erat,
Tak peduli jika hatiku berdarah-darah.
Dahulu aku pernah sangat berjuang agar kamu tetap tinggal,
Walau kamu mengacuhkan ku,
Menolakku,
Dan tetap pergi berjalan meninggalkanku,
Dengan jutaan air mata.
Aku tertunduk dengan ribuan duri yang kau tancapkan dihatiku yang pernah begitu terluka karena mu juga dulu.
Mungkin aku bisa dibilang pernah gila karenamu.
Pernah mati-matian mempertahankan dan memperjuangkanmu.
Lalu aku ditendang begitu saja dari hidupmu.
Saat aku benar-benar tak mampu kehilanganmu,
Saat aku benar-benar tak mampu hidup tanpamu.
Tatapanku kosong malam itu, air mataku mengalir deras dan aku berteriak.
Memintamu untuk jangan pergi meninggalkanku sendiri.
Aku sudah terbiasa hidup denganmu.
Rasanya sangat indah.
Lebih indah dari hidupku yang tadinya biasa biasa saja.

Ah, sudahlah aku tidak mau mengingat kejadian yang sangat pahit itu.
Biarkanlah berlalu.

Perasaanku juga semakin memudar,
Karena kamu memaksaku untuk melupakan dan rela.

Tapi yang perlu kamu tahu,
Aku hanya masih sedih dan terluka.
Saat ingat perlakuanmu pada waktu itu.
Saat kamu yang tadinya begitu menyayangiku berubah menjadi sangat tidak menginginkanku ada lagi didalam kehidupanmu.

Mungkin kamu lupa,
Kalau aku pernah membuatmu sangat bahagia.
Aku pernah membuatmu menangis tersedu-sedu karena hal kecil.
Aku pernah membuatmu menangis histeris karena aku waktu itu ingin meninggalkanmu.

Maumu apa sebenarnya?
Apa tujuanmu datang ke hidupku hanya untuk menghancurkanku?

Aku lebih memilih untuk tidak pernah merasakan bahagia yang amat sangat saat kamu hadir dan merubah hidupku,
Daripada harus merasakan sakit yang amat dalam karena ditinggalkan olehmu saat aku benar benar membutuhkanmu.

Maaf jika tulisan ini terlalu panjang.
Dan maaf jika aku terbawa perasaan luka ku.
Aku tak bermaksud menulis semua perasaan ku yang telah luka karenamu.

Aku hanya ingin memberi tahu kepadamu,
Kalau aku kini jadi sosok yang agak berbeda dari sebelumnya.

Aku menjadi seseorang yang tidak mau memperjuangkan seseorang.
Karena aku pernah disia-siakan.
Itulah inti dari tulisanku yang sangat panjang dan membosankan ini.

Kini aku bukanlah orang yang menangis tersedu-sedu saat kuingat namamu dan kenangan manis kita.

Mungkin rasa sedih masih ada,
Tapi tak sebesar dulu.
Dulu saat aku baru ditinggalkanmu.
Dan sesak pun ada,
Tapi tak sesesak dulu.
Saat aku baru ditinggalkanmu.

Kini aku hanya merasa dihatiku ada yang kosong.
Karena dahulu kamu pergi.

Tapi aku tak lagi merasakan sedih dan rindu yang begitu hebatnya seperti dulu.

Mungkin aku sudah terbiasa.
Terbiasa hidup tanpamu.

Perihku DitinggalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang