16 | Nonton Bareng

23.7K 3K 515
                                    

Usai membuat puisi dan  Juna membayar pesanan mereka, Dira langsung mengajak Juna untuk pulang.  "Pulang yuk, Jun?" ajaknya yang langsung dibalas gelengan oleh Juna.

"Ya terus, kalau nggak  pulang mau ke mana? Tadi lo ngajak pulang. Gimana, sih?" tanya Dira.  Mereka berdua kini sudah berdiri beriringan untuk berjalan menuju  parkiran.

"Nonton?"

"Hah? Kesambet apaan  lo?" Dira terbengong-bengong mendengar tawaran Juna. Pasalnya, Juna itu  cowok termales buat diajakin keluar atau apapun kecuali yang berhubungan  dengan olahraga. Nunggu ada wangsit atau kepala cowok itu kepentok tembok baru dia mau malam mingguan sama Dira.

Kadang, mereka saja tidak malam mingguan karena alasannya Juna males. Dan kalau Dira marah, Juna pasti akan ngeles, "Udah ketemu lima hari masih belum puas? Pelet gue berarti memang luar biasa!" Dira langsung menabok Juna setelah itu. Dia tidak tahu Juna itu makan apa sampai otaknya bodoh begitu.

Mereka berdua sudah di  atas motor, Dira menyetujui ajakan Juna dan menuruti semua perkataan  Juna sembari menebak-nebak mereka akan nonton apa karena Juna  merahasiakan akan menonton apa dan di mana. Dira hanya pasrah, siapa  tahu Juna berpikir untuk memberinya kejutan, dan dia tidak boleh merusak  acara Juna.

Tetapi, lama-lama, motor  Juna bukan menuju mal tempat biasa mereka nonton, melainkan berhenti di  depan rumah Juna. Dira masih terbengong sampai Juna menyuruhnya untuk  turun.

Sesudah turun, Dira  melepaskan helm-nya, menunggu Juna dan mempertanyakan apa maksud dari  semua ini. "Katanya mau nonton? Kok ke rumah lo?" protes Dira dengan  meraung-raung. Juna pura-pura budek, dia menarik tangan Dira dan  mengajak cewek itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

Rumah Juna nampak sepi. Dan Juna ingat kalau tadi pagi mamanya bilang akan pulang sore karena mau QT alias quality time sama sahabatnya. Juna mengajak Dira untuk ke ruang keluarganya dan menyuruh pacarnya itu untuk menunggu.

"Gue ganti baju dulu. Lo  pilih aja itu DVD di dalem meja," kata Juna sembari menunjuk meja kayu  yang di tengahnya terdapat pegangan untuk membuka pintu kecil. Dira  hanya menganggukkan kepalanya. Matanya melirik Juna sebentar yang sudah  berbalik badan untuk ke kamarnya.

Ingetin besok-besok  buat jangan percaya sama ajakan Juna lagi, ya. Dia mesti kepentok dulu  kayaknya baru ngajak jalan gue dengan cara yang manusiawi.

Dira mendumel di dalam  hatinya mengenai umpan yang Juna berikan namun ternyata hanya fiksi  belaka. Selagi menunggu Juna, Dira mendekati meja itu dan melihat-lihat  koleksi DVD Juna. Ia mengambil rak itu dan membaca tiap judul dari cover DVD tersebut. Sampai akhirnya, Dira menjatuhkan pilihan untuk streaming saja.  Ia mendadak ingat kalau dia mau nonton Train To Busan. Dan tanpa  sengaja, Dira menemukan selembar foto yang membuatnya gemas dan  memotretnya menggunakan ponsel pribadinya.

"Gimana? Udah belum?"  suara itu berhasil mengejutkan Dira. Dira hampir saja terjengkang yang  untungnya ia bisa mengendalikan diri dan tidak jadi jatuh.

"Belum. Ambil laptop lo dong, Jun. Kita streaming aja. Eh, Jun,  lo kecilnya kok ganteng gemes gitu tapi gedenya bikin emosi mulu, sih?"  Dira menyodorkan foto yang ditemukannya kepada Juna. Cowok itu langsung  menerimanya dan menatap fotonya.

 Cowok itu langsung  menerimanya dan menatap fotonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berarti tetep ganteng, kan?" Juna tertawa sebentar. Lalu kembali berkata, "Males. Udah pilih aja yang ada di situ."

"Buruan!"

Mau tidak mau, akhirnya  Juna menuruti perintah Dira. Ia mengambil laptop miliknya dan  memberikannya kepada Dira. Dira langsung menghidupkan laptop Juna dan  menuliskan alamat yang biasa ia gunakan untuk streaming.

Mereka berdua duduk di  sofa, sedangkan laptopnya berada di meja depan mereka. Selama menonton,  Juna terus saja berkomentar yang membuat Dira sebal.

"Begsss!"

"Elah, lari!"

"Lari, oi! Gemes gue!"

Itu semua mengganggu  telinga Dira yang sedang fokus menonton zombie-zombie di hadapannya.  Bahkan, Dira sampai meneteskan air matanya. Juna yang tidak peka,  berkomentar, "Dir, nggak usah nangis!"

"Sedih, Junn," balas Dira yang tangannya sibuk mengelap air matanya dengan selembar tissue.

"Gue matiin asli kalau  lo nangis!" Juna mengeluarkan ancamannya. Dan hal itu membuat Dira  langsung menggelengkann kepalanya karena nanggung. Akhirnya mereka  kembali melanjutkan menonton Train To Busan dengan tangisan Dira yang  tertahan.

-ooo-

HUAAAA.

Tangisan kencang itu berasal dari Dira usai film  yang mereka tonton selesai. Juna yang baru saja kembali dari kamar  mandi terkejut melihat Dira. Ia langsung menghampiri Dira dan menatap  wajah cewek itu.

Bukannya membujuk Dira  agar tidak menangis, Juna malah sibuk dengan ponsel Dira. Dia merekam  kejadian Dira menangis dan mengunggahnya pada instastory milik cewek itu dengan sebuah tulisan di layarnya gila gue kumat maafkan.

Baru setelahnya, ia menenangkan Dira. Ia merangkup wajah Dira dan menghapus air mata cewek itu.

"Udah! Nggak usah drama!"

"Sedih, Junnn."

"Besok-besok, gue nggak ajak lo nonton beginian lagi."

Dira semakin menangis, "Jangaaan! Gue berhenti nangis!"

Meskipun begitu, Dira masih sesenggukkan yang dibiarkan oleh Juna. Sembari meredakan rasa sesaknya, Dira menonton vlog dari beberapa pasangan yang memang sengaja mengunggah cara pacaran mereka.

"Junn, mau kayak gitu,"  kata Dira dengan jari telunjuknya yang menunjuk layar laptop Juna. Di  situ, terdapat adegan romantis yang dipamerkan oleh pasangan vlogger itu. Juna menatapnya sebentar, ikut menonton bersama Dira.

"Udahlah, nggak usah  ikut gaya pacaran mereka. Kita ya kita. Kita punya gaya pacaran sendiri  dan nggak usah ikut-ikut mereka. Lagipula, hubungan mereka itu komersil,  dapet duit. Nah, kita? Duit enggak. Dosa iya."

Dira cemberut mendengar  ceramah Juna yang Dira kira sudah selesai tapi ternyata belum. Juna  kembali melanjutkan ceramahnya, "Jadi, nggak usah ikut-ikut mereka. Lo  boleh nonton. Tapi jangan pernah ikut-ikutan. Gue bukan mereka yang bisa  super romantis karena gua Juna. Juna yang kayak begini."

Dari situ, meskipun Juna  mengomelinya. Dira tahu, Juna sayang padanya. Cowok itu selalu berhasil  membuat Dira jatuh tanpa paksaan. Kalau begini, Dira jadi makin sayang Juna. 

to be continued

  aku bingung mau nulis apaan.  jadi enjoy ya! thanks buat vote dan komennya.

Unexpected RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang