11 | Disamperin Juna

22.1K 3K 128
                                    

Suara ketukan pintu yang Dira dengar membuat cewek itu menebak bahwa pasti itu Rara. Dira memilih untuk langsung membukanya dan setelah benar bahwa itu Rara, Dira pamit ke papanya. Tidak ke mamanya karena ia masih takut kena semprotan maut mamanya.

Dira langsung menghampiri Rara, mereka berjalan keluar rumah menuju mobil Rara. Setelah Rara menekan kunci mobilnya, Dira langsung masuk dan memasang seatbelt. Selanjutnya, Rara menancap gasnya untuk menuju salah satu mal yang terdapat konter McD.

"Ra, gue berantem sama Juna," ujar Dira bercerita kepada Rara. Rara menolehkan kepalanya sebentar, "Lah, kenapa lagi?" tanyanya lalu kembali fokus pada jalanan.

Dira menceritakan kejadian kemarin sampai tadi pagi. Respon yang keluar dari Rara itu sebuah tawa. Rara selalu tidak habis pikir dengan kedua pasangan itu. "Dan sekarang lo masih niat buat mode berantem sama dia?" tanya Rara yang ditanggapi Dira dengan jawaban iya.

"Yeps. Gue sama Juna masih berantem," balas Dira menyudahi percakapan itu. Menikmati jalanan yang cukup padat dan memakan waktu lebih lama untuk sampai ke McD.

-ooo-

Akhirnya mereka sampai di McD yang menjadi satu dengan mal megah ini. Setelah memarkirkan mobilnya secara valet, Rara dan Dira berjalan bersama. Sesekali mereka mengobrol bersama dan menunjuk beberapa toko yang tengah mengadakan diskon.

Di konter McD, Dira memesan dua matcha top, dua fanta dan satu french fries ukuran large. Sembari menunggu pegawai itu membuatkan pesanannya, Dira mengeluarkan uangnya, membayar terlebih dahulu yang nanti akan diganti Rara. Setelah pesanannya sudah siap dan membayarnya, Dira dan Rara langsung memilih tempat duduk yang kosong.

Mereka berdua memakan es krim pesanan mereka dengan lahap. Sesekali mengeluarkan pendapat seperti yang saat ini dilontarkan Dira, "Tetep aja choco top paling debest buat gue." Rara menggelengkan kepalanya. Tidak setuju dengan pendapat Dira.

"Ini enak sumpah! Tapi lebih enak gelato yang waktu itu di Bazar Karnival."

"Nggak, ah! Apaan, orang sedikit! Mahal lagi!" Dira itu memang agak perhitungan. Ya, beda tipis sama pelit. Tapi sekalinya kalau udah kalap, uang jajannya bisa habis dan dia akan pusing sendiri memikirkan mau berjuang hidup pakai apa di kantin sekolah. Dan mostly, uang Dira itu habis buat jajan make up yang membuat mamanya ngomel panjang lebar karena kata wanita itu tidak ada faedahnya Dira belanja seperti itu.

"Handphone lo bunyi, tuh," kata Rara saat mendengar suara ponsel Dira yang tergeletak di atas meja.

Dira membiarkannya.

Dira tahu itu dari Juna karena di layar ponselnya, terdapat nama Juna. Ya, hanya Juna Taruna Bangsa. Tidak ada nama khusus di sana. Dira melanjutkan memakan es krimnya. Kini ada suara denting dari ponselnya. Sebuah pesan masuk.

Tangan Dira terulur untuk mengambil ponselnya. Cewek itu membuka kunci layar ponselnya dan menekan notifikasi pesan itu. Ia membaca pesan dari Juna yang menanyakan keberadaannya. Dira lalu membalasnya lewat LINE karena tidak punya pulsa.

Dira :: di mcd.

Dira mengirimkan lokasinya saat ini pada Juna. Memberikan bukti bahwa dia tidak bohong.

Juna :: gue jemput ya.

Dira :: nggak usah.

Juna :: telat. gue udah otw.

Dira hanya membacanya tanpa berminat untuk membalasnya. "Gue nanti dijemput Juna," ucap Dira memberitahu Rara.

Rara mengangkat satu alisnya, "Katanya lo berdua berantem? Kok malah jalan berdua?" tanya Rara bingung.

"Nggak tahu. Biarin ajalah! Suka-suka dia."

"Alah, suka-suka dia tapi lo suka, kan?"

"Enggak, biasa aja!"

Rara tertawa. Sedangkan Dira cemberut. Setelah itu mereka kembali mengobrol seperti biasanya dengan menikmati sisa makanan yang ada. Sesekali mengamati sekitar yang hari ini cukup ramai ditambah di McD sendiri sedang ada anak kecil yang ulang tahun.

Melihat itu, Dira jadi flashback. Dulu, ulang tahunnya juga pernah dirayakan. Tapi bukan di sini, melainkan di rumahnya. Dan di saat itu, Dira ngambek karena tidak mau ada acara ulang tahun karena bajunya membuat dia gerah.

Akhirnya, mamanya tidak jadi memakaikan gaun itu dan memakaikan Dira sebuah baju dan rok setelah berhasil membujuknya karena Dira sebenarnya maunya pakai celana pendek dan kaos.

Dira pernah menceritakan hal itu kepada Juna. Dan respon Juna saat Dira menceritakan hal itu adalah, "Dulu di kasih gaun aja nggak mau. Sekarang? Pendek-pendek terus."

Dira cemberut saat mendengar hal itu. Memang Juna selalu memberitahunya untuk tidak memakai yang pendek-pendek saat keluar rumah, tapi karena Dira bandel, dia kadang tidak mendengarkan saran Juna dan masih suka pakai celana atau rok pendek.

-ooo-

Juna sudah berdiri dari kejauhan, matanya menatap sekitar di mana Dira berada. Sampai akhirnya matanya menangkap gerakan Dira yang tengah tertawa. Dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku jaket bombernya, Juna berjalan menghampiri dua cewek yang sibuk mengobrol itu.

"Dir," panggil Juna saat sudah sampai di samping meja Dira dan Rara. Cowok itu menyeret kursi dari meja lain karena tempat duduk yang dipilih Dira dan Rara memang khusus untuk dua orang.

Juna meletakkan kursinya di sebelah Dira, "Dari mana lo?" tanya Dira saat melihat Juna begitu rapi tidak seperti biasanya yang hanya menggunakan kaos dan celana jins.

"Habis ngapel cewek gue yang lain," balas Juna yang langsung mendapatkan pelototan dari Dira. Rara yang melihat itu tertawa kecil. Setelahnya, Juna malah mengajak ngobrol Rara. Mengacuhkan Dira yang juga biasa saja meskipun diacuhkan Juna.

"Gue duluan, ya," pamit Rara setelah mengobrol bersama Juna hampir 15 menit lamanya.

"Oke, ati-ati, Ra. Maaf quality time kita jadi hancur gara-gara orang di sebelah gue."

"Sans, lagipula gue juga mau ke McD aja. Duluan, ya!" Rara berjalan menjauh dari mereka setelah pamit. Menyisakan Juna dan Dira yang saat ini duduk bersebelahan. Dengan tangan Juna yang bergerak untuk mengambil kentang goreng Dira dan memakannya.

to be continued

aloha 2018! tag temen kalian coba buat baca cerita ini :p makasih masih setia membaca <3

Unexpected RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang