19 | Nonton Juna

21.2K 2.8K 150
                                    

Hampir dua minggu lamanya mereka masih saling mendiamkan karena permasalahan tawaran Aje. Meskipun saling mendiamkan, Juna tetap setia menjemput Dira karena dalam kurun waktu sampai minggu depan, dia tidak bisa mengantarkan Dira pulang. Alasannya? Juna harus latihan futsal dengan tim sekolahnya untuk melawan SMA Bayangkara di pertandingan antar sekolah nanti.

Selama itu juga, tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya mereka ada konflik karena Dira dan Juna nampak seperti biasa. Apalagi, mereka berjauhan layaknya bukan orang pacaran itu sudah biasa. Ditambah fakta bahwa Juna harus fokus untuk pertandingan semakin membuat orang-orang tidak tahu dan hanya beberapa oranglah yang mengetahui permasalahan itu. Salah satunya Rara.

Dan setelah perdebatan alot itu, Dira tetap pada keputusannya bahwa ia akan menerima tawaran Aje untuk menjadi model di clothing line milik kakaknya. Setelah pertemuan minggu lalu yang diadakan di kafe Toasty Eatery bersama dengan Aje dan Eldo, kakak Aje, sudah diputuskan bahwa modelnya ada empat. Dira sendiri, Aje dan dua orang lainnya yang juga ikut dalam pertemuan itu dimana tidak lain dan bukan adalah teman Eldo di fakultasnya. Yah, semacam anak hits ekonomi di kampus Eldo.

Setelahnya, sudah disepakati bahwa pemotretan akan dilakukan minggu depan. Dan Dira menyetujuinya. Begitu juga dengan model freelance lainnya.

"Dir, tugas lo gimana?" tanya Adi yang kini duduk di depan Dira dan Rara. Adi adalah ketua kelompok tugas biologi mereka.

"Santai, udah kelar. Nanti gue kirim email." Adi menganggukkan kepalanya dan pergi dari hadapan dua orang itu. Rara sendiri kini sibuk mengamati Dira. Menperhatikan bagaimana Dira yang jadi cukup pendiam akhir-akhir ini.

"Lo kenapa, sih, Dir? Kalau kangen Juna ya bilang aja," kata Rara kesal sendiri melihat kelakuan temannya. Rara tahu sesuatu terjadi diantara mereka dan Dira sudah menceritakannya. Menurut pendapat Rara, dua orang itu sama-sama salah. Mereka terlalu egois yang menyebabkan terjadinya kerenggangan dalam hubungan Juna dan Dira.

"Gue sama dia udah baik-baik aja, Ra."

"Serius? Masalahnya, gue lihat kalian enggak baik-baik aja."

"Terserah lo, deh. Gue males bahas Juna."

Rara diam. Tidak membantah lagi ketika mendengar nada suara Dira yang mulai tidak enak. Kemudian, Dira memilih untuk bangkit dari tempat duduknya. Berjalan keluar dari kelasnya untuk menuju kamar mandi seorang diri.

Tanpa sengaja, ia berpapasan dengan Juna yang berjalan bersebrangan arah dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tanpa sengaja, ia berpapasan dengan Juna yang berjalan bersebrangan arah dengannya. Dira menatap Juna lekat-lekat yang berjalan seorang diri. Tubuhnya gatal ingin langsung menyapa Juna seperti biasanya. Namun, Dira menahannya mati-matian. Dira hanya tersenyum kecil pada Juna yang diabaikan oleh cowok itu tanpa membalas senyuman Dira.

Dada Dira rasanya sakit. Bagaimanpun menyebalkannya Juna, cowok itu tidak pernah mendiamkannya seperti ini. Dira melanjutkan langkah kakinya untuk menuju kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, Dira langsung menuntaskan hasratnya untuk buang air kecil. Selesai buang air kecil, Dira kembali menuju kelasnya. Mengikuti jam pelajaran selanjutnya yang sesuai jadwal sekolah yaitu pendidikan kewarganegaraan.

-ooo-

Khusus hari ini, satu hari sebelum pertandingan futsal sekolahnya dengan SMA Bayangkara, Juna medapatkan jatah libur latihan. Cowok itu menyempatkan diri untuk mengantarkan pulang Dira setelah semalam memberitahunya bahwa besok Dira tidak perlu dijemput mamanya karena Juna yang akan mengantarkan Dira pulang.

Juna sendiri sudah menunggu Dira di depan ruang kelasnya. Setelah perang dingin yang mereka alami, Juna menyerah. Ia mau memperbaikinya dan tidak diam-diaman seperti ini lagi.

Juna rindu omelan Dira, teriakan Dira jika sebal, serta ekspresi bahagia Dira. Maka dari itu, khusus hari ini, Juna akan meperbaiki semuanya. Cowok itu menunggu Dira di depan kelasnya, bisa dilihat dari luar, Dira sibuk membereskan barang-barangnya yang berlanjut dengan doa sebelum pulang.

Keluar dari kelas, Dira langsung menghampiri Juna. "Gimana?" tanya Juna yang membuat Dira mengernyitkan dahinya.

"Apanya yang gimana?" Dira bertanya balik pada Juna saat dia tidak menangkap maksud dari pertanyaan cowok itu.

"Ya, sekolahnya?" Dira semakin mengerutkan dahinya. Ia lalu memeriksa dahi Juna. Cowok itu tidak demam.

"Lo kesambet apa gimana, sih?"

"Sial! Gue perhatian malah lo katain kesambet. Ya udah, buruan balik!" Juna meninggalkan Dira begitu saja untuk menuju parkiran. Entah kenapa, Juna jadi salah tingkah sendiri.

Dira mengejar langkah kaki Juna, lalu bergelendot pada ransel abu-abu Juna. "Junaedi, gue mau cerita sesuatu," kata Dira setelah berdiri di samping Juna.

"Apaan?" balas Juna singkat.

Dira menceritakan tentang teman sekelasnya yang diberikan kejutan super romantis oleh pacarnya. Juna hanya mendengus. Merasa cerita Dira tidak bermutu sama sekali.

"Jangan lupa, ya! Lo juga harus kasih gue surprise kayak yang di Instagram gitu. Lo kasih kamar gue balon huruf gitu," ujar Dira antusias membayangkan Juna memberikan kejutan ulang tahun untuknya.

"Iye, entar gue beliin balon huruh H, B sama D doang. Udah."

Dira cemberut. Namun, ia tetap antusias. Setidaknya, Juna ingat itu sudah alhamdulillah. Mereka kembali melanjutkan perbincangan sampai akhirnya duduk di atas motor Juna dan keluar menuju rumah Dira.

"Dir," panggil Juna saat Dira hendak masuk ke dalam rumahnya. Motor Juna emang sudah berhenti di depan rumah Dira.

"Apa?"

"Besok dateng ke pertandingan gue, ya?"

"Oke! Semangat, ya! Lo harus bawa pialanya pulang! Gue bakal ada di barisan paling depan buat teriakin lo," balas Dira seakan tanpa beban. Dira lupa, bahwa besok ia ada pemotretan dengan Aje. Dan tanpa Dira sadari, bisa jadi janjinya pada Juna akan menjadi bumerang untuk hubungan mereka berdua.


to be continued

enjoy! btw maen yok tantangan gitu buat updet bab selanjutnya tp selain goal vote sm komen. apa gitu yg seru. ada ide?

Unexpected RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang