04 | Gincu Merah

30.9K 4K 81
                                    

Sesampainya di dalam mobil Rara, Dira sebagai penumpang langsung menyandarkan punggungnya ke jok mobil Rara. Dira menarik napas lalu menghembuskannya. Mengatur kesabarannya supaya tidak mudah marah meskipun selalu ada setan di sekitarnya.

Mobil Rara berjalan keluar dari parkiran sekolah dan Dira sendiri sudah melepaskan ranselnya dan membukanya. Memgambil sisir rambutnya untuk mengucir rambutnya. Ia mengucir rambut itu menjadi satu dan mengikatnya dengan karet rambut berwarna hitam yang selalu menjadi gelang di tangan kanannya. Setelah rapi, ia mengeluarkan ponselnya, mematut penampilannya melalui kamera depan, cekrek sekali dan menyimpannya di saku seragam batiknya.

"Dir, gue galauuuu," ujar Rara pada Dira saat mobil berhenti di lampu lalu lintas yang berwarna merah.

"Galau kenapa lo?" tanya Dira yang kini tangannya sibuk menekan tombol di audio tape untuk mengganti saluran radio. Mencari saluran radio yang memutarkan lagu asik dan enak didengarkan. Rara lalu bercerita, mengenai masalah gebetannya dan teman satu ekstrakulikulernya, sembari melanjutkan menyetir mobilnya menuju Guardian yang terdapat di dalam sebuah pusat perbelanjaan.

Curhatan itu selesai saat mobil masuk ke area parkiran, setelah berputar-putar dan mendapatkan tempat, mereka berdua langsung turun. Dira dan Rara berjalan beriringan, seragam batik dengan rok span berwarna putih menjadi perpaduan yang cukup modis. Mereka berdua langsung menuju Guardian dan melihat-lihat. Mengitari toko itu sembari sesekali browsing mencari bagaimana review dari produk itu.

Rara kembali ke sebelah Dira yang kini melihat-lihat lipstik lain setelah lipstik yang ia mau tidak ada. Rara sendiri sudah membawa satu botol facial foam dan satu masker bubuk.

"Menurut lo, bagus yang mana?" tanya Dira sembari menunjukkan dua tester lipstik dengan warna jenis nude.

"Coba deh, lo swatch ke tangan lo dulu," perintah Rara yang menyuruh Dira untuk mencoba mengoleskan tester lipstik itu ke bagian permukaan punggung tangannya. Dira menuruti permintaan Rara dan mulai mengoleskan lipstik itu. Setelah dua lipstik itu dia swatch dengan letak bersebelahan, Rara mengamati. Dan menunjuk lipstik yang pertama kali di-swatch oleh Dira.

"Dir, anjir, merahnya cabe banget," ucap Rara saat melihat-lihat lip matte dari merek NYX. Rara langsung mengambil tester-nya dan mencoba mengoleskan ke permukaan punggung tangannya. Dia tertawa sendiri, menunjukkannya pada Dira.

"Gue pakai itu langsung dihujat sama Juna. Bisa-bisa, dia bakal komentar, lo mau pergi sama gue apa mau jadi tante-tante? Err!" tawa Rara langsung meledak. Ia bisa membayangkan bagaimana Juna dengan ekspresi datarnya tapi berceletuk seperti itu.

"Anjir! Gue selalu ngakak tiap lo cerita tentang Juna. Itu orang dari planet mana, sih? Perlu di museum, kan, asli! Langka banget!" Dira menjawab seadanya. Lalu menarik Rara untuk menuju kasir dan membayar belanjaan mereka. Setelah membayar belanjaan masing-masing, Dira mengajak Rara untuk makan. Cewek itu lapar dan ingin makan katsu.

Akhirnya mereka memutuskan untuk makan di Happy Bee's dan Dira memesan platinum boks sedangkan Rara silver boks. Selesai membayar, mereka duduk dan menunggu pesanan datang. Tidak sampai 20 menit, pesanan mereka datang. Dira langsung menyantap makanannya seperti orang tidak makan setahun.

"Dirrr, lo kayak nggak makan setahun sumpah!" komentar Rara saat melihat Dira makan dengan tidak santai.

"Jir, gue laper banget. Lagipula, nggak ada yang peduli juga kalau gue mau makan sambil salto."

"Nggak peduli sih, tapi gue yang kenal lo, malu!"

"Ya udah, gue yang lebih malu aja santai."

Rara memutar bola matanya. Kembali melanjutkan makannya dan tidak mau berdebat dengan Rara yang otaknya lagi dihempas manja karena makanan.

-ooo-

Selesai makan, Dira langsung pergi bersama Rara. Mereka masuk ke dalam toko-toko pakaian atau aksesoris yang bagi mereka menarik untuk dijelajahi. Memang, wanita dan belanja itu hal yang tidak bisa dipisahkan. Begitu juga dengan dua abege itu. Keluar dari toko aksesoris, Dira membeli bando dan gelang yang sebenarnya sedikit tak berguna.

"Pulang yok, Ra," ajak Dira saat melirik jam di layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul setengah enam. Rara mengiyakan permintaan Dira. Mereka berdua langsung berjalan untuk keluar menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil Rara.

Perjalanan pulang, baik Dira maupun Rara memilih untuk diam. Mereka berdua sudah lelah dan ingin segera sampai di rumah. Saat mobil Rara berhasil melewati kemacetan dan sampai di depan rumah Dira, pintu penumpang di sebelah kemudi langsung dibuka. Dira turun dari mobil Rara sembari mengucapkan terima kasih.

Setelah mobil Rara melaju pergi dari depan rumahnya, Dira masuk ke dalam rumahnya dan langsung di sambut orangtuanya saat melewati ruang keluarga. "Udah makan, Dek?" tanya mamanya saat melihat Dira.

Dira menganggukkan kepalanya dan mengurungkan niatnya untuk ke kamar, memilih duduk bersama orangtuanya yang menonton berita.

"Main sama siapa tadi? Juna?" tanya Broto, Papa Dira, orang yang ditakuti Juna karena keberadaan kumisnya. Kumis Papa Dira itu mirip Pak Raden kalau kata Juna. Dan Dira tidak kaget saat Juna bilang begitu, karena dirinya juga berpikir kalau kumis papanya terinspirasi dari tokoh kartun itu.

"Enggak, Pa. Sama Rara." Papa Dira menganggukkan kepalanya. Lalu menanyakan ngapain aja tadi di mal, dan Dira bercerita kepada kedua orangtuanya kalau dia habis beli lipstik yang membuat mamanya ngomel karena lipstik Dira sudah banyak.

"Bibir kamu itu cuma satu! Lipstik banyak-banyak buat apa?" begitu omelnya. Dira sendiri langsung mengeluarkan jurus ngelesnya.

"Kan, itu, Mama pakai juga. Nanti kalau kondangan, kan, Mama juga yang tinggal milih menyesuaikan suasana hati."

"Iya, ya? Ya udah, besok-besok jangan beli lipstik lagi. Orang Mama cuma suka warna yang merah oranye itu." Dira mencebikkan bibirnya. Sedangkan mamanya tertawa kecil lalu melanjutkan menonton televisi. Setelah itu, Dira memutuskan untuk mandi dan langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mengerjakan tugas sekolahnya.

to be continued

tau nggak ternyata bab ini diposting setahun yg lalu dan setahun kemudian direpost. hahaha.

Unexpected RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang